Namun, jika kembali pada beberapa faktor utama untuk menjadi penjaga gawang timnas, maka Wawan Hendrawan lagi-lagi lebih difavoritkan dibandingkan nama-nama di atas. Mengapa?
Secara jam terbang, Wawan sudah sangat teruji. Bersama Bali United Wawan sudah dapat merasakan atmosfer persaingan gelar juara liga dan turnamen dalam beberapa musim terakhir. Bahkan, Wawan juga pernah merasakan atmosfer persaingan di Piala AFC 2018 (kala Bali United finish sebagai runner-up Liga 1 2017).
Berdasarkan pengalaman di level klub yang tinggi itu, maka, Wawan juga memiliki karakter tegas untuk memimpin pertahanan tim. Terbukti di klub Bali United, dia adalah salah satu kapten tim di antara Fadhil Sausu, Stefano Lilipaly, dan Taufik. Artinya, Wawan punya modal yang dibutuhkan timnas; mengoordinasi pertahanan yang ideal dan disegani oleh rekan setim.
Faktor ketiga nan krusial adalah Wawan hampir selalu fit di setiap pertandingan selama dua tahun terakhir ini. Situasi ini sedikit langka bagi kiper Indonesia akhir-akhir ini. Banyak penjaga gawang utama di klubnya masing-masing yang memiliki riwayat cedera dan sakit di kala mereka sedang tampil bagus. Seperti Dian Agus Prasetyo, Abdul Rohim, Satria Tama, Rivky Mokodompit, hingga Andritany Ardhiyasa. Bahkan penjaga gawang utama timnas Indonesia 2016, Kurnia Meiga, sampai saat ini tidak dapat bermain karena tidak kunjung prima.
Kondisi ini tentu perlu diperhitungkan bagi timnas Indonesia, khususnya oleh sang pelatih timnas, Simon McMenemy. McMenemy harus dapat memilih penjaga gawang yang selalu berada di kondisi siap tempur. Apalagi ini masih dalam tahap kualifikasi dan laga pertama. Maka, eksperimen dan membuka kesempatan kepada para pemain Indonesia (untuk memperkuat timnas) masih dapat dilakukan oleh timnas.
Jika memang tidak ingin terlalu berisiko, maka, PSSI dapat memberikan satu laga ujicoba dan di situ Wawan Hendrawan dapat memperkuat timnas (tentunya bermain sejak menit pertama). Di sini, kita akan melihat, apakah dia mampu tampil sebagus saat di Bali United atau tidak. Atau, setidaknya dia memiliki prospek bagus untuk menghadapi timnas Malaysia pasca laga ujicoba tersebut.
Soal siapa yang menjadi lawan, timnas dapat memilih lawan yang memiliki garansi penyerangan yang bagus. Bisa saja mengundang timnas runner-up Piala Afrika 2019, Senegal. Atau timnas Peru yang juga menjadi runner-up di Copa America 2019. Dua tim itu memang bukan jawara, namun jika menilik pada performa mereka dalam turnamen tersebut, Senegal dan Peru adalah tim yang sangat menjanjikan dalam hal penyerangan.
Ditambah lagi, pilihan ini juga mempertimbangkan pada jadwal. Kedua timnas itu sama-sama sudah menunaikan tugas mereka di turnamen konfederasinya masing-masing. Apalagi kedua timnas tersebut juga tidak memiliki jadwal padat seperti timnas-timnas di Asia -di bulan September.
Namun, jika terlalu berat (dalam segi akomodasi) mungkin timnas dapat beruji-coba dengan timnas Selandia Baru. Jarak dan kepadatan jadwal yang tidak terlalu rumit, maka, bisa menjadi opsi yang menarik, karena tidak akan melunturkan kualitas pertandingan juga.
Meski Selandia Baru sebagai "one big team" di Oceania, tim tersebut diprediksi dapat menguji level pertahanan timnas Indonesia. Apalagi mereka adalah langganan Piala Dunia. Maka, tidak perlu disangsikan mengenai kualitas permainan mereka.