Lagi-lagi publik penikmat sepakbola Indonesia merasa bahwa sepakbola Indonesia terlalu didominasi oleh pemain asing.Â
Lalu, disusul dengan pertanyaan klise yang selalu bernada menuntut seperti, ada apa dengan pemain lokal? Mengapa mereka tidak mampu bersaing sengit dengan para pemain asing? Apakah Liga 1 perlu ada sistem baru?
Pemikiran logisnya dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan itu adalah dengan pertanyaan balik; untuk apa pemain asing datang ke Liga 1, jika kualitas bermainnya sama seperti pemain lokal kita? Inilah yang seharusnya perlu ditekankan pada realitas yang terjadi di sepakbola kita dari masa ke masa bahkan sampai detik ini.
Bukan suatu hal yang buruk-buruk amat, ketika sepakbola Indonesia diwarnai oleh pemain asing dan kemudian mereka berhasil meraih kesuksesan di sepakbola Indonesia. Karena mereka dibayar mahal dan melebihi gaji para pemain lokal memang untuk itu. Jika mereka tampil biasa saja, alangkah-baiknya tim tersebut merekrut para pemain lokal terbaik saja, bukan?
Jika memang pada akhirnya ada yang seratus persen menggunakan pemain lokal, apakah kemudian mampu menjamin klub tersebut dapat bersaing sengit di kompetisi yang sepanjang Liga 1? Belum lagi jika kembali digelarnya Piala Indonesia 2019.Â
Pasti akan perlu tim yang besar (banyak pemain) dan struktur pemain di dalam tim tersebut pasti harus memiliki kualitas yang tidak beda jauh. Inilah poin krusialnya, kualitas.
Sepakbola Indonesia perlu kualitas. Bukan hanya sekadar simbolisasi kelokalan saja yang dikedepankan. Namun juga perlu ada kesadaran diri terhadap kebutuhan mengenai kualitas.
Kritikan dan dorongan para pendukung klub-klub sepakbola terhadap para pemain lokal memang patut diapresiasi. Karena, dengan tindakan semacam itu, para pemain juga (pasti) akan berupaya besar untuk dapat mengasah kualitasnya dan membuka peluang untuk dapat bersaing dengan legiun asing. Idealnya memang demikian.
Namun, bagaimana dengan klub-klub yang berhasil mendatangkan pemain-pemain asing yang bergaji mahal, lalu mereka (para pemain asing itu) tidak memberikan sumbangsih besar? Pasti akan sangat rugi. Begitu pula jika pemain-pemain asing itu tidak mendapat kesempatan main yang lebih banyak, maka, keuntungan klub dalam memiliki pemain asing tersebut juga akan kian mengecil.Â
Inilah yang sebenarnya menjadi faktor penting di balik dominasi pemain asing dan biasanya dipikirkan oleh orang-orang yang "menggerakkan" langsung sepakbola tersebut. Masyarakat biasa (seperti kita) pasti hanya mengejar kebanggaan namun bagaimana dengan hukum timbal-balik (dalam roda bisnis di sepakbola)?