Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Salah Ketik yang Dimaafkan akan Menjadi Kebiasaan

13 Juli 2019   18:28 Diperbarui: 24 Januari 2021   21:09 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"No chatting, no day!" ^^. (Pexels/Kaboompics.com)

Inilah yang sebenarnya perlu diperhatikan oleh semua penulis. Tidak peduli seberapa tinggi-rendah kasta kita sebagai penulis. Karena, selama tujuan dalam menulis itu adalah untuk menghadirkan tulisan yang dapat dibaca semua orang (bahkan orang luar negeri), maka seyogyanya dapat meminimalisir hingga menghilangkan kebiasaan saltik.

Bagaimana caranya agar tidak saltik?

Jika sebuah tulisan adalah berupa karya yang memang ditujukan untuk publik, maka jangan pernah mengunggah tulisan tersebut sebelum dibaca minimal dua kali. Sekali dibaca saat sedang menulis dan saat mulai lupa dengan fokus tulisannya. Maka, di situ penulis wajib kembali ke atas membaca tulisannya dari awal dan sebisa mungkin sangat teliti dalam mengamati setiap katanya. Di kali kedua, penulis membacanya ketika tulisan sudah selesai.

Idealnya lagi adalah dibaca kembali untuk kali ketiga. Tepatnya, ketika tulisan itu hendak dipublikasikan. Maka, sempatkan diri untuk kembali membacanya. Selain itu, beri jarak waktu beberapa saat antara pasca tulisan selesai dengan pra-tulisan akan dipublikasikan. Idealnya, minimal 1 jam dan sudah diselingi dengan satu-dua aktivitas yang mungkin dapat sedikit melupakan topik yang sedang ditulis tadi.

Dari situ, akan kembali muncul hasrat untuk membaca tulisan tersebut, dan tentunya akan dibaca dengan teliti. Setelah pembacaan ketiga kali itu, kemungkinan besar tulisan tersebut sudah lolos dari saltik dan layak edar, termasuk jika dibaca teman dari luar negeri. Tulisan itu juga kemudian akan berpeluang dapat diterjemahkan dengan tepat tanpa ada kekeliruan arti.

"No chatting, no day!" ^^. (Pexels/Kaboompics.com)

Jika saltik masih terjadi, maka upayakan untuk mulai membiasakan diri menghindari saltik di dalam kegiatan chatting. Satu hal yang membuat saltik semakin sering terjadi sebenarnya karena rutinitas mengetik kita semakin intensif, dan itu terjadi dengan wujud chatting. Maka dari itu, tekankan prinsip antisaltik sejak di ranah chatting. Memang sulit, tapi jika itu dilakukan secara berkelanjutan, tentunya tidak akan menjadi suatu hal yang berat.

Bagaimana supaya tidak saltik saat chatting?

Latihlah mata Anda untuk terbiasa membaca (secara jeli) sambil menulis. Tentunya juga hindari kesegeraan dalam memencet tombol kirim ketika tulisan itu sudah selesai. Kalau masih hanya sekadar sebaris-dua baris kalimat, maka tak perlu merasa repot untuk membacanya lagi sebelum memencet tombol kirim.

Mungkin efek nonton drama Hareem ya? :D. (Brillio.net)
Mungkin efek nonton drama Hareem ya? :D. (Brillio.net)

Jika pada chatting panjang ternyata ada yang masih saltik. Segera ralat dan jangan lupa untuk minta maaf, baik kepada orang lain maupun kepada diri sendiri. Usahakan pula untuk berjanji tidak mengulanginya. Atau, segera cari cara agar dapat menghindari saltik di kesempatan yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun