Tulisan ini bukan hanya karena untuk mengobati kerinduan dalam mendengarkan lagu-lagu terbaru NOAH. Namun juga untuk menanggapi selentingan kabar heboh tentang dunia percintaan dan pernikahan akhir-akhir ini (mumpung sedang musim pernikahan). Dunia percintaan dan pernikahan memang seringkali bertautan dan sulit untuk dipisahkan satu sama lain. Meski tak bisa dipungkiri juga bahwa tidak semua orang yang saling mencinta kemudian bermuara pada pernikahan. Begitu pula pada pernikahan yang tidak selamanya didasari pada rasa saling mencinta.
Apalagi dunia semakin maju dan semakin menghimpit setiap individu untuk dapat mentas dari kesulitan (kekurangan ekonomi dan status sosial). Sehingga, terkadang pernikahan dianggap beberapa bagian masyarakat adalah salah satu solusi hebat dalam mengatasi permasalahan tersebut. Maka tidak mengherankan jika tahun sudah menyentuh angka 2019 atau 70 tahun lebih pasca kemerdekaan, namun kehidupan masyarakat di Indonesia semakin kembali pada kebiasaan masa lalu. Yaitu, perjodohan dan pernikahan paksa.
Selain itu, terdengar pula adanya kabar tentang peraturan daerah yang mencoba mengesahkan poligami. Sehingga, hal ini mengakibatkan adanya dilematis bagi beberapa bagian masyarakat yang masih sangat memuja kesucian cinta dan hakikat manusia yang hidup berpasang-pasangan. Kesucian cinta biasanya mengarah pada kepemilikan pujaan hati yang dapat membayangi imajinasi seseorang, dan biasanya yang dibayangkan pun hanya satu sosok saja.
Begitu pula pada hakikat hidup berpasang-pasangan yang tertuang pada salah satu surat yang ada di kitab suci sebuah agama. Di situ, kurang lebih terjemahannya adalah manusia diciptakan untuk berpasang-pasangan. Sehingga, laki-laki (pasti) akan bersama dengan perempuan. Jika dirunut dengan istilah pasangan, maka itu terdiri dari satu laki-laki dan satu perempuan. Tidak kurang, tidak lebih. Pas!
Penjabaran tentang cinta dan pernikahan inilah kemudian menjadi pembayangan yang selaras ketika kita mendengarkan lagu yang sedang menjadi perbincangan hangat beberapa waktu ini --khususnya di akhir bulan Juni kemarin. Yaitu, lagu terbaru NOAH yang berjudul Wanitaku.
Sebenarnya, lagu ini sudah mengudara sekitar tahun 2016-an. Namun saat itu masih dalam bentuk reff/chorus saja. Sedangkan, kali ini lagunya sudah berwujud sempurna dengan adanya verse 1, 2, bridge, dan chorus.
Saat itu, reff-nya sudah sangat kental membahas tentang cinta yang menyiratkan adanya harapan dari seorang laki-laki. Yaitu, pengharapan agar hubungannya dengan si perempuan pujaannya dapat bertahan (lagi).
"Apa yang kau cari, wanitaku
Apa yang kau cari
Tempatmu di sini, pujaanku
Tempatmu di sini"
Gambarannya semakin menguat ketika disambung dengan baris terakhir di reff-nya:
"Tetaplah bersamaku,
Tetaplah di sini"
Sekilas, lagu ini dapat menjadi lagu yang tepat untuk didengarkan dan menjadi inspirasi bagi pasangan-pasangan yang sedang dirundung masalah ataupun bisa disebut sedang kurang harmonis. Melalui pernyataan yang sangat gentle-man seperti lirik tersebut, kemungkinan si perempuan yang mendengarnya juga akan berpikir bahwa bertahan bukanlah hal yang buruk ketika sedang terjadi perselisihan.
Apalagi jika masih dalam tahap pacaran, maka perselisihan justru harus terjadi agar kedua pihak tahu bagaimana karakter depan-belakang masing-masing. Karena, terkadang menyukai orang itu juga dapat terjebak di karakter depannya saja. Namun, ketika sampai pada karakter belakang, bisa jadi itu membuat adanya kekurang-cocokan. Dari sinilah, harus ada upaya untuk bertahan sekuat mungkin sebelum perpisahan menjadi keputusan terakhir yang tentunya berat untuk dijalani.
Bagaimanapun perpisahan itu, tetap saja akan memberikan bayangan atau ingatan yang akan sulit untuk segera dilupakan. Sehingga, kemunculan lagu ini juga akan sangat menguatkan suasana kesedihan bagi pasangan-pasangan yang pada akhirnya berpisah. Padahal apa yang dicari bisa saja masih ada di dalam hubungan itu jika mampu bertahan lebih lama lagi.
Karena lagu ini awalnya hanya reff, maka dari pihak NOAH ingin menuntaskan lagu ini ke bentuk yang sempurna. Maka dari itu, diproseslah lagu itu sampai pada akhirnya sekitar akhir bulan Juni, NOAH berhasil meluncurkan lagu Wanitaku dalam bentuk yang utuh.
Lalu, apa yang terjadi ketika mendengar versi utuhnya?
"Kau lakukan yang kau inginkan
Kau tutup matamu dan kau berjalan
Ku terbangun dari lamunan
Dan ku tengelam dalam mimpimu"
Menghayati lirik verse 1 itu, seolah membayangkan bagaimana perpisahan adalah karena keegoan. Hingga pada akhirnya (ketika sudah berpisah) salah satunya larut ke dalam memori yang indah saat masih bersama. Tentunya ini menandakan bahwa salah satu pihak masih ingin adanya keutuhan kembali pada kisah cinta yang mereka pernah rajut bersama.
Hal ini dikuatkan dengan lirik pada bridge:
"Kembali, berputar arah
Pulang padaku
Kembalilah ada aku
Yang bisa memelukmu"
Di sini semakin jelas bahwa ada keinginan kuat untuk membawa pulang kembali cintanya yang pernah pergi jauh. Selain itu, dengan adanya lirik pada bridge ini, kita dibawa pada pemikiran bahwa cinta yang sudah terajut itu bisa berpisah dan juga bisa bersatu kembali jika memang keduanya saling menghendaki.
Meski dari lagu ini, tidak akan pernah ada bagaimana ending-nya selayaknya sebuah cerita pendek atau film. Maka, kita dibebaskan untuk membayangkan sendiri-sendiri seperti apa makna dari lagu ini. Ada yang mungkin beranggapan bahwa lagu ini bisa untuk CLBK (cinta lama bersemi kembali) atau adapula yang menyiratkan adanya cinta sejati yang akan tetap terjaga meski mungkin tidak lagi bisa saling memiliki secara raga.Â
Ada pula yang menyebutnya secara lugas bahwa melupakan sang mantan itu adalah PR yang sulit. Karena, bisa jadi bayangan tentang kenangan di masa lalunya bersama sang mantan masih seringkali muncul.
Satu hal yang pasti, di lagu ini, kita bisa kembali ingat bahwa cinta itu bukanlah hal yang sepele. Bahkan meski itu hanya dimiliki oleh sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara -masih sedang alay bersama.Â
Jadi, coba bayangkan jika cinta itu dimiliki oleh satu orang laki-laki dengan perempuan lebih dari satu. Kira-kira apakah itu akan terjadi? Mungkinkah sampai si laki-laki begitu menggilai dan menginginkan adanya rujukan jika sampai ada perpisahan? Jika misalnya poligami saja bisa dilakukan, maka mencari pengganti bukanlah hal yang sulit, bukan?
Inilah yang membuat lagu Wanitaku bisa mengembalikan pemikiran kita terhadap kesakralan cinta. Bahwa, pada kenyataannya cinta itu masih begitu berat untuk dirasakan jika di antara hubungan tersebut masih sulit untuk menjaga kelanggengan. Bahkan, cinta sejati saja tidak bisa selamanya saling memiliki. Lalu, bagaimana jika hidup seatap namun tak ada cinta?
Tulungagung, 7-11 Juli 2019
Deddy Husein S.
Ingin tahu liriknya? Klik di sini:
Lirik Wanitaku (NOAH). Genius.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H