Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Philippe Coutinho Harus Bertahan di Barcelona

12 Juni 2019   15:39 Diperbarui: 16 Juli 2019   04:58 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Coutinho berselebrasi pasca jebol gawang MU di perempat final Liga Champions. (En.as.com)

Bursa transfer musim panas 2019 sudah terbuka. beberapa pemain dunia sudah berganti kostum demi membela klub yang berbeda. Dua nama yang sudah menyita perhatian publik penikmat sepakbola adalah Eden Hazard dan Luka Jovic. Dua pemain yang sama-sama moncer di Liga Europa musim 2018/19 ini telah resmi menjadi pemain baru di Real Madrid.

Rumor perpindahan pemain tentunya akan terus berhembus kencang. Tidak hanya di La Liga, namun juga di Premier League, Serie A, dan liga-liga lainnya. Sementara waktu ini, kita akan menunggu penuntasan saga transfer pemain yang terus berhembus kencang seperti Antoine Griezmann, Mauro Icardi, hingga Paul Pogba.

Ketiga pemain ini sudah diisukan akan hengkang dari klubnya masing-masing. Bahkan, untuk Antoine Griezmann, rumor kepindahannya dari Atletico Madrid sudah mewarnai pemberitaan sejak bursa transfer musim panas lalu. Ketertarikan Barcelona disebut-sebut selalu ada pada Griezmann apalagi selepas Griezmann membawa Prancis juara di Piala Dunia 2018. Meski demikian, si pemain masih bertahan hingga musim 2018/19 berakhir.

Kini, ketika bursa transfer kembali dibuka, maka nama Griezmann kembali mengisi pemberitaan dalam topik transfer pemain. Lagi-lagi namanya dikaitkan dengan Barcelona. Namun, jika Griezmann benar-benar merapat ke Camp Nou, bagaimana dengan pemain-pemain lainnya?

Salah satu pemain yang akan merasakan dampak kehadiran Griezmann di Camp Nou -jika ini terealisasi- adalah Phillipe Countinho. Pemain asal Brazil ini adalah pemain yang awalnya digadang-gadang akan membentuk trio maut bersama Luis Suarez dan Lionel Messi. Namun, masa adaptasinya di musim pertama sepertinya kurang berjalan bagus bagi eks Liverpool ini.

Bahkan, ketika mantan klubnya sukses menjadi juara Liga Champions, namanya pun dicatut di pemberitaan tentang Liverpool yang semakin menenggelamkan nama Coutinho. Cukup tragis, namun ini bukanlah akhir bagi Coutinho. Seharusnya memang demikian, karena secara usia, Coutinho masih dapat produktif dan dapat berpeluang kembali menunjukkan kualitasnya.

Sehingga, satu-satunya cara terbaik bagi Coutinho untuk menyelamatkan karirnya adalah tetap berada di Barcelona. Mengapa?

Pertama, karena musim lalu adalah musim pertama Coutinho di Barcelona. Artinya, Coutinho harus beradaptasi. Khususnya beradaptasi dengan permainan Barcelona yang tidak akan segera menonjolkan nama Coutinho. Hal ini lumrah, karena di sana masih ada eks rekannya di Liverpool, Luis Suarez. Ada pemain tengah yang terus berupaya tetap menjadi pilihan utama, seperti Ivan Rakitic dan Arthur Melo. Lalu di sayap ada pemain yang mulai digadang-gadang akan menjadi pilar penting bagi Barcelona, yaitu Ousmane Dembele. Terakhir, ada nama Lionel Messi, yang tentunya masih menjadi tokoh utama di klub raksasa Catalan itu.

Ousmane Dembele baru dapat bermain lebih dari 20 kali di La Liga musim 2018/19. (Unosport.tv)
Ousmane Dembele baru dapat bermain lebih dari 20 kali di La Liga musim 2018/19. (Unosport.tv)
Kedua, apa yang terjadi pada Coutinho sama seperti yang terjadi pada Ousmane Dembele di musim pertamanya berseragam biru-merah tersebut. Di musim itu pula penampilannya mendapatkan sorotan bagi rekan setim, khususnya Lionel Messi. Namun, seiring berjalannya waktu, Dembele dapat bermain bagus dan berperan penting bagi permainan menyerang Barcelona yang cepat. Di situ, Dembele mulai mendapatkan tempat dan bahkan menjadi kartu As lainnya bagi Valverde ketika La Blaugrana kesulitan menjebol gawang lawan. Bahkan, ketiadaan si pemain -karena seringkali absen, sering disayangkan bagi rekan setimnya termasuk Lionel Messi.

Apa yang terjadi pada Dembele di musim lalu sama persis dengan apa yang terjadi pada Coutinho di musim ini. Namun, dengan kematangannya, seharusnya ini bukanlah masalah besar bagi Coutinho. Karena, dia sudah tampil menjanjikan ketika bersama Liverpool dalam waktu yang cukup lama---sejak masih ada Suarez hingga tidak ada Suarez. Bahkan, potensi besarnya sudah mulai terlihat sejak dia masih berseragam Inter Milan. Sehingga, musim perdananya bersama Barcelona (seharusnya) bukanlah hal yang patut disesali oleh Coutinho dan Barcelona.

Terakhir atau alasan ketiga yang mengharuskan Coutinho tetap di Camp Nou adalah kemampuan bermainnya. Jika menilik pada permainannya di Inter Milan, maka kita tahu bahwa Coutinho bukanlah seratus persen penyerang. Dia dapat menjadi pemain tengah meski dirinya juga memiliki kecepatan. Namun, jika melihat bagaimana cara dia dapat mencetak banyak gol, rata-rata hal itu terjadi karena dia berada di garis kedua (second line). Sehingga, dia terlepas dari pengawalan pemain bertahan lawan. Di situlah kelebihannya.

Hal ini yang belum begitu terlihat saat dia bermain di Barcelona musim kemarin. Dia terkadang berada di dalam kotak penalti secara dini -seperti penyerang utama- dan kadangkala malah tak terlihat (perannya) karena di area pertahanan lawan sudah penuh dengan pemain-pemain Barcelona lainnya.

Jika ditarik secara garis besar, performa Coutinho di musim ini memperlihatkan bahwa dirinya masih sangat segan untuk tampil lebih lepas. Maklum, karena di timnya ada pemain yang sudah terlebih dahulu menjadi tumpuan utama tim untuk menang (Messi). Tentunya, berperan sebagai pemain yang sejajar perannya dengan Messi cukup sulit. Bahkan, seorang Luis Suarez juga perlu waktu untuk dapat menjadi pemain penting Barcelona, dan untungnya bagi Suarez, Messi tidak akan mungkin mengambil perannya sebagai target-man. Sedangkan bagi Coutinho, dia harus 'berjubelan' dengan Messi untuk berada di antara pemain tengah ataupun penyerang sayap (winger), dan ini sangat berkaitan dengan pemahaman dan penurunan ego untuk tidak terlalu selfish.

Namun, seandainya, Coutinho tidak sabar untuk bertahan di Barcelona, maka, dirinya harus berani memilih untuk tetap di La Liga. Pilihannya memang hanya ada pada Atletico Madrid. Itupun jika Griezmann memang pergi dari Wanda Metropolitano -entah ke Barcelona atau klub lainnya. Namun jika tidak demikian, maka, Coutinho harus rela sedikit 'turun kasta' dengan membela klub Spanyol lainnya yang masih berkompetisi di Eropa. Seperti Sevilla dan Valencia.

Dua klub ini sepertinya akan sangat membutuhkan peran besar Coutinho dibandingkan Barcelona yang masih akan mengandalkan Messi untuk satu-dua musim ke depan. Sedangkan untuk opsi lainnya bagi Barcelona, mereka masih memiliki masa depan dengan Dembele, Malcom, dan beberapa pemain lainnya. Termasuk jika Griezmann benar-benar menjadi pemain Barcelona, maka, Barcelona akan lebih memilih Griezmann. Meskipun secara permainan yang kompleks, Coutinho lebih bagus dibandingkan Griezmann yang hanya bisa fokus menyerang -bukan untuk membangun serangan dari bawah. Sedangkan Coutinho akan lebih mampu melakukannya karena dia pernah menjadi pemain yang berada di setiap permainan timnya saat di Inter Milan maupun di Liverpool.

Jadi, bagaimana Coutinho? Masih ingin pindah?

Tulungagung, 10-12 Juni 2019
Deddy Husein S.

Referensi:
1/2/3/4

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun