Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Prediksi Final UEFA Europa League 2019, Siapakah yang Juara?

29 Mei 2019   17:14 Diperbarui: 29 Mei 2019   17:36 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Final UEFA Europa League 2019, Chelsea vs Arsenal. (Sports.desktopnexus.com)

Inilah yang membuat Chelsea kurang tajam dalam hal penyerangan dan membuat peluang mereka untuk menang dengan menghadapi tim yang menyerangnya lebih bagus---bahkan dengan tim seperti Arsenal untuk musim ini---bisa diprediksi akan kalah. Namun, Sarri rupanya tahu tentang evaluasi tersebut. Sehingga, dia memiliki taktik yang berbeda ketika berada di Liga Eropa.

Yaitu, bermain kolektif dan tanpa Hazard. Hasilnya pun bagus, karena berhasil menempatkan Olivier Giroud berada di posisi top skor (pencetak gol terbanyak) di kompetisi tersebut. Hal ini tak lepas dari kerja sama yang bagus antara, Willian, Pedro, maupun Hudson-Odoi untuk mendukung keberadaan Giroud di depan.

Keberadaan Giroud di lini depan ini dapat diprediksi akan menjadi kartu As terselubung jika Chelsea mampu bermain kolektif nan efektif. Artinya, bola tidak terlalu lama dikuasai oleh satu pemain. Jika hal ini yang dapat dilakukan oleh Chelsea, maka, mereka punya peluang untuk merepotkan Arsenal. Apalagi, lini pertahanan Arsenal cukup kagok untuk menghadapi skema penyerangan dari lawan yang menggunakan bola-bola atas. Sehingga, Chelsea perlu memaksimalkan Giroud.

Sebelum melangkah lebih jauh, tepatnya sebelum membicarakan tentang Arsenal. Maka, di sini akan sedikit dibahas tentang prediksi starting line-up yang ideal dan tidak ideal antara Chelsea dengan Arsenal.

Di kubu Chelsea, Sarri diprediksi akan menggunakan formasi dasar 4-3-3 yang nantinya akan dimodifikasi. Baik itu menjadi 4-1-2-3 ataupun 4-2-3-1. Fokusnya di sini adalah lini tengah yang solid dan kuat berduel serta menempatkan seorang target-man yang jago duel udara, Olivier Giroud.

Lalu susunan pemain idealnya dengan formasi 4-1-2-3 adalah Kepa (GK), David Luiz (CB), Christensen (CB), Azpilicueta (RSB), dan Emerson (LSB).
Di tengah, seharusnya ada Kante (DMF), Kovacic (CMF), dan Barkley (CMF). Di depan, kita akan menjumpai trio Willian (LWF), Pedro (RWF), dan Giroud (CF).
Memang cukup krusial jika tidak ada Hazard sedari awal, namun dengan tidak memainkan Hazard terlebih dahulu, maka, Chelsea di sini akan berupaya mengganggu permainan Arsenal yang ofensif dengan tidak meladeni terlebih dahulu untuk membangun serangan. Artinya, Chelsea harus membiarkan dulu penguasaan bola untuk Arsenal, dan Chelsea dapat memanfaatkannya dengan serangan balik cepat melalui dua winger cepat, Pedro dan Willian.

Namun, jika ada satu-dua pemain yang tidak dapat dimainkan sedari awal, seperti Kante ataupun Kovacic dan Barkley, maka, Chelsea harus memainkan Jorginho, Loftus-Cheek, dan tentunya Hazard. Apabila Hazard bermain, maka, formasinya akan menjadi 4-2-1-3 dengan Hazard menjadi Attacking Midfielder (AMF) mendukung permainan menyerang Chelsea.

Melalui formasi ini, maka, Chelsea akan mengambil alih dominasi serangan meskipun mereka juga akan bersiap untuk mendapatkan serangan cepat dari Arsenal dengan keberadaan Aubameyang dan Alexandre Lacazette.

Jika Chelsea cenderung bermain dengan pakem 4-3-3. Maka, Arsenal akan lebih variatif. Setidaknya, Arsenal akan memiliki kemungkinan memainkan dua pakem dasar di formasinya. Yaitu, dengan 3-4-3 atau 4-4-2.

Melalui dua formasi dasar ini, akan ada modifikasi dengan keberadaan Mesut Oezil yang dipastikan menjadi playmaker sejati di laga pamungkas ini. Hal ini terjadi, karena tidak ada pemain Arsenal lainnya yang memiliki kualitas membangun serangan sebaik Oezil ketika Aaron Ramsey sudah hengkang ke Juventus dan Denis Suarez dipulangkan ke Barcelona.

Kedua pemain tersebut sama-sama meninggalkan Arsenal lebih cepat karena mengalami cedera yang tidak bisa sembuh sesuai target (minimal sepekan sebelum kick-off final). Ditambah pula dengan absennya Henrikh Mkhitaryan yang dikarenakan adanya konflik bilateral antara Azerbaijan (tempat berlangsungnya final) dengan Armenia (negara Mkhitaryan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun