Catat dan rekrutlah mereka sebagai anggota di sebuah balai kreativitas setempat. Balai tersebut bisa berpusat di kota/kabupaten maupun disebar ke setiap desa, kelurahan, maupun kecamatan. Di sana, mereka perlu dididik untuk dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat (lebih bagus jika bernilai ekonomis) dan sebagai timbal-baliknya, mereka diberikan tunjangan yang cukup.
Melalui cara ini, mungkin, pelan-pelan jumlah pengemis di Indonesia bisa berkurang secara bertahap. Memang, terdengar seperti membentuk panti rehabilitasi, namun, di sini kita tidak akan melihat mereka yang masuk di balai kreativitas ini sebagai 'pendosa' melainkan orang yang hendak tersesat, lalu diberikan arahan untuk mencapai titik cahaya yang benar.
Bagi penulis, ini adalah hal yang cukup bagus untuk dicoba. Alih-alih sekadar menangkap para pengemis, merehab sebentar, lalu dipulangkan dan tidak ditinjau-ulang kembali. Percuma. Karena, mereka akan kembali lagi ke lapangan dan akan lebih lihai lagi untuk menghindari upaya penangkapan/razia tersebut.
Jadi, apakah Ramadan masih bisa digunakan untuk bersedekah dengan ikhlas dan tepat sasaran?
Semoga saja demikian.
Malang, 14 Mei 2019
Deddy Husein S.