Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bagai Serigala yang Merindukan Bulan, Persija pun Merindukan Marko Simic

23 April 2019   19:06 Diperbarui: 23 April 2019   19:31 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asa untuk memperpanjang perjalanan Persija di Piala AFC 2019 sepertinya sudah selesai. Hal ini bisa dipastikan, ketika mereka kalah dari Ceres Negros di laga lanjutan fase grup sore tadi (23/4). Bertanding di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta, Persija harus menerima kekalahan 2-3 atas tamunya. Hasil ini tentu menutup peluang Persija lolos dari fase grup.

Ada salah satu faktor yang membuat performa Persija di Piala AFC musim ini kurang maksimal. Yaitu, ketiadaan penyerang produktif selepas absennya Marko Simic karena terkena skandal hukum beberapa waktu lalu. Pilihan striker alternatif pun tidak dapat ditemukan oleh Persija.

Silvio Escobar jelas bukan striker yang diharapkan untuk dapat menggantikan kekosongan lini depan skuad Macan Kemayoran. Begitu pula dengan taktik Ivan Kolev yang menempatkan Bruno Matos sebagai striker seperti di laga Piala AFC hari ini (23/4). Tidak berhasil! Persija kehilangan striker.

Suatu hal yang terlihat aneh, namun ini benar-benar terjadi di sebuah klub besar yang seharusnya tidak boleh terjadi. Membiarkan klub tanpa striker andalan maupun lapis kedua yang mumpuni, jelas akan menjadi batu sandungan jika itu terjadi pada sebuah tim yang harus menjalani kompetisi yang banyak seperti Persija di awal tahun ini.

Terbukti, Persija tidak mampu lolos ke semifinal Piala Presiden 2019 dan gagal lolos dari fase grup Piala AFC. Publik Si Oranye hanya bisa menantikan bagaimana hasil dari pertandingan Piala Indonesia 2018 saat bertemu Bali United (26/4) nanti. Mampukah Persija bangkit dari keterpurukan dan menampilkan permainan atraktif nan produktif?

Sebenarnya Persija bukannya tanpa penyerang ketika Marko Simic absen panjang. Mereka masih memiliki striker legenda, Bambang Pamungkas dan juga ada penyerang baru Heri Susanto. Kedua striker lokal ini menawarkan dua karakter yang berbeda. Bepe (sapaan akrab Bambang Pamungkas) memiliki karakter konvensional sebagai striker yang menunggu bola sodoran ke dalam kotak penalti---termasuk umpan lambung yang menjadi favoritnya. 

Sedangkan Heri Susanto lebih bertipikal sebagai 'driver'. Kecepatan dan teknik individunya sangat dibutuhkan, apalagi jka menghadapi bek-bek besar yang lambat. Namun, keduanya tidak mampu menjalankan peran yang ditinggalkan Marko Simic. Yaitu, mencetak gol.

Produktivitas Bepe menurun karena menit bermainnya semakin sedikit (faktor kebugaran/usia) dan seringkali hanya menjadi penghangat bangku cadangan. Sedangkan Heri Susanto akan lebih 'berguna' jika dijadikan sebagai penyerang bayangan ataupun menjadi penyerang sayap. Bersama Riko Simanjuntak, Heri Susanto akan membuat lini depan Persija sangat menakutkan ketika mendapatkan momentum serangan cepat.

Artinya, tidak ada pilihan bagi Persija ketika mereka tidak bersama Simic. Karena, tipikal Simic adalah 'goal-getter'. Sehingga, permainan Persija akan terlihat komplit ketika mereka tidak hanya mengandalkan kecepatan para pemain sayapnya, namun juga memiliki tujuan yang pasti terhadap 'bola akhir'. Yaitu, bola yang pasti akan mengarah ke Marko Simic.

Memanfaatkan postur tubuh yang ideal (tinggi) sebagai target-man, maka, umpan silang dari Riko, Ismed, dan pemain lainnya akan mampu digapai oleh Simic. Begitu pula dengan postur besarnya, Simic akan dapat menjalankan peran juga sebagai pemantul bola. Sehingga, pergerakan pemain dari lini kedua dapat merangsek masuk ke dalam kotak penalti dan 'boom!' terjadilah gol.

Skema permainan ini yang terasa hilang ketika Simic menepi.
Karena, tidak ada pemain lainnya yang mampu menggantikan peran Simic. Termasuk ketika Persija tidak mampu mendatangkan penyerang baru yang sepadan dengan Simic. Artinya, Persija berada di masa kegalauan. Seperti anak muda masa kini, yang terkadang enggan untuk move-on, tapi juga sedih jika terus-menerus LDR-an. hehehe...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun