Ketika pemain lawan bisa mencetak gol dari luar kotak penalti, itu artinya, lini pertahanan suatu tim tidak mampu memberikan gangguan atau membentuk 'tembok' untuk memblokir ruang tembak bagi pemain lawan.Â
Di gol kedua Lao Toyota (klub lawan PSM) ini dapat menjadi bukti bahwa pertahanan PSM masih kurang fokus untuk mengantisipasi serangan lawan.
Alasan tentang konsekuensi dari permainan terbuka memang bisa dimengerti. Namun, tetap saja, sebagai tim unggulan dalam suatu pertandingan, meminimalisir kesalahan adalah prioritas---di lini manapun (pertahanan ataupun penyerangan). Termasuk di gol ketiga dari lawan yang tercipta dari hasil olahan skill individu lawan.Â
Para pemain PSM seperti tidak berani mengambil resiko untuk mencegah pemain lawan untuk dapat merangsek ke kotak penalti. Padahal ada 2-3 pemain PSM berada di situasi bertahan, namun, tidak ada satupun pemainnya yang berani membuat pelanggaran sebelum bola berada di dalam kotak penalti.
Ini terlihat unik. Mengingat, para pemain di Indonesia cukup dikenal memiliki karakter bertahan yang beringas, alias tidak segan untuk membuat pelanggaran.Â
Namun, hal seperti ini tidak terjadi ketika resiko seperti itu justru sedang dibutuhkan untuk meminimalisir peluang mencetak gol bagi lawan. Unik namun inilah yang terjadi, dan pastinya tim pelatih PSM akan sangat diharapkan dapat mengevaluasi hal ini sebelum PSM harus bertemu dengan lawan yang relatif lebih berat.
Berkompetisi di level kedua Asia, tentu bukan mustahil bagi PSM yang memiliki pemain berkualitas dan sarat pengalaman, seperti Wiljan Pluim, Eero Markkanen, Zulham Zamrun dan Ferdinand Sinaga.Â
Sehingga, patut bagi PSM untuk tidak cepat puas. Apalagi jika harus bertemu dengan tim yang lebih bagus dari PSM. Termasuk peluang untuk bertemu dengan sesama klub asal Indonesia. Yaitu, Persija Jakarta.
Persija yang juga memiliki pemain-pemain yang cukup bagus dan bisa disebut setara bagi PSM---khususnya di lini tengah dan belakangnya---tentu, akan cukup merepotkan bagi PSM jika target mereka adalah juara. Sehingga, laga yang diwarnai 10 gol ini seharusnya bukan puncak dari performa PSM, melainkan 'hanya' salah satu bukti dari kehebatan PSM.
"Di laga selanjutnya, semoga, PSM bisa lebih 'serius' lagi.
EWAKO, PSM!!! Ewako Indonesia!"
Malang, 13-3-2019
Deddy Husein S.