Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pentingkah Memperingati Hari Sampah Nasional?

23 Februari 2019   19:40 Diperbarui: 23 Februari 2019   20:17 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah melakukan tindakan buang sampah pada tempatnya secara berkelanjutan dan sudah menjadi kepribadian/prinsip dasar hidup. Maka, bolehlah untuk memperingati Hari Sampah Nasional. Walau, secara subjektif, hari peringatan ini tidak terlalu penting. Karena, sebenarnya ini sudah bagian dari kodrat hidup era manusia cerdas. Jadi, untuk apa diperingati?

Namun, sebagai bagian dari upaya peduli lingkungan, hal ini perlu. Agar kita masih ingat bahwa kesadaran dalam membuang sampah pada tempatnya itu sangat penting dan perlu diwariskan menjadi budaya* ke generasi muda. *Ilmu budaya akan cukup kuat untuk mempengaruhi pola hidup masyarakat.

Sebagai manusia yang berbudaya dan berakal, sebenarnya melihat hari sampah nasional seperti memperolok diri sendiri. Karena, manusia itu hidup dengan masuk dan keluar. Artinya, secara prinsip ekonomi (ada harga=ada barang) manusia itu hidup dengan ada barang=ada sampah. Sehingga, poin pertama adalah manusia pasti mengonsumsi (tidak hanya berpatok pada kebutuhan makan). Di antaranya adalah mengonsumsi (baca: membeli) pakaian, kendaraan, bangunan (bangunan privat/publik), teknologi, hingga yang pasti adalah makanan.

Artinya, kita pasti mengeluarkan sampah. Sehingga, ketika kita ingin hidup tanpa sampah, itu tidak mungkin. Karena, tanpa mengeluarkan sampah, kita secara halus dilarang untuk hidup. Sama halnya dengan hidup tanpa sampah plastik. Itu sangat susah. Apalagi mahasiswa atau pekerja kelas menengah ke bawah yang harus makan secara praktis (cepat habis=hemat waktu). Sehingga, makan makanan yang berbungkus pasti merupakan pilihan yang tidak bisa ditolak. Apalagi berbungkus plastik.

Sehingga, untuk meminimalisir plastik di zaman yang seperti ini sudah susah. Mau mencari makanan berbungkus daun pisang? Apakah sekarang masih banyak pohon pisang yang ditanam di dekat area pemukiman? Kalaupun ada dan banyak, apakah itu dapat dijadikan komoditas yang dapat disalurkan ke semua daerah (bagi daerah yang sulit ditanami pohon pisang)? Secara mudahnya kita sebut bahwa, apakah jumlah pohon pisang yang menghasilkan daun bahan bungkus makanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan makan setiap orang---dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang meningkat ini?

Dari poin pertama tersebut, kita dapat menyambungkannya ke poin kedua. Yaitu tentang konsep hidup ideal. Kita sangat boleh memiliki ide, mimpi, dan teori terhadap upaya penyelamatan Bumi dari sampah. 

Namun, itu hanya akan meminimalisir kerusakan ekosistem, bukan sebagai penyelesaian yang pasti terhadap permasalahan banyaknya sampah. Karena, dengan melihat kondisi saat ini; pertumbuhan penduduk yang tak terbendung, dan pendidikan yang tidak dipraktikkan dengan baik---ketika sudah menjadi dewasa, adalah faktor penyebab mengapa kita semakin sulit untuk menjaga Bumi---minimal Indonesia---dari bahaya sampah dan sampah plastik.

Sehingga, apa begitu penting kita memperingati Hari Sampah Nasional tanpa adanya praktik yang nyata dari diri sendiri?

Malang, 22-2-2019
Deddy Husein S.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun