Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Be With You" Menggambarkan Cinta dengan Usaha dan Keikhlasan

13 Februari 2019   20:46 Diperbarui: 13 Februari 2019   21:05 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari sana, penonton akan digiring menuju ke tangga konflik. Bersiaplah pada setengah jam/45 menit untuk berpacu pada konflik yang mendasari adanya perpisahan atau perjuangan yang lebih berat lagi. Termasuk, kembalinya keikhlasan yang di sini lebih ke bentuk keikhlasan yang dipaksakan. Berbeda keikhlasan yang ditunjukkan di awal, yaitu, keikhlasan yang berdasarkan keharusan.

Di film Be With You inilah, model/susunan cerita seperti yang penulis jabarkan di atas, dapat ditemukan keunikannya. Walau mungkin, ada film lain yang memiliki gaya alur yang serupa. Namun, berhubung penulis tidak memiliki banyak pengalaman menonton film drama-romance, maka, penulis menetapkan secara subjektif bahwa, film ini adalah film drama-romance yang menarik untuk ditonton. Baik itu bagi yang sangat suka film bergenre demikian atau yang hanya sekedar ingin tahu, seperti yang dialami penulis.

Penggambaran film drama-romance lainnya adalah faktor 'happy ending'. Biasanya, film drama-romantis yang mengisahkan perjuangan sejoli yang sama-sama saling mencintai akan selalu happy ending dengan kebersamaan secara fisik. Namun, di sinilah letak perbedaan film Korea yang berjudul "Be With You" ini. 

Film ini memang tetap menceritakan happy ending, namun, tidak dengan kebersamaan secara fisik---sampai mati bersama/mentok di pernikahan. Film ini justru menceritakan perjuangan dan kemudian keikhlasan (lagi) di akhir cerita. Keikhlasan sebagai puncak dari perasaan cinta yang tidak mengharuskan hidup bersama (fisiknya) selamanya. Suatu hal yang memang akan penonton temukan di dalam film ini, keikhlasan.

Inilah yang kemudian membuat penyuka film action dan sci-fi seperti penulis, sangat jatuh cinta dengan film yang 'mewek-able' ini. Penulis menemukan adanya pembangunan cerita yang cukup komplit dan dibangun dengan perpaduan misteri---bukan horor. Misterinya adalah pertanyaan, "benarkah perempuan yang mirip istri Jeong Woo Jin (So Ji Sub) adalah istrinya yang sudah meninggal satu tahun lalu?"

Misteri yang dimaksud di sini sebenarnya dibalut dengan ketidak-percayaan (secara logika) terhadap kisah yang disuguhkan di awal---mirip premis. Di situ, penonton disuguhkan kisah dari ibu penguin yang berada di 'Negeri/Pulau Awan' akhirnya turun ke Bumi untuk bertemu dengan anaknya (penguin kecil). Kisah penguin ini awalnya terlihat seperti dongeng yang diceritakan oleh ibu kepada anaknya. Namun, ternyata kisah ibu dan anak penguin inilah yang menjadi garis besar dari cerita antara Lim Soo Ah (Son Ye Jin) dengan Jeong Woo Jin dan Jeong Jiho (anak dari Soo Ah dan Woo Jin).

Menariknya (lagi) film ini, bukan hanya sekedar mengisahkan perjuangan cinta sepasang kekasih dari masa sekolah sampai kemudian harus berpisah, demi mengejar cita-cita masing-masing. Namun, film ini juga menggambarkan kisah kasih-sayang di antara orangtua dan anak. Termasuk bagaimana rasanya ketika si anak tumbuh dengan merindukan sosok ibu, dan bagaimana kekhawatiran anak terhadap ayahnya yang ternyata tidak 100% 'normal' (baca: memiliki riwayat penyakit). Sehingga, si anak pun was-was akan ditinggal pula oleh ayahnya, seperti ibunya yang meninggal karena sakit.

arsip pribadi
arsip pribadi
Hal inilah yang menjadi dorongan secara subjektif bagi penulis untuk menilai bahwa, film ini sangat pantas untuk ditonton oleh siapa saja, dari anak usia 7 tahunan, remaja sampai dewasa. Terlepas dari genre-nya. Apalagi bagi yang merasa kehidupannya mengalami hal serupa, tumbuh dan besar dengan satu orangtua (single parent). Maka, penonton yang seperti ini akan dapat menghayati jalannya cerita dari sudut pandang Jiho kecil.

Artinya, dengan suguhan cerita yang sedemikian rupa, yaitu tak hanya mengungkapkan bagaimana perjalanan kisah percintaan antara sejoli---yang ternyata saling mencinta tersebut. Maka, film Be With You ini dapat dijadikan sebagai referensi film yang menggambarkan cinta yang utuh. Cinta yang dimiliki oleh laki-laki, perempuan, dan anak. Cinta yang dapat dimiliki siapapun dan ditujukan ke siapapun.

Harapan kita semua pasti seperti itu, yaitu dapat mencintai seseorang---lawan jenis---selamanya. Namun, selain itu jangan pernah lupakan kecintaan kita terhadap orangtua kita, anak kita, maupun orang terdekat kita yang biasanya selalu mendukung perjalanan hidup kita walau berkali-kali jatuh (memiliki masalah).

Maka dari itu, nikmatilah Valentine day atau hari kasih sayang ini dengan orang yang benar-benar kita cintai. Siapapun itu dan apapun yang terjadi. Karena, mereka sesungguhnya juga akan membalas perasaan kita seperti yang sudah kita tunjukkan ke mereka. Baik secara tersurat maupun tersirat. Jadi, cinta itu sebenarnya tidak sebatas pada hubungan di antara lawan jenis---yang biasanya terpicu juga oleh nafsu/syahwat. Namun, cinta dan kasih sayang di sini bisa berarti pada perwujudan perasaan yang lebih besar lagi dan  abadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun