Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apa yang Menarik dari Debat Capres-Cawapres 2019-2024 Jilid 1?

22 Januari 2019   17:50 Diperbarui: 22 Januari 2019   20:25 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

6. Menurut Prabowo, banyaknya tindak korupsi yang dilakukan oleh orang-orang yang berada di sistem birokrasi, administrasi, dan kepemerintahan/pelayanan masyarakat (seperti dokter atau jaksa misalnya) tersebut dikarenakan nominal gaji yang terlihat kurang. 

Sehingga, membuat mereka (para tersangka koruptor) harus melakukan korupsi karena pendapatannya kurang (dan mungkin tidak sebanding dengan kinerja yang harus dikerahkan secara maksimal). Maka dari itu, Prabowo menjadikan kenaikan gaji atau 'penormalan' gaji sebagai media penahan nafsu untuk korupsi bagi mereka yang berada di kursi-kursi birokrat dan aparat.

7. Melihat latar belakang Prabowo sebagai orang militer sekaligus pengusaha, membuat pendekatan terhadap upaya menyelesaikan masalah adalah dengan pengutamaan tentang kecukupan secara materiil atau ekonomi.

Melihat 7 catatan tersebut, bagaimanakah menurut kita terhadap potensi kepemimpinan dari paslon Prabowo-Sandi?

Poin kelebihan di pasangan ini adalah keseimbangan. Karena, keduanya sama-sama belum pernah menduduki jabatan tertinggi di negeri ini. Walau secara taktik dalam upaya menjadi kandidat kuat, Prabowo lebih berpengalaman. Karena, dirinya sudah beberapa kali berkutat dalam upaya pencalonan. Baik saat menjadi cawapres maupun capres.
Komunikasi keduanya juga dinilai cukup bagus, karena keduanya berangkat dari partai yang sama. Yaitu, Gerindra.

Namun, karena minimnya jam terbang di kursi kepemerintahan termasuk Sandiaga Uno yang malah semakin terlihat 'menjauh' dari kepemerintahan skala daerah bersama (gubernur) Anies Baswedan, yang mana dirinya merupakan wakil gubernur di DKI Jakarta. Hal ini membuat bayang-bayang kinerja Sandiaga kurang teruji dan cukup disangsikan. 

Mengingat pasangannya adalah Prabowo yang kemungkinan akan berupaya berada di garis terdepan untuk dapat terlihat di mana-mana (seperti Jokowi). Sehingga, diperlukan sosok pendamping yang cukup mahfum dalam menyadari porsi kerjanya sebagai pihak yang lebih fasih mengelola internal. Sesuatu yang dilakukan oleh sosok Jusuf Kalla ketika menyadari karakter Jokowi yang cenderung fleksibel dan rileks (dibandingkan SBY).

Ini memang masih debat capres-cawapres 2019-2024 jilid pertama, namun, dari sini, mungkin kita dapat mulai menemukan kisi-kisi tentang masa depan Indonesia selama lima tahun ke depan, entah itu bersama Jokowi-Amin atau Prabowo-Sandi.

Pilih yang mana ya?

Malang,
22 Januari 2019
Deddy Husein S.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun