Masihkah lebih penting berbicara soal siapa golongan terbaik di saat saudara-saudara beda ras, suku, agama, dan lainnya ini sedang merasakan duka mendalam?
Bukankah lebih elok jika, kita sama-sama membicarakan cara untuk membantu para saudara kita yang sedang terkena musibah?
Mereka yang sedang terkena musibah bencana alam itu sama seperti kita. Sama-sama manusia yang terkena ujian. Bedanya, mereka harus merasakan ujian langsung yang mungkin terasa sangat tiba-tiba. Sedangkan, kita yang masih selamat ini, justru sibuk membuat musibah sendiri dengan mengobarkan persaingan menuju kursi-kursi empuk.
Dunia akan semakin tertawa terbahak-bahak ketika melihat rakyat Indonesia terus bertikai, apalagi di laman sosial media. Parahnya lagi, jika itu terjadi karena terbentuknya kubu-kubu yang pro pemerintah saat ini dengan pihak kedua yang sedang mencoba menggantikan posisi pemerintah saat ini.
Indonesia bukan Amerika Serikat, dan negara lainnya. Indonesia adalah negara yang tanpa kekangan, namun sudah mampu menyatukan perbedaan dengan tujuan yang sama. Suatu hal yang tak akan pernah dapat dilakukan oleh negara-negara lain---termasuk negara tetangga.
Artinya, Indonesia sudah terbentuk untuk dapat menyatukan perbedaan, bukan untuk mengumbar segala kebobrokan atas kegagalan pihak-pihak tertentu dalam memahami dan mengimplementasikan apa itu agama, konstitusi, dan hakikat hidup manusia, sosial, dan alam.
Indonesia milik semua warna, dan Tuhan memberikan kode kepada warna-warna itu untuk bersatu, walau dengan suatu hal yang sangat berat; BENCANA.
Malang, 24 Desember 2018
Deddy Husein S.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H