Sudahkah kita ingat apa pesan kedua orangtua kita semasa kecil?
Sabar,
Hormat kepada orang yang lebih tua,
Jaga kesopanan,
Hargai yang lain,
Dan belajarlah lebih giat bukan bermain terus.
Sama seperti kita saat ini; minim belajar, namun banyak aksi digelar tanpa tujuan yang jelas. Mau seperti apa negara ini nanti?
Solidaritas bagus, tapi lihat apa yang mendasari solidaritas tersebut. Apakah baik untuk semua atau hanya untuk pihak-pihak tertentu saja.
Termasuk soal tagar free Uyghur---konteks yang diangkat di Indonesia memang hanya soal hak beragama, namun, ada selentingan fakta bahwa di sana (China) Uyghur ingin berpisah a.k.a separatisasi dari kedaulatan China. Lalu, bagaimana jika itu kita balikkan pada isu free Papua di Indonesia?
Tentu saja misi China juga sama seperti Indonesia. Mereka memiliki peraturan untuk menjaga kedaulatan negaranya, wilayah, dan rakyatnya, dengan cara mereka. Sama seperti kita, menggunakan cara kita, Bhinneka Tunggal Ika untuk menyelamatkan Papua dan wilayah-wilayah lain yang nyaris dicengkeram pihak-pihak luar.
Jadi, apa poinnya?
Mawas diri.
Bercermin pada apa yang pernah kita lakukan, dan di antaranya pasti punya ciri yang menandakan bahwa kita punya cara yang khas untuk hidup. Cara khas yang juga dimiliki oleh orang lain, dan ini akan kembali pada poin-poin di atas.
Salah satunya adalah belajar. Konteks-nya di sini adalah gali terus informasi yang beredar di media massa, dan buka pikiran yang jernih sebelum memutuskan apa yang akan dilakukan.
Ya, begitu.
Semoga bermanfaat....
Malang,
21-12-2018
Deddy Husein S.
Tambahan: