Sehingga kita bisa melihat bagaimana Lionel Messi selalu tahu bagaimana membuka ruang pertahanan lawan dengan memanfaatkan overlapping dari Jordi Alba dan bek kiri ini juga tau apa yang harus dilakukan saat menerima bola tersebut. Selain itu, mereka berani berspekulasi dalam membangun serangan ketika mengalami semacam deadlock dalam upaya membongkar pertahanan lawan. Inilah yang membuat Barcelona masih bisa menakutkan bagi pertahanan lawan.
Sebuah catatan penting lainnya yang menjadi perbedaan antara Arsenal dengan klub asal Catalan ini adalah pelatihnya. Arsenal bersama dengan Arsene Wenger sejak 1996-2018, sedangkan dalam kurun waktu yang sama, Barcelona sudah mengalami banyak pergantian pelatih.Â
Bahkan di era tahun 2000-an, Barcelona pasca populer dengan Tiki-Takanya Pep Guardiola (sebelum pindah ke Bayern Munchen dan Man. City), mereka kemudian pindah tangan ke Tito Vilanova, Gerardo Martino, Luis Enrique, dan kini ditangani Ernesto Valverde. Artinya, Barcelona juga mengalami perubahan, atau mungkin disebut dengan penginovasian terhadap culture tiki-taka dengan gaya permainan yang dibawakan oleh masing-masing pelatih tersebut.
Berbeda dengan Arsenal yang hanya bersama dengan sosok yang sama pada diri Arsene Wenger. Otomatis apa yang terjadi pada sosok tersebut, juga akan terjadi pada permainan timnya. Meski ketika sudah di lapangan, permainan akan lebih bergantung pada keputusan yang terbaik pada masing-masing pemain.
 Namun, mereka tak akan bisa melupakan taktik yang sudah dititipkan oleh pelatihnya---apalagi jika sudah ditanamkan taktik tersebut sejak lama. Artinya, Arsenal semakin menua seperti Arsene Wenger yang kian rapuh dan harus terus bertarung dengan generasi di bawahnya yang tak segan untuk bermain pragmatis namun meyakinkan---dan masih punya enerji yang lebih.
Inilah yang sepertinya dibawa oleh Unai Emery. Menginginkan semangat untuk menggempur pertahanan lawan dengan berbagai cara.
Arsenal memang masih tak kehilangan banyak penguasaan bola di sebuah pertandingan. Namun, mereka menguasai bola bukan untuk dijadikan statistik permainan belaka, melainkan selalu diharuskan bahwa bola tersebut dapat dibawa ke pertahanan lawan bagaimanapun caranya dan apapun yang dihasilkan. Jika dapat menghasilkan gol berarti itu telah sesuai ekspektasi. Namun jika hanya menjadi peluang, itu juga sudah baik---setidaknya mereka dapat meneror secara pasti pertahanan lawan.
Dari sanalah kita bisa mulai mengetahui perbedaan filosofi bermain dari Arsene Wenger ke Unai Emery. Permainan Arsenal menjadi lebih berani mengintimidasi pertahanan lawan dan mampu membuat gelora penyerangan menjadi atraktif dan penuh enerji.
Bahkan, permainan Arsenal saat ini juga diakui pelatih rival sekota, Mauricio Pocchetino. Pelatih Spurs ini mengatakan bahwa permainan Arsenal lebih fresh, dan ini bisa diartikan bahwa permainan Arsenal jauh lebih dinamis dan penuh semangat untuk menggempur pertahanan lawan---mencari gol sebanyak-banyaknya. Bahkan Emery sempat mengatakan bahwa dirinya lebih menyukai kemenangan dengan skor 4-5 dibandingkan 1-0. Bisa diartikan bahwa Emery menginginkan adanya keberanian para pemainnya dalam menyerang dan menghasilkan kemenangan di akhir---banyak pertandingan yang dijalani Arsenal dengan ketertinggalan terlebih namun di babak kedua mereka berhasil come back.
Kita bisa melihat bagaimana kemenangan Arsenal di Derby London Utara dengan Tottenham Hotspur di akhir pekan lalu adalah dengan cara yang fantastis. Tertinggal 1-2 di babak pertama, namun berhasil mencetak 3 gol di babak kedua yang kemudian membuat skor akhir menjadi 4-2 dan Arsenal menjadi pemenangnya. Sekaligus membuat Arsenal berhasil menggeser posisi sang rival sekota di papan klasemen sementara.
Di pertandingan ini pun para penikmat bola disuguhkan dengan permainan yang menarik, bahkan terlewat menarik di kala pertandingan juga diwarnai dengan hujan cukup deras di babak kedua yang membuat lapangan seringkali membuat pemain tergelincir. Bagi pendukung tuan rumah, mungkin perasaan was-was terhadap kekalahan mulai menghantui. Begitu pula dengan naik-turunnya emosi saat pasca gol tim tamu melalui Dier yang juga melahirkan kisruh di antara pemain Arsenal dan Tottenham Hotspur di tepi lapangan---di babak pertama.