Menelaah keberadaan Game
"Game: teman sekaligus musuh?"
Sudah banyak sumpah serapah yang dialamatkan pada game, baik itu game di smartphone  (hp) maupun personal computer (pc). Bahkan game di warung internet (warnet) sampai detik ini masih belum sepi peminatnya.Â
Kebanyakan orang yang menjauhi game adalah orang tua ataupun orang yang hidupnya sudah penuh dengan kesibukan yang lebih berarti daripada duduk dan mengomel ngalor-ngidul sambil asyik memainkan game kesukaannya---tak hanya pekerjaan, olahraga, dan hal-hal lainnya yang harus dilakukan dengan kesukaan.Â
Bermain game nyatanya juga mengharuskan kita untuk memilih permainannya berdasarkan kesukaan. Karena intuisi untuk dapat menilai sesuatu hal selalu dimiliki dan digunakan oleh manusia kapan pun dan termasuk saat harus bersama game.
Lalu, apakah game itu seperti kata orang-orang yang jauh terhadap game, bahwa game itu memberikan banyak dampak negatif daripada positifnya?
Pertama, game hadir sebagai bagian dari kebutuhan manusia, yaitu hiburan---sesuatu yang sangat dibutuhkan manusia. Membangun perasaan senang dan melupakan perasaan sedih, bahkan bisa sedikit mengusir kecapekan. Walau bermain game terkadang juga malah dapat menguras tenaga dan pikiran. Namun, game hadir sebagai sesuatu yang berbeda dibandingkan hal lainnya.Â
Game hadir untuk mereka yang 'ikhlas' meluangkan waktunya untuk bermain game. Sehingga, tak ada yang bakal mengeluh (selain mengeluh kekalahan) setelah bermain game. Kalau ada yang mengeluh, tentu dia akan sedikit malu, karena dia bermain game adalah untuk kesukaannya sendiri, bukan untuk orang lain. Artinya konsekuensi bermain game harus ditanggung penuh oleh pemain game tersebut.
Kedua, game bisa menjadi media alternatif sebagai penghilang kepenatan. Bahkan terkadang game dapat bertindak seperti buku yang ketika membacanya perlahan namun pasti akan dapat menghadirkan rasa kantuk (otak menjadi rileks), sehingga setelah main game, suatu hal yang sangat cocok untuk dilakukan adalah istirahat.Â
Walau ada juga yang setelah bermain memilih untuk makan. Ada juga yang setelah bermain game, pergi mandi---kalau ini tipe gamers (pecinta game) yang peduli dengan kebersihan dan kesehatan.
Selain itu (ketiga), game bisa dijadikan sebagai media berinteraksi dengan orang lain yang memang kebetulan juga menyukai game. Siapa yang menolak kesempatan untuk bertemu dan berteman dengan sesama gamer (pemain game)? Hal ini tentu tak beda jauh dengan seorang penyuka baca buku lalu bertemu dan berkenalan dengan pembaca buku lainnya di perpustakaan, dan kemudian keduanya akan berteman lalu menjadikan buku sebagai bahan perbincangan.Â