Mohon tunggu...
Awam Bicara
Awam Bicara Mohon Tunggu... PNS -

Orang awam yang masih harus banyak belajar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Berterimakasih pada Seorang Rocky Gerung

13 April 2018   18:08 Diperbarui: 13 April 2018   18:10 1206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Simak baik-baik:

"Saya mulai pelan-pelan buat nyari cara, asal usul dari masalah ini adalah fiksi atau fakta, dan itu sebetulnya permulaan yang buruk, karena saat kita sebut kata fiksi dikepala kiita adalah fiktif, fiction itu adalah kata benda selalu ada pengertian literatur di dalam kata fiksi, karena diucapakan di sebuah forum politik, maka dia dianggap sebagai buruk,"

"Fiksi itu sangat bagus, dia adalah energi untuk mengaktifkan imajinasi, itu fungsi dari fiksi, dan kita hidup di dunia fiksi yang lebih banyak daripada di dunia realitas, fiksi lawannya realitas bukan fakta,"

"Fiksi lawannya realtias bukan fakta, jadi kalau anda bilang itu fiksi dan kata itu menjadi penyoratif, jadi anda tidak memperbolehkan anak anda membaca fiksi karena sudah dua bulan ini kata fiksi sudah menjadi kata yang buruk,"

"Kitab suci itu fiksi bukan? siapa yang berani jawab,"kalau saya berbicara bahwa fiksi itu adalah imajinasi, kitab suci itu adalah fiksi, karena belum selesai,belum tiba, babat tanah jawi itu fiksi,"

Jadi ada fungsi dari fiksi utnuk mengaktifkan imajinasi untuk menuntun kita berpikir untuk lebih imajinatif, sekarang kata itu dibully oleh politisi.

Kemudian, ada yang mempertanyakan soal fiksi yang dapat menjadi tumpuan prediksi.

"Lebih dari itu, bahkan bukan untuk prediksi bahkan untuk destinasi, anda percaya pada fiksi dan anda dituntun oleh kepercayaan itu, bisa tiba, nggak bisa tiba, itu fungsi kitab suci, anda percaya kita suci, mengapa anda abaikan sifat fiksional dalam kita suci, kan itu belum faktual dan belum terjadi, dan anda dituntun oleh dalil dalil kita suci bukan secara prediksi, saya akan terangkan itu supaya kita punya stok argumentasi sebelum disesatkan oleh pembullyan politik, maka saya pastikan fiksi itu baik, yang buruk itu fiktif, bisa bedain ngak, itu diada-adain, kalau saya bilang kitab suci itu fiktif, besok saya dipenjara itu, kalau saya bilang itu fiksi, karena saya berharap terhadap eskatologi dari kitab suci,"

"Kenapa anda takut kata fiksi itu diucapkan untuk kitab suci, karena kata fiksi itu dibebani sebagai kebohongan, seolah fiksi itu bohong,

"Fiksi adalah energi yang dihubungkan dengan telos, dan itu sifatnya fiksi. Dan itu baik. Fiksi adalah fiction, dan itu berbeda dengan fiktif,"

Dirinya juga mengungkapkan makna telos yang dalam bahasa Yunani yang memiliki arti akhir, tujuan ataupun sasaran.

Rocky kembali menekankan bahwa fiksi adalah baik, sedangkan yang buruk adalah fiktif.

Ia lantas mengambil contoh Mahabharata dimana menurutnya Mahabharata adalah fiksi namun bukan fiktif.

Fiksi itu kreatif sama seperti orang beragama yang terus kreatif dan menunggu telosnya.

"Anda berdoa, Anda masuk dalam energi fiksional bahwa dengan itu Anda akan tiba di tempat yang indah," ujarnya menjelaskan.

Rocky menambahkan, dalam agama, fiksi adalah keyakinan. Dalam literatur, fiksi adalah energi untuk mengaktifkan imajinasi.

"Lantas bisakah fiksi itu disebut keyakinan, bisa di dalam agama fiksi itu adalah keyakinan, di dalam lietarur, fiksi adalah energi untuk mengaktifkan imajinasi, kimianya sama, orang berdoa dan baca novel sama, di dalam tubuh sama, jenis hormon yang diproduksi sama, jadi itu pengantar kekacauan publik yang dibuat politisi itu,"

Itulah kata kata yang diucapkan oleh Rocky Gerung ketika diundang di acara ILC TV One.

Dari yang dijelaskan oleh RG, dan dengan mengartikannya sebagai orang awam, saya berterimakasih kepada RG. Mengapa?

Karena beliau telah membuka mata saya tentang makna dari sebuah "kata". Jika saya ditanya, apakah saya tersinggung dengan ucapan RG tersebut, saya berpendapat tidak. Karena apa yang dikatakan RG itu, menurut apa yang dia dalami; ilmu filsafat.

RG telah menjelaskan definisi dari fiksi tersebut menurut apa yang diketahui dan diyakininya, bahwa fiksi itu untuk merangsang daya imajinasi kita. Dan kitab suci, adalah cara tuhan agar kita bisa menggunakan akal dan daya imajinasi kita.

Dalam agama Islam sendiri, kitab suci Al Qur-an itu berisi tentang perintah dan larangan, fakta masa lampau (sejarah), yang terjadi saat ini (realita), dan tentang ramalan masa depan. Selain itu, Al Qur-an juga berisi tentang ilmu pengetahuan.

Al Qur-an menjelaskan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lalu, kisah kisah nabi dan rosul, atau kisah suatu kaum

Dan dalam hal ini, Al Qur-an menjelaskan fakta, yakni fakta yang telah terjadi di masa lampau yang kita sebut dengan sejarah.

Al Qur-an juga menjelaskan tentang suatu kejadian yang akan terjadi dimasa depan, seperti tentang cerita bangsa persia (penyembah api) yang menang melawan romawi (kristen) dan kemudian Al Qur-an menjelaskan bahwa bangsa romawi kemudian akan menaklukan persia, dan ramalan ini terjadi.

Disini fiksi itu digunakan, kaum muslim saat itu dibilang berimajinasi oleh orang-orang kafir, karena mana mungkin romawi bisa menang melawan persia yang pada saat itu adalah salah satu negara paling adidaya, sebuah bangsa besar.

Sedangkan pendapat saya tentang apa yang dijelaskan RG tentang kitab suci itu fiksi, adalah seperti saat saya berimajinasi, membayangkan apa yang akan terjadi pada saya nantinya ketika saya mengingat ingat akan dosa-dosa yang telah saya perbuat.

Atas daya imajinasi ini, timbul rasa takut kepada tuhan, rasa bersalah, hingga saya sampai tidak berani untuk keluar dari kamar, rasa ingin lari dan bersembunyi.

Tapi saya sadar, bahwa saya tidak mungkin bisa bersembunyi (dalam imajinasi saya), karena itu saya semakin takut dan pada akhirnya saya memohon, meminta ampun, dan bersujud supaya tuhan mau mengampuni semua dosa saya, dan melupakan kesalahan-kesalahan yang telah saya perbuat, sehingga saya bisa mendapatkan rahmat Nya.

Imajinasi yang berkembang dalam hayalan saya adalah tentang rasa takut akan azab tuhan yang pedih yang akan menimpa saya nanti, jika saya tidak mendapatkan ampunan dari tuhan.

Sehingga dengan begitu, saya akan selalu ingat, dan akan selalu kembali kepada tuhan, jika saya melakukan kesalahan, serta ingat (berimajinasi) akan semua kesalahan yang telah saya perbuat, sehingga saya tidak akan melakukannya lagi.

Tuhan juga menjelaskan tentang nikmat yang akan diterima oleh hambanya yang taat, yakni surga, dimana dengan membayangkan (berimajinasi) akan mendapatkan surga, keindahan, kenikmatan hakiki yang akan didapat, maka akan mampu membuat saya selalu ingat kepada tuhan, selalu berbuat sesuai dengan perintahnya dan menjauhi segala larangannya

Begitulah saya mengartikan, mengambil kesimpulan dari definisi fiksi yang dikatakan RG, bahwa untuk meningkatkan daya imajinasi.

Al qur an juga menjelaskan tentang berbagai ilmu pengetahuan (science).

Kitab suci alqur an dalam menjelaskan tentang ilmu pengetahuan tidak lah seperti yang kita terima di bangku sekolah atau kuliah, namun lebih bersifat membangkitkan pikiran kita, lebih bersifat agar kita lebih menggunakan akal lagi, lebih berimajinasi.

Seperti contohnya tentang alam semesta (angkasa), tentu waktu al qur an diturunkan, tidak ada alat teleskop yang secanggih sekarang, maka pada saat itu manusia menggunakan imajinasinya dalam mengartikan ayat2 suci tentang ilmu pengetahuan tentang alam semesta

Dengan daya imajinasi itu, manusia menjadi lebih giat lagi menggunakan akal dan pikirannya sehingga terciptalah teleskop, roket, dan lain sebagainya.

Saya jadi ingat dengan salah satu ayat didalam Alkitab (Injil) Gospel Yohanes (12) - (13) - (14)

"(12) Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. (13) Tetapi apabila la datang, yattu Roh Kebenaran, la akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab la tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya ltulah yang akan dikatakan-Nya Clan la akan memberitakan Kepadamu hal-hal yang akan datang. (14) la aKan memuliakan Aku, sebab la akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."

Umat Islam percaya, bahwa "Roh Kebenaran" yang dimaksud Roh kebenaran itu akan datang seseorang yang akan memimpin suatu kaum ke dalam seluruh kebenaran itu adalah Nabi Muhammad SAW.

Jadi jelas, karena manusia juga proses dalam meningkatkan akal dan daya imajinasinya, seperti halnya semua didunia ini memiliki prosesnya sendiri.

Karena kita sebagai makhluk hidup selalu ada permulaan dan pengakhiran, sama saja seperti apa yang telah Allah perbuat sehingga kita jadi seperti ini. Seperti pada waktu lahir dan saat berusia anak anak kita masih tidak bisa berbuat apa apa hanya bicara "a" tertawa menangis, atau apapun yang menjadi permulaan.

Sama hal nya saat ini, Kita di atur untuk menjadi manusia yang membutuhkan proses. Kita ini butuh proses, menurut saya Allah SWT membuat proses proses ini agar kita tahu bahwa hidup ini tidak instant dan butuh proses, agar kita bisa mengambil pelajaran dari semua ciptaan Allah didunia ini, dan menggunakan akal pikiran serta daya imajinasi kita, sehingga kita menjadi hamba Nya yang lebih bertakwa.

Kita mati saja butuh proses, berfikir butuh proses, dan segala hal juga butuh proses! Karena itulah kita diciptakan dengan diberikan akal, untuk berfikir dan berimajinasi, serta dengan begitu kita dapat berikhtiar dan tentu saja dengan tetap mengikuti ajaran sunnah dan rasulnya agar kita tidak tersesat.

Akan tetapi, tentu saja jika RG tidak menjelaskan defenisi fiksi yang ia maksud, saya akan tersinggung, apalagi apabila ia secara langsung menunjuk kita suci saya: Al Qur an.

Namun sekali lagi, seharusnya kita berterimakasih kepada RG.

RG menjelaskan kata Fiksi yang ia maksud, kata fiksi yang dilawankan dengan realita, bukan dengan fakta. Fiksi tidak sama dengan fiktif, fiksi itu baik sedangkan fiktif itu buruk, karena fiktif itu bohong.

Jadi, (menurut saya) mengapa saya mengatakan harus berterimakasih kepada RG?

Adalah karena RG menyuruh kita untuk berpikir lebih kritis lagi, lebih banyak membaca lagi, lebih banyak belajar, seperti yang telah dijelaskan dan diperintahkan didalam Al Qur-an itu sendiri:

"Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qolam (pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS. Al 'Alaq: 1-5).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun