Mohon tunggu...
Deddy K. Sandi
Deddy K. Sandi Mohon Tunggu... -

Orang kecil, tidak suka politik, senang membaca dan belajar I'm Dyren97@gmail/yahoo/hotmail/skype/crawler/4shared/twitter/youtube/aol.. etc

Selanjutnya

Tutup

Drama

Cinta Bagai Setangkai Edelweis Ketika Angin Berhembus [ECR#4]

26 Juli 2012   03:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:36 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Kompasianer Ariyani Na

Lebih dari setengah jam, El menemani Firman. Sementara Asih, Mahar, Acik dan Ranti, telah berkumpul dengan bunda Yety, bunda Enggar, serta beberapa warga yang kebetulan hari ini hendak menjenguk Firman.

Asih menarik tangan Mahar, dan mengajaknya ke taman rumah sakit, yang agak jauh dari kamar tempat Firman dirawat.

"Mahar..., apakah engkau benar-benar mencintai mas Firman, seperti yang engkau sampaikan dulu di Kantor Desa?" tanya Asih dengan sungguh-sungguh

"Iya mbak, entah mengapa saya mencintainya. Saya pun yakin mbak mencintai mas Firman, bahkan mungkin melebihi cinta saya padanya" Mahar menjawab dengan tenang, matanya memandang Asih, mencoba membaca apa yang ada di pikiran Asih.

"Bila mas Firman memilihmu, aku yakin dia tidak salah. Engkau menjaganya dengan setia dan iklas. Terimakasih telah menjaganya dengan baik Mahar", Asih mengutarakan isi hatinya, air matanya tampak mulai membasahi pipinya, tampak pergolakan perasaan dan kedewasaan berpikirnya.

"Mbak Asih..., selama ini tidak ada yang tahu siapa sebenarnya orang yang dicintai mas Firman......, kalau pun itu mbak Asih...., Mahar juga iklas, karena keteguhan mbak Asih mencintai mas Firman. Semua warga sudah tahu mbak. Mahar minta maaf ya mbak..." Mahar pun larut dalam kecamuk dalam hatinya.

Kedua wanita yang telah matang pemikiran dan kedewasaannya ini pun larut dalam perasaan dan kegundahan masing-masing. Tak banyak yang mereka ucapkan, selain menangis dan mencoba saling menenangkan.

################*************################

"Mbak Asih...., eh... maaf.. ada apa ini ??. Eh.. anu mbak maaf, mas Firman ingin bicara dengan mbak Asih dan mbak Mahar" tergopoh-gopoh El berlari mendekati Mahar dan Asih di taman Rumah Sakit.

Sambil berjalan cepat, Asih dan Mahar tampak sibuk membersikah wajahnya, mereka tidak ingin Firman tahu bekas air di wajah mereka.

Firman, tampak sangat gembira, wajahnya cerah dan selalu tersenyum melihat warga yang membesuknya. Warga Desa Rangkat pun mengikuti peraturan rumah sakit, sehingga diruangan Firman tidak nampak terlalu banyak orang. Walaupun kamar Firman luas, tetapi warga dapat tertib dan mengutamakan ketenangan Firman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun