Mohon tunggu...
Deddy K. Sandi
Deddy K. Sandi Mohon Tunggu... -

Orang kecil, tidak suka politik, senang membaca dan belajar I'm Dyren97@gmail/yahoo/hotmail/skype/crawler/4shared/twitter/youtube/aol.. etc

Selanjutnya

Tutup

Drama

Cinta Bagai Setangkai Edelweis Ketika Angin Berhembus [ECR#4]

26 Juli 2012   03:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:36 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

El, memberi isyarat pada kang Inin, Acik, mas Halim, Cupi, Sekar dan Bocing untuk keluar ruangan, sementara bunda Yety,  bunda Enggar dan Mommy mengikuti El dari belakang bersama Mahar dan Asih.

Sejenak suasana hening. Beberapa kali Firman mengambil nafas panjang, menunduk dan memperhatikan wajah semua yang dikamarnya.

"Mahar..., aku tahu apa yang engkau sampaikan saat aku tertidur, meski bagai suara dalam mimpi, aku yakin itu tulus dari hati yang bersih. Terimakasih atas perhatian dan ketulusan mu" Firman memulai pembicaraan dan menatap Mahar dengan teduh.

Mahar hanya mematung, dan dapat merasakan ucapan jujur dari Firman yang ditampakkan dari sorotan matanya yang teduh.

"Adalah orang bodoh yang menolak rasa cinta dan sayangmu Mahar. Dan aku bukan termasuk yang bodoh" lanjut Firman, tetapi kali ini pandangannya tertunduk.

Bunda Enggar, bunda Yety, Mommy memandang Mahar dan Asih bergantian dengan perasaan tegang. Sementara El, hanya bisa diam dan bingung melihat ketenganan di ruang itu.

"Saya yakin, tas saya telah dibuka. Benar bukan Mom?" tanya Firman sambil tersenyum ramah pada Mommy

"Iya mas... Mommy, mbak Enggar, dan Dorma yang membukanya, kami hanya mengambil dokumen yang kami rasa diperlukan Rumah Sakit" Mommy menjawab, sambil duduk disamping tempat tidur Firman.

'Terimakasih Mommy. Saya mohon maaf telah merepotkan Mommy dan warga Desa" Firman berkata dengan nada merendah.

"Ada map kecil dari plastik dengan tulisan warna kuning diluarnya. Itu untuk mbak Asih. Dan satu lagi satu surat yang kusut, itu titipan dari sahabat saya, untuk bunda Enggar. Tolong diberikan pada mbak Asih dan bunda Enggar ya Mom" lanjut Firman, dengan suara yang berat, menahan emosi kesedihan dan bingung.

"Mas Firman.., istirahat saja dulu, kita bisa bahas nanti kalau mas sudah sehat, dan bisa kita bicarakan di Desa", bunda Yety mendekat hingga tubuhnya bersandar pada tempat tidur sebelah kiri Firman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun