Seperti biasa, Firman beristirahat di kios Bakso mas Fahmi. Dia lalu menghitung berapa surat lagi yang harus diantar pada warga. "Acik, mbak Asih, Dorma, Demini Rose, Bocing alias Erwin, El Hilda, Pak RW Edy, Â pak Hikmat, mas Halim, pak Kades Hans, mbak Jingga, Mommy, Pongky, Pak RT Ibay, Rizal Repotter, Selsa, Sekar, Uleng, Pak Windu, Yeni, Yulianti, pak Yayok, Zwan, kemudian Firman berhenti sambil mengernyitkan dahi. "Hah.. Inin ? mbak Asih..., bagaimana kabarmu?" sambil membatin Firman terdiam memandang tiga sampul surat yang dipegangnya, Â nama Asih Suwarsy berada ditumpukan paling atas.
Perlahan dibaliknya susunan surat ditangannya. "Mahar" setengah berbisik dibacanya nama yang tertulis disampul surat itu
"Eh... mas Firman, kenapa melamun begitu. Nyelipin surat cinta buat Mahar dalam tumpukan surat ya ?" tegur mbak Enggar mengagetkan Firman "Oh..eh.. Enggak mbak Enggar.. ini.. anu..., menghitung berapa surat lagi yang harus diantar hari ini" nampak sangat gugup Firman mendapat teguran dari mbak Enggar. Meskipun teguran itu tidak keras, bagi Firman terasa lebih keras dari TOA masjid ketika ada pengumuman.
Firman segera menghabiskan minuman yang dipesannya, dan bergegas meninggalkan kios Bakso mas Fahmi. Hatinya berguncang, entah mengapa. Â Dia ingin menyelesaikan mengantar semua surat dan segera kembali ke rumahnya.
Bersambung...
Notes : Nama yang tersebut diatas telah terdaftar dalam SMS BROADCAST DESA RANGKAT SMS Broadcast berisi pengumuman ataupun penyemangat dikirim setiap hari Jangan membalas SMS tersebut, karena akan terkena sms Internasional Selengkapnya silahkan ke Pos Ronda Kisah sebelumnya :
Setangkai Edelweis Ketika Angin Berhembus
Masih Banyak Cinta Yang Menanti