Belasan tahun yang lalu, kala kita belum bersama. Telah ku lebur impianku demi sedarah tercinta, hancur citaku tuk lanjutkan mengejar ilmu. Lalu ku jatuh dalam duka, hidup dalam pelukan susah. Sungguh ku yakin Allah kan menolongku.
Sesaat sebelum ku tinggalkan bangku kuliah, Allah memberi jalan tuk bergabung dan berbagi ilmu di wilayahmu, dengan semua pemuda dan pemudi, dalam pengkajian dan aplikasi penerapan Islam semampuku. Dan disaat ku tertarik padamu, kutulis sepucuk surat, dan kuberikan pada sahabatmu, tepat dipagi hari kepergianku tuk meninggalkan segalanya, kuliah, sahabat dan masyarakat Islam diwilayahmu.
Lalu ku pergi dan menghilang. Hampir 1 tahun tiada berita dan kabar darimu. Selama aku jauh, aku hanya menyerahkan diriku pada Allah. Ku jatuh, dari hidup yg cukup, tenang dan terjamin, menjadi hidup dalam kesusahan, tak menentu dan jadi tongkat penahan, penahan masalah yang dihindari semua keluarga, keluarga siapapun yg memegang panji Islami.
Seiring dapat kunikmati semua beban yang harus ku tanggung, aku teringat padamu dan ku yakin bahwa engkau jodohku, meski tak satu katapun ku dengar darimu, ku mohon pada Allah yang terbaik, dan ku yakin tak akan kecewa bila keyakinanku tentangmu salah, karena ku yakin Allah akan memberikan yg terbaik, bahkan Dia lah perencana yang Maha Sempurna.
Ramadhan, kita disatukan Allah dalam rencana Tunangan yg kemudian menjadi Ijab Kabul Nikah. Tanpa persiapan. Dan itu menggemparkan saudara, sahabat dan keluargaku. Dengan mantap dan yakin ku katakan, siap. Dan kala saudaraku menawarkan bantuan tuk mahar, ku hanya tersenyum, dan hanya ku pinta doa darinya. Maka maharku pun terhutang. Kau pulang dan terus bersekolah, aku pun pulang melanjutkan bekerja. Sesaat setelah kau selesaikan sekolah, kita mulai belajar lebih mengenal, dan akhirnya hidup bersama. Lalu kita terhina dikeluarga besarku, hingga ku rasa dunia ini sangat sempit dan sulit.
Lalu kesulitan demi kesulitan kita hadapi bersama. Duhai belahan jiwa ku, satu gundah terus menggangguku. Gundah yg menyontakkan tdr kita. Ingatkah bagaimana aku dgn tiba-tiba menangis tersedu tiada henti dimalam itu? Ku ucap istighfar berulang kali. Dan ku ceritakan dengan menangis apa yg terjadi kala ku tidur.
"Kau hidup tiada lama lagi, tiga.....tiga....tiga....ingatlah itu !!"
Ini bukan mimpi, karena serupa dengan kala kita lupa sesuatu, lalu tiba-tiba ada yg mengingatkan. Apakah yg mengingatkan itu ? Itu yg membuatku menangis, dan setiap kali ku ingat, hatiku selalu menangis.
Ingatkah semua yg ku sampaikan tentang duniawi ini ?
Sedetik yg lalu kita bahkan lebih kecil dari debu. Tiada apapun yg kita miliki. Kamar kita 2x2,5 tuk kita berempat, bahkan aku beralaskan karpet dan kakiku menjejak pintu.
Apakah kita hina di mata masyarakat ? Subhanallah..., mengapa tdk? Mengapa mereka tetap menghormati dan mencintai kita ?
Aku sudah pasrah dengan kuasa Nya, segalanya telah kucoba, dan istiqomah fisabilillah membuat hati semakin yakin akan pertolongan Allah, meski banyak yg menghawatirkan kehancuran ekonomi kita yg sudah luar biasa. Subhanallah walhamdulillah. Mengapa aku justru sibuk dgn kalamullah dan bangun malam ? Karna aku yakin, tak satupun mahluk yg dapat menolong, tak satu pun.
Duhai kekasih, berapa banyak keajaiban yg telah Allah berikan pada kita ? Ingatlah, kala Allah menghilangkan penyakit yg harus dioperasi, dan hilang dalam 5 hari ? Bukankah doa yg sungguh-sungguh dikabul ?
Juga kata bagai mimpi yg pernah ku ucap dahulu ? Bukankah semua ini keajaiban ?
Dan kini, Gundah yang menyontakkan tidur kita itu, kembali. Dan biila ku masih bisa kembali, ijinkanku tuk membagi suka tentang kuasa Ilahi dan belajar tuk berjibaku bagai Hamzah, meski hanya dlm untaian kata. Selamatkan generasi muda, dialah bakal pilar penegak Al-Qur'an dan Sunnah. Mari kita tolong mereka, meski kita harus kembali susah dan berdarah-darah.
Gundah itu terus mengganggu. Subhanallah walhamdulillah wala ilaha ilallah wallahu akbar. Astaghfirullahu li walakum.
At-Taubah (9) ayat 38-43
يٰأَيُّهَا الَّذينَ ءامَنوا ما لَكُم إِذا قيلَ لَكُمُ انفِروا فى سَبيلِ اللَّهِ اثّاقَلتُم إِلَى الأَرضِ ۚ أَرَضيتُم بِالحَيوٰةِ الدُّنيا مِنَ الءاخِرَةِ ۚ فَما مَتٰعُ الحَيوٰةِ الدُّنيا فِى الءاخِرَةِ إِلّا قَليلٌ ﴿٣٨ (38) "Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kamu: ""Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah"" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit."
إِلّا تَنفِروا يُعَذِّبكُم عَذابًا أَليمًا وَيَستَبدِل قَومًا غَيرَكُم وَلا تَضُرّوهُ شَيـًٔا ۗ وَاللَّهُ عَلىٰ كُلِّ شَيءٍ قَديرٌ ﴿٣٩ (39) Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudaratan kepada-Nya sedikit pun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
إِلّا تَنصُروهُ فَقَد نَصَرَهُ اللَّهُ إِذ أَخرَجَهُ الَّذينَ كَفَروا ثانِىَ اثنَينِ إِذ هُما فِى الغارِ إِذ يَقولُ لِصٰحِبِهِ لا تَحزَن إِنَّ اللَّهَ مَعَنا ۖ فَأَنزَلَ اللَّهُ سَكينَتَهُ عَلَيهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنودٍ لَم تَرَوها وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذينَ كَفَرُوا السُّفلىٰ ۗ وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِىَ العُليا ۗ وَاللَّهُ عَزيزٌ حَكيمٌ ﴿٤٠ (40) "Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: ""Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita."" Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
انفِروا خِفافًا وَثِقالًا وَجٰهِدوا بِأَموٰلِكُم وَأَنفُسِكُم فى سَبيلِ اللَّهِ ۚ ذٰلِكُم خَيرٌ لَكُم إِن كُنتُم تَعلَمونَ ﴿٤١ (41) Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan atau pun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
لَو كانَ عَرَضًا قَريبًا وَسَفَرًا قاصِدًا لَاتَّبَعوكَ وَلٰكِن بَعُدَت عَلَيهِمُ الشُّقَّةُ ۚ وَسَيَحلِفونَ بِاللَّهِ لَوِ استَطَعنا لَخَرَجنا مَعَكُم يُهلِكونَ أَنفُسَهُم وَاللَّهُ يَعلَمُ إِنَّهُم لَكٰذِبونَ ﴿٤٢ (42) "Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak berapa jauh, pastilah mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka. Mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah: ""Jika kami sanggup tentulah kami berangkat bersama-samamu"" Mereka membinasakan diri mereka sendiri dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta."
عَفَا اللَّهُ عَنكَ لِمَ أَذِنتَ لَهُم حَتّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكَ الَّذينَ صَدَقوا وَتَعلَمَ الكٰذِبينَ ﴿٤٣ (43) Semoga Allah memaafkanmu. Mengapa kamu memberi izin kepada mereka (untuk tidak pergi berperang), sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar (dalam keuzurannya) dan sebelum kamu ketahui orang-orang yang berdusta?
_______________________________________________
Desa Rangkat menawarkan kesederhanaan dan cinta untuk anda
Ingin bergabung? silahkan klik logo di bawah ini..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H