Mohon tunggu...
Decky Novandri
Decky Novandri Mohon Tunggu... Penulis - Belajar Menulis.

- Pria Sederhana, yang ingin belajar dan berkembang. - Master of Public Administration Alumni. National University, Jakarta Indonesia. - IDP_LP

Selanjutnya

Tutup

Money

Cabai Rawit Merah Meroket

30 Desember 2021   15:07 Diperbarui: 5 Januari 2022   22:18 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(foto : kompas.com)

Kebijakan pada intinya adalah bahwa pemerintah harus melakukan Intervensi-intervensi melalui Kebijakan-kebijakan publik untuk menjaga kesinambungan kehidupan bersama, khususnya yang menjadi fokus Keynes dan para pengikutnya dibidang ekonomi.

Karena fokusnya adalah intervensi yang harus menjadi perhatian kebijakan publik adalah kebijakan publik mengarah pada Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan pada Wilayah-wilayah yang memang dapat diintervensi".

Merujuk pada esensi dan konsepsi di atas, "harapan masyarakat".

Peran pemerintah dan pelaku kebijakan yang memiliki solusi jitu, atau dengan kata lain menemukan pemecahan penyelesaian masalah ini.

Semestinya, setiap perwakilan dari masyarakat yang mewakili aspirasi hal layak orang banyak.

wajib hukumnya melahirkan gagasan, dan mengambil tindakan yang paling relevan dari sekian banyak alternatif, untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. artinya, solusi terhadap penyelesaian masalah, atau minimal dapat meminimalisir permasalahan yang terjadi atau kemungkinan yang akan terjadi, dalam wujud peraturan tertulis atau yang berwujud program. 

Dengan kata lain, kebijakan publik lahir setelah terlihat atau adanya indikasi permasalahan tersebut akan terjadi dikemudian hari yang dibuat oleh aktor, dan sekelompok aktor demi kepentingan publik di dalam suatu organisasi.

Karna secara logika, Pertama. jika pemerintah dan pelaku kebijakan mendiamkan hal ini, maka akan ada keungkinan dapat menimbulkan peluang masalah baru. Kedua, bertindaknya pemerintah akan ada kemungkinan meminimlisir masalah ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun