“ Penyakit PSSI sudah Kronis!!! Karena itu penyelesaiannya bukan hanya sekedar mengganti Nurdin Halid (dari posisi Ketua Umum PSSI) ”
Pasca diberhentikannya Kongres PSSI secara sepihak Oleh Agum Gumelar (Ketua KN) di hari Kebangkitan Nasional kemarin, banyak menuai opini dikalangan masyarakat bahwa, Indonesia akan terkena sanksi FIFA! Namun kalau kita mencermati apa yang terjadi pada kongres PSSI lalu, terdapat beberapa pertanyaan mendasar seputar Kongres PSSI tersebut :
KEAMANAN
ØKeamanan Kongres PSSI dijaga secara berlebihan bahkan salah satu LSM ikut terlibat didalamnya. Apakah akan terjadi suatu kerusuhan massal dan aparat tidak mampu untuk mengatasinya? Ataukah suatu bentuk dukungan solidaritas untuk salah satu calon yang maju menjadi KETUM PSSI?
LIPUTAN
ØLiputan Kongres PSSI oleh sejatinya harus transparan dan terbuka, karena masyarakat ingin melihat momentum ini dari perspektif (media) yang berbeda. Faktanya Kenapa liputan ini di monopoli oleh salah satu Tv swasta? Apakah Media lain tidak ada yang Profesional untuk meliput kongres PSSI ini? Ataukah Biaya Hak siar Kongres sama besarnya dengan pertandingan piala dunia, yang hanya beberapa media saja yang mampu menayangkannya secara LIVE?
KONGRES
ØInterupsi yang dilakukan oleh pemilik suara sah di kongres PSSI meminta klarifikasi tentang dianulirnya GT-AP dari kandidat calon KETUM – WAKETUM PSSI apakah sebuah kekeliruan?
ØVotingterbuka untuk mendengarkan Klarifikasi dari KOMITE BANDING (Bentukan Kongres yang telah disetujui FIFA) adalah sebuah bentuk pelanggaran terhadap Kongres PSSI?
ØBila FIFA menganulir GT-AP berdasarkan Rujukan dari KOMITE BANDING PSSI Nurdin Halid, Kenapa FIFA MENOLAK hasil verifikasi KOMITE BANDING yang meloloskan GT-AP?
ØKomite Normalisasi seharusnya hanya menjadi penyelenggara Kongres Berdasarkan STATUTA FIFA & PSSI. Kedaulatan sepenuhnya ditangan pemilik suara sah (Kongres), Faktanya Kongres meminta KN Mereview kembali Agenda dengan melakukan voting terbuka, namun KN menolak dan Menghentikan sidang secara sepihak dengan alasan Ricuh. Apakah ini yang disebut Profesionalisme dari Produknya FIFA? Sepertinya Siaran di tv pemilik suara tidak seperti kerusuhan (pengrusakan), tetapi hanya berintrupsi dan berargumentasi, Apakah hal ini suatu pelanggaran yang membuat kita akan dikenakan sanksi FIFA? Ataukah karena KN gagal menyelenggarakan Kongres PSSI yang membuat terkena sanksi?
Terlepas dari hal tersebut, bagaimanapun juga Kongres PSSI Hingga kini masih belum mengasilkan suatu keputusan yang Valid ( KETUM – WAKETUM – EXCO PSSI ). Namun Isu dan Opini mengenai SANKSI FIFA semakin muncul diatas permukaan. Pertanyaannya Apakah FIFA akan memberikan SANKSI dengan kondisi Sepakbola Indonesia yang seperti ini.
Berikut adalah Ulasan APA dan BAGAIMANA SANKSI FIFA itu yang dikupas oleh Akmal Marhali (Mantan Wartawan Terbaik Versi FIFA-AFC ) Di akun twitternya @akmalmarhali dalam #SanksiFIFA :
vAda 16 negara yg pernah mendapatkan sanksi dr FIFA dgn tenggat waktu yg berbeda2! Smg bisa jadi bekal pr pembicara di tv n koran #sanksiFIFA
v1. BOSNIA: FFBH diberhentikan sementara FIFA pada 31 Maret 2011 karena tak mengadopsi STATUTA FIFA saat pemilihan Ketua Umum #sanksiFIFA
v2. ETOPIA: EFF diberhentikan sementara pd 29 Juli 2008 krn tak menggunakan roadmap (Statuta FIFA) dalam pemilihan Ketua Umumnya #sanksiFIFA
v3. CHAD: FTFA diberhentikan sementara pada 28 Maret 2008 karena campur tangan pemerintah. Tp, dicabut 7 Mei 2008! #sanksiFIFA
v4. IRAK: IFA diberhentikan pada 26 Mei 2006 krn pemerintah membubarkan NOC (Federasi Olahraga) Irak! #sanksiFIFA Semula 1 tahun, tp pada 29 Mei langsung dicabut setelah pemerintah mengembalikan IFA pada 29 Mei!
v5. MALAGASI: MA Madagaskar menolak asosiasi bola Malagasi (FMF). Akibat campur tangan pemerintah FMF kena sanksi 19 Maret 2008 #sanksiFIFA
v6. NIGERIA: NFF diberhentikan sementara pada 4 Oktober 2010 akibat intervensi pemerintah. Tp, dicabut pada 8 Oktober 2010 #sanksiFIFA
v7. SALVADOR: FESFUT diberhentikan 11 Mei 2010 akibat statuta yg disahkan belum dimasukkan dalam daftar resmi negara! #sanksiFIFA FIFA kemudian membentuk Komite Normalisasi dan meminta Statuta FEFSUT mengikuti roadmap FIFA, Pada 20 Mei 2010 sanksi FIFA dicabut karena FEFSUT lewat Komite Normalisasi telah mengubah statutanya berdasarkan Statuta FIFA
v8. PERU: FPF diberhentikan FIFA pada 25 November 2007 krn konflik dgn Pemerintah. Tp, dicabut pada 20 Des 2010 #sanksiFIFA
v9. ALBANIA: FSHF diberhentikan 14 Maret 2008 krn intervensi pemerintah. Stlh pembicaraan FIFA, UEFA, FSHF dicabut pd 29 Apr 2008.#sanksiFIFA
v10. KUWAIT : Diberhentikan 9 Okt 2010 krn intervensi pemerintah n tak mengikuti Statuta FIFA. Dicabut 9 Nov 2010 stlh pembenahan #sanksiFIFA
v11. KENYA: Diberhentikan 24 Okt 2006 krn intervensi Pemerintah dan dicabut pada 9 Maret 2007 stlh dilakukan pembenahan #sanksiFIFA
v12. IRAN : IRIFF diberhentikan 23 Nov 2006 krn tak mengikuti Standar Statuta FIFA dan dicabut 19 Des 2006 stlh melakukan koreksi #sanksiFIFA
v13. YUNANI: HFF diberhentikan 3 Juli 2006 krn intervensi parlemen. Kemudian dicabut 12 Juli 2006 setelah lakukan koreksi #sanksiFIFA
v14. YAMAN: YFF diberhentikan 28 Feb 2006 krn intervensi pemerintah n melanggar Statuta FIFA. Dicabut 12 Agus 2006 stlh koreksi #sanksiFIFA
v15. AZERBAIJAN: AFFA diberhentikan 15 April 2003 akibat intervensi pemerintah dan dicabut pada 17 Mei 2003 stlh koreksi #sanksiFIFA
v16. TAJIKISTAN: Diberhentikan pada 8 Agustus 2002 krn intervensi pemerintah dan tak ikut statuta FIFA. Dicabut 5 Oktober 2002 #sanksiFIFA
vDari 16 negara yg kena sanksi FIFA disimpulkan karena dua sebab yakni melanggar Statuta FIFA n intervensi Pemerintah #sanksiFIFA
vTerkait kasus di KongresPSSI kemarin tak ada alibi buat FIFA untuk menjatuhkan sanksi krn tak ada statuta FIFA yg dilanggar #sanksiFIFA
vNah, kenapa kasus di PSSI yang ditangani Thierry Regenass keputusan FIFA berbeda? Silakan temukan jawabannya! #sanksiFIFA
Berdasarkan ulasan Sanksi FIFA tersebut, sudah seharusnyalah bangsa ini terlepas dari rasa ketergantungan dan pembiasan informasi dari Opini Kepentingan POLITIK/GOLONGAN menjadi Opini PUBLIK yang akhirnya hanya membuat yang SALAH menjadi BENAR dan yang BENAR menjadi SALAH.
Semoga OPINI-OPINI dari para tokoh,pengamat, politisi maupun Media lebih berdasarkan Fakta dan Data yang Objektif dan bisa memberikan solusi terbaik untuk sepak bola Nasional!! Bukan Membentuk dan Menggiring OPINI Masyarakat kepada rasa kebencian, perpecahan, ketakutan dan sikap pesimistis Sepakbola Nasional!!
“ Sepakbola Indonesia akan jauh lebih INDAH & Penuh WARNA tanpa adanya DISKRIMINASI, MANIPULASI, DRAMATISASI dan POLITISASI !!! “
