Hei Tuan, boleh saja kau berkilah
Dengan segala argumen yang coba kau menangkan
Pendapatmu yang itu-itulah
Tentang teorimu yang ku ragukan
___
Sampai saat ini ku simak
Kenapa dimataku tuan terlihat tamak
Apa karena aturan Tuhan yang kau sanggah?
Seberapa jujurmu hingga terlihat kau pongah
___
Aku tak suka berdebat
Berlomba mana terlihat paling hebat
Memperlihatkan betapa perlente dipanggung maya
Dengan kosakata sok gaya
___
Takkan ku usik siapa namamu
Lantas akankah ada seorang yang akan memboikotmu?
Biar tak ada yang sudi mampir ke lapakmu?
Inilah untaian kata terangkai di gelapku
___
Karena cahaya enggan bersinar
Hingga mataku terasa nanar
Berkelana mencari yang benar
Duh… jangan lihat siapa yang komentar
Tapi lihat apa kata yang terlontar
___
Kepala ini akhirnya hanya bisa berputar-putar
Merasa gusar takut kesasar…
Bukankah semua orang siapapun bisa berkoar-koar?
Tak terkecuali aku tak ketinggalan berujar
___
Waktu berjalan merambat mendekat
Di sisa akhir waktu perjalanan dunia yang hampir tercekat
___
Sesuatu yang haq yang tak teroganisir
Akan kalah….?
Dengan yang bathil yang teroganisir
Begitu pesan sang Khalifah Ali bin Abu Thalib
___
Masih disini ku mengeja
Tertatih-tatih meraba
Di langit gelap yang meraja
Karena cahaya tak sanggup membaca
Hingga akhirnya ku memilih acuhkan saja…
.
"Taman Sari, 26 Mei 2013"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H