Mohon tunggu...
Devano Acendaru Purnomo
Devano Acendaru Purnomo Mohon Tunggu... Mahasiswa - 211910501042

Mahasiswa Universitas Jember (Perencanaan Wilayah dan Kota)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembangunan Endogenous Kawasan Probolinggo Pasca Pandemi Covid-19

22 November 2022   07:26 Diperbarui: 22 November 2022   07:41 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebelum masuk ke pembahasan utama mari kita pelajari terlebih dahulu apa itu endogenous development atau teori pertumbuhan endogen.

            Apa itu endogenous development?

            Menurut Massey(1984), endogenous development merupakan suatu pendekatan pembangunan yang bersifat kewilayahan dalam proses pertumbuhan ekonominya serta perubahan struktural yang diasosiasikan oleh komunitas lokal dan memanfaatkan potensi lokal dalam perbaikan tingkat kehidupan penduduk lokal.

            Menurut Arocena (1995), endogenous development adalah sebuah peroses pembangunan yang berintegrasi sosial serta memiliki aspek ekonomi.

            Muhlighaus dan Walty (2001) berpendapat bahwa endogenous development merupakan strategi pembangunan self determined yang bersifat partisipatif dan berbasis pada kebutuhan penduduk lokal dengan menggunakan potensi dari dalam.

            ITP (2007) juga berpendapat bahwa endogenous development merupakan strategi pembangunan yang didasarkan pada sumberdaya lokal, budaya, pengetahuan lokal, serta kepemimpinan lokal, yang memiliki keterbukaan guna memadukan pengetahuan tradisional dengan pengetahuan yang berasal dari luar.

            Sehingga dapat disimpulkan bahwa endogenous merupakan sebuah pendekatan ekonomi yang bersifat kewilayahan serta pembangunannya ditentukan sendiri dengan pemanfaatan sumberdaya lokal yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat kehidupan penduduk lokal. Dalam pelaksanaannya, pendekatan ini memanfaatkan segala potensi yang ada dari dalam suatu wilayah tersebut. Pembangunan difokuskan dengan pemusatan perhatian terhadap kebutuhan, kapasitas, serta perspektif dari masyarakat lokal. Hal tersebut berarti bahwa suatu wilayah sebaiknya melakukan pengembangan kapasitasnya untuk melakukan pembangunan sosiologi ekonomi yang khas dari wilayah tersebut.

            Indonesia menggunakan pendekatan ini dengan otonomi daerah. Otonomi daerah sendiri merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur serta mengurus rumah tangganya sendiri dengan mengacu pada perundang-undangan yang berlaku. Menurut UU No.23 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 6, pengertian Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, serta kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakatnya dalam sistem NKRI.

            Studi kasus kali ini membahas tentang wilayah Probolinggo. Probolinggo sendiri terdiri dari kota dan kabupaten. Tentu saja dalam pelaksanaan pemerintahan berbeda, akan tetapi keduanya berlomba-lomba dalam pembangunan serta pemanfaatan potensi lokal yang ada. Pemerintah Probolinggo tidak ada henti-hentinya dalam melakukan pembangunan potensi lokal yang ada. Masyarakat juga turut membantu pemrintah dalam pelaksanaan pembangunan tersebut, karena menurut masyarakat hal tersebut akan berjalan beriringan dengan kenaikan pertumbuhan ekonomi masyarakat serta daerah.

            Pemerintah sedang gencar membangun perekonomian dikarenakan efek dari pandemi Covid-19 yang telah terjadi sejak 2 Tahun lalu. Seluruh sektor perekonomian mengalami penurunan terutama sektor pariwisata dan juga perdagangan dan jasa. Sektor pariwisata sendiri mengalami penurunan besar-besaran akibat dari dilarangnya seluruh penduduk untuk beraktifitas diluar rumah. Dimana ketika pandemi berlangsung masyarakat sekitar wilayah pariwisata bekerja sebagai pendukung tempat wisata tersebut.

            Sebagai contoh wisata Gunung Bromo yang ditutup karena pandemi Covid-19. Masyarakat Kecamatan Sukapura kebanyakan berprofesi sebagai tour guide, membuka usaha penginapan, bekerja di bidang jasa transportasi ke wisata Bromo, dan penunjang lain wisata tersebut seperti membuka usaha warung dan rumah makan. Pada saat pandemi tersebut berjalan keadaan pengunjung yang sepi membuat masyarakat kebingungan dalam mencari pundi-pundi rupiah. Hingga pada akhirnya, masyarakat banyak yang memilih untuk menjadi petani ataupun kuli bangunan.

            Kemudian, ketika pandemi mulai meluruh serta wisata Gunung Bromo telah dibuka untuk umum kembali masyarakat menyambutnya dengan suka cita. Pemerintah juga melakukan pembangunan kembali agar wisatawan mau datang dan berkunjung kembali di Gunung Bromo. Dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada membuat pemerintah dan masyarakat bekerja sama dalam melakukan pembangunan ekonomi tersebut.

            Contoh lain yakni dari Kota Probolinggo yang melakukan revitalisasi kawasan wisata yang ada di wilayah tersebut. Bentuk revitalisasi tersebut dilakukan juga untuk membangun perekonomian daerah dan juga masyarakat. Kawasan wisata tersebut antara lain pantai, museum, serta pelabuhan yang kini ramai kembali setelah ditutup untuk wisata selama 2 tahun berturut-turut. Sebagai contoh, museum Probolinggo yang diubah menjadi Museum Rasulullah ketika pandemi berlangsung. Awalnya museum probolinggo sepi dari pengunjung dan hanya penduduk lokal saja yang mendatangi kawasan museum tersebut. Ketika revitalisasi tersebut dilakukan, pengunjung yang datang tidak hanya dari masyarakat lokal saja, masyarakat dari berbagai kota juga mulai berdatangan untuk mengunjungi museum tersebut.

            Usaha pemerintah dalam melakukan pemaksimalan potensi daerah dinilai sangat berhasil. Nyatanya banyak usaha mikro kecil menengah atau yang biasa disingkat UMKM baru yang dibuat oleh masyarakat serta dengan adanya kawasan wisata museum tersebut membantu umkm yang telah ada dan telah terpuruk beberapa tahun belakangan. Dengan bertambahnya usaha dari masyarakat membuka semangat baru dalam membangun perekonomian daerah. Awalnya masyarakat hampir putus asa dalam mengangkat perekonomian, akan tetapi ketika pemerintah melakukan revitalisasi beberapa kawasan wisata yang ada hal tersebut seperti membuka secercah harapan bagi masyarakat, terutama masyarakat kecil yang hanya membuka usaha dirumah. Pemerintah juga memberikan bantuan pada UMKM yang ada agar usaha dari masyarakat tersebut tidak mati begitu saja, serta usaha masyarakat tersebut akan membantu usaha pemerintah tersebut.

            Hingga saat ini masih banyak pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Probolinggo. Tidak hanya Probolinggo, Pembangunan juga dilakukan di kota-kota lain. Agar tidak tertinggal oleh kemajuan yang ada pada zaman sekarang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun