Semarang (28/01/2021) - Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, timbulan sampah juga semakin meningkat. Berdasarkan data dari Dinas PU, komposisi sampah di Kota Semarang khususnya sampah anorganik yaitu plastik mempunyai persentase sekitar 16%. Ditambah sampah plastik ini sulit terurai dan membutuhkan waktu yang lama.
Bergerak dari permasalahan tersebut, mahasiswa tim 1 KKN Undip membuat program tentang pelatihan pembuatan ecobrick kepada masyarakat sekitar Kelurahan Bulusan khususnya RT 04/RW 02. Program dilakukan secara bertahap dari mulai pengenalan apa itu ecobrick, peralatan dan bahan yang diperlukan hingga produk yang dihasilkan.
Pada kondisi lapangan masih banyak masyarakat yang belum mengenali ecobrick, cara membuatnya, dan manfaatnya apa saja. Ecobrick adalah botol plastik yang diisi padat dengan limbah non-biological untuk membuat blok bangunan yang dapat digunakan kembali. Ecobrick mampu memberikan kehidupan baru bagi limbah plastik. Ada berbagai macam kreasi jenis barang-barang tepat guna yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal seperti kursi, meja dan sebagainya.
Jika botol plastik yang sudah padat ini terkumpul banyak, nantinya dapat dikreasikan sesuai keinginan. Beruntung dengan pendekatan yang baik, mahasiswa KKN dapat memberikan pelatihan kepada masyarakat sekitar dan disambut dengan baik.
Harapannya masyarakat semakin sadar akan permasalahan sampah dan ikut serta dalam upaya pengurangan sampah melalui program ini. Sehingga kegiatan yang pernah dicanangkan oleh pihak Kelurahan Bulusan yaitu perlombaan kelurahan bersih, dimana setiap RW menyumbangkan hasil ecobricknya dapat berjalan dengan baik dan mendapat antusias lebih dari masyarakat.
Oleh : Deby Putri Utami (21040117140066)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H