Mohon tunggu...
deby n
deby n Mohon Tunggu... Mahasiswa - Geografi, Universitas Lambung Mangkurat

18

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Framing Teks Potensi Bencana Meteorologi dan Klimatologi Wilayah Probolinggo

9 Mei 2023   13:40 Diperbarui: 9 Mei 2023   17:45 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meteorologi dan klimatologi adalah dua bidang ilmu yang berhubungan dengan cuaca dan iklim. Meskipun keduanya terkait dengan pengamatan dan analisis tentang atmosfer Bumi, namun keduanya berfokus pada aspek yang berbeda. Meteorologi adalah studi tentang atmosfer Bumi yang berfokus pada cuaca dalam waktu singkat, biasanya beberapa jam hingga beberapa hari. Meteorologi bertujuan untuk memahami bagaimana perubahan dalam atmosfer dapat mempengaruhi cuaca dan memberikan prediksi cuaca yang akurat.

       Sementara itu, klimatologi adalah studi tentang iklim Bumi yang berkaitan dengan kondisi atmosfer rata-rata di suatu daerah dalam jangka waktu yang lama, biasanya lebih dari 30 tahun. Klimatologi bertujuan untuk memahami bagaimana iklim dapat berubah dari waktu ke waktu dan bagaimana perubahan iklim dapat mempengaruhi lingkungan dan kehidupan manusia.

       Dalam beberapa hal, meteorologi dan klimatologi saling berkaitan karena perubahan iklim dapat mempengaruhi cuaca secara langsung. Namun, keduanya memerlukan pendekatan yang berbeda dalam pengamatan dan analisisnya karena mereka berkaitan dengan skala waktu yang berbeda dan fenomena atmosfer yang berbeda.

       Bencana meteorologi dan klimatologi adalah kejadian yang terjadi akibat perubahan cuaca dan iklim yang ekstrem. Berikut adalah beberapa contoh bencana meteorologi dan klimatologi:

  • Banjir: Banjir adalah bencana yang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan berkepanjangan, atau akibat naiknya permukaan air laut atau sungai. Banjir sering terjadi di daerah-daerah yang memiliki tanah yang tidak dapat menyerap banyak air, atau di daerah dataran rendah.
  • Kekeringan: Kekeringan adalah bencana yang terjadi ketika wilayah tidak memiliki curah hujan yang cukup selama jangka waktu yang lama. Kekeringan dapat menyebabkan krisis air dan kekurangan pangan.
  • Topan: Topan adalah bencana alam yang terjadi ketika angin kencang dan badai tropis melanda wilayah pesisir. Topan dapat menyebabkan kerusakan yang parah pada bangunan dan infrastruktur, serta menyebabkan korban jiwa.
  • Badai salju: Badai salju adalah bencana alam yang terjadi ketika suhu udara turun di bawah titik beku dan hujan turun dalam bentuk salju. Badai salju dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan listrik dan jalan raya, serta menghambat aktivitas manusia.
  • Gelombang panas: Gelombang panas terjadi ketika suhu udara yang sangat tinggi bertahan dalam waktu yang lama. Gelombang panas dapat menyebabkan krisis kesehatan, terutama pada orang yang rentan seperti anak-anak dan orang tua.

       Bencana meteorologi dan klimatologi dapat berdampak besar pada lingkungan dan kehidupan manusia. Oleh karena itu, penelitian dan pemahaman yang lebih baik tentang cuaca dan iklim sangat penting untuk membantu mengurangi risiko bencana dan melindungi masyarakat dari dampaknya. Probolinggo memiliki iklim tropis dengan dua musim utama yaitu musim penghujan (November-April) dan musim kemarau . Berdasarkan data BMKG, suhu rata-rata harian di Probolinggo berkisar antara 24-32ºC / tahun. Selain itu, Probolinggo juga berada di zona risiko gempa bumi karena terletak di sekitar Cincin Api Pasifik.

Berikut ini adalah hasil data analisis teks media, yang kemudian dikumpulkan dalam framing teks, data tersebut menunjukkan riwayat potensi bencana Meteorologi dan Klimatologi di wilayah Kabupaten/Kota Probolinggo.

framing teks
framing teks

Secara umum, perubahan iklim global juga berdampak pada kondisi cuaca dan iklim di Probolinggo dan Indonesia pada umumnya. Oleh karna itu penting bagi kita untuk mempersiapkan diri, dengan tujuan meminimalkan dampak yang mungkin terjadi.

Adapun persiapan yang bisa dilakukan adalah dengan cara berikut ini:

  • Membuat rencana darurat dan keluarga.
  • Mengikuti informasi cuaca dan peringatan bencana, dari pihak berwenang dan media massa.
  • Membuat persediaan bahan makanan dan perlengkapan darurat.
  • Mempersiapkan rumah agar tahan terhadap bencana.
  • Mengurangi emisi gas rumah kaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun