Mohon tunggu...
deby mumtaza azmy
deby mumtaza azmy Mohon Tunggu... -

seorang yang gemar mencari inspirasi dari mana saja, siapa saja dan apa saja. lalu kutumpahkan semua itu dengan tinta kataku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pelukan Hangat Kekasihnya

21 November 2012   22:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:54 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir desember kemarin, saya menghadiri acara wisuda penamatan hafalan 30 juz anakku yang pertama, ia diantara 1000 anak yang tahun ini menghapal al qur?an, umurnya baru 10 tahun , Saya yakin anak-anak kalian jauh lebih cepat menghapal al quran ketimbang anak-anak kami disini, di Gaza tidak ada SDIT seperti di tempat kalian, yang menyebar seperti jamur sekarang.

Mereka belajar di antara puing-puing reruntuhan gedung yang hancur, yang tanahnya sudah Diratakan, diatasnya diberi beberapa helai daun pohon kurma .., yah di tempat itulah mereka belajar Saudaraku,, bunyi suara setoran hafalan al quran mereka bergemuruh diantara bunyi-bunyi senapan tentara Israel? Ayat-ayat Jihad paling cepat mereka hafal .., karena memang didepan mereka tafsirnya. Langsung Mereka rasakan.

Wahai Saudaraku di Indonesia, ..

Oh, iya, kami harus berterima kasih kepada kalian semua, melihat aksi solidaritas yang kalian perlihatkan kepada masyarakat dunia, kami menyaksikan demo-demo kalian disini. Subhanallah, .. kami sangat terhibur, karena kalian juga merasakan apa yang kami rasakan disini. Memang banyak masyarakat dunia yang menangisi kami di sini, termasuk kalian di Indonesia.

Namun,,,bukan tangisan kalian yang kami butuhkan saudaraku Biarlah butiran air matamu adalah catatan bukti nanti di akhirat yang dicatat Allah sebagai Bukti ukhuwah kalian kepada kami. Doa-doa kalian dan dana kalian telah kami rasakan manfaatnya.

begitulah kira-kira isi suratnya, sungguh miris mengetahui kondisi mereka di sana. bagaikan tersayat-sayat oleh belati yang sangat tajam saat membacanya. Mengucur buliran jernih dari mata ini dan menderu hati ingin membela. Tidakkah kita tersentuh saat membacanya? Tidakkah hati terluka saat membacanya? Kenapa? Sekali lagi kenapa wahai saudara?

Tunjukkan rasa cintamu, berikan pelukan hangat mu, sekalipun hanya doa yang bisa terulurkan kepada mereka. Tetapi, bukan ini yang saya maksudkan dengan judul di atas.

Kekasih setan

siapakah pelaku yang telah meresahkan ummat Islam sejagad raya atas perlakuan mereka terhadap palestina? Ya, siapa lagi kalau bukan Israel La’natullah. Picik sekali mereka atas tindakan yang merajalela. Membunuh orang-orang muslim dan muslimah yang tidak bersalah, bayi-bayi suci yang tak berdosa, anak-anak remaja yang santun. Tega sekali mereka melakukan itu semua.

Kenapa mereka tega? Apalagi kalau bukan iri hati yang mendekam di dalam diri mereka. mereka adalah kekasih setan. Apa yang sedang mereka lakukan tidak lain adalah huunun setan, bisikan setan. setan sangat mencintai mereka, dan mereka sangat patuh kepada setan. mereka rela tangan-tangan mereka terkotori dengan darah-darah suci itu. mereka rela menghabiskan waktu menyusun strategi hanya untuk menghancurkan negeri ini, palestina. Mereka rela mati dalam laknat ummat dunia.

Pelukan yang hangat

Mereka tak ubahnya sedang mendapatkan cinta yang seutuhnya dari setan. dengan cinta itu setan terus memeluk mereka dengan kasih sayangnya. Pelukan yang sangat kuat, pelukan penuh kehangatan, pelukan penuh cinta dan amat sulit untuk direnggangkan.

Mereka sedang berselimut dengan selimut kekasihnya, selimut kehangatan yang sangat empuk di badan. Selimut cinta dari kekasihnya yang sulit untuk dilepaskan dari tubuh mereka. selimut-selimut itu telah menyatu dalam diri mereka. tidakkah mereka sadar, bahwa mereka sedang diselimuti oleh setan?

Mata mereka sedang ditaburi oleh gandum-gandum cinta kekasihnya, hati mereka telah tertimbun oleh tanah-tanah cinta kekasihnya dan fikiran mereka telah menumpuk jutaan kebencian dari kekasihnya untuk musuhnya. Tidakkah mereka sadar? Mungkin tidak untuk selamanya. Mereka telah bersinergi dengan kekasih-kekasihnya. Merangkai rudal, tank-tank ganas yang siap untuk diluncurkan.

Hafal Qur’an

Negeri palestina memiliki banyak aset kejayaan, salah satunya yaitu adanya para penghafal Al-Qur’an. Terlebih lagi mereka adalah anak-anak kecil, bahkan usia 7 sampaidengan 10 tahun sudah khatam menghafal 30 juz dari Al-Qur’an.

Pantas saja kalau para kekasih setan tersebut terus-terusan meneror negeri ini. Mereka iri hati, mereka takut. Iya, mereka takut kalau dengan banyaknya lahir para penghafal Al-Qur’an, kelak Islam akan jaya dan menang. Alangkah banyak bayi-bayi suci yang syahid karena roket-roket setan itu, yang sejatinya mereka adalah penerus risalah Islam, penyambung perjuangan Rasulullah saw dan para sahabat. Semoga jannah tempat mereka bersemayam.

Teringat salah satu poin dari isi surat di atas,

Hafalan antum pasti lebih banyak dari kami .. Semua pegawai dan pejuang Hamas di sini wajib menghapal surat al anfaal sebagai nyanyian perang kami, saya menghapal di selaAkhir desember kemarin, saya menghadiri acara wisuda penamatan hafalan 30 juz anakku yang pertama, ia diantara 1000 anak yang tahun ini menghapal al qur?an, umurnya baru 10 tahun.

Subhanallah, dalam keresahan hati dan rasa was-wasyang mencekam mereka bisa menghafal Al-Qur’an. Negeri mereka saat ini memang berapi-api, tapi saya yakin tidak dengan penduduknya. Mereka tetap sejuk dengan lantunan kalimah suci-Nya, semangat dan kekuatan mereka akan menghafalkan kitab suci-Nya. Berbahagialah wahai para mujahid dan mujahidah Allah.

Kalau dalam keadaan seperti itu mereka bisa menghafal Al-Qur’an, lalu bagaimana dengan kita di Indonesia ini? Negeri kita damai, aman dan tidak ada gejolak senjata. Bukankah demikian? Seharusnya kita pandai berkaca kepada saudara-saudara kita di palestina. Apakah negeri ini harus ada yang menyerangdahulu layaknya serangan Zionis terhadap palestina? baru semua membuka mata nuraninya? Tentu saja tidak. Untuk itu, mengapa kita tidak mencoba untuk memulai menghafalkan Al-Qur’an, dengan suasana aman di negeri kita ini, saya yakin kita semua bisa menghafal Al-Qur’an. Believe it, Insyaallah.

Wallahu ‘alam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun