Selain itu,pemilihan pulau Kalimantan sebagai ibu kota baru Indonesia dapat dikatakan tepat,kondisi di pulau Kalimantan ini cukup mendukung. Pemindahan Ibu kota negara akan menggunakan sejumlah hutan,yang mana hutan yang akan digunakan ini nantinya merupakan hutan milik negara. Kemudian,berdasarkan peta aktivitas gempa bumi di  Indonesia,Pulau Kalimantan memiliki tingkat aktivitas gempa bumi yang cukup rendah,hal inilah kemudian yang menjadi salah satu faktor dimana pulau Kalimantan dikatakan cocok untuk dijadikan sebagai ibu kota baru negara Indonesia karena tingkat bencana alam terutama gempa bumi yang cukup rendah.  Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh badan meteorologi,Klimatologi,dan geografis(BMKG),seluruh wilayah pulau Kalimantan kecuali Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur relative aman hal ini disebabkan karena lokasi yang jauh dari sumber gempa megatrust dan sesar regional.
Akan tetapi dengan dipindahkannya Ibu Kota Negara bar uke Pulau Kalimantan tentu akan memiliki resiko. Dan tentunya resiko ini akan ditanggung oleh pemerintah negara Indonesia. Resiko yang pertama yakni dengan pemindahakn ibu kota negara ke pulau Kalimantan tentu akan memerlukan anggaran yang tidak sdikit. Bapennas memperkirakan total kebutuhan untuk biaya pembangunan Ibu Kota Baru sebesar Rp 466 Triliun dan 323 Triliun. Sementara Ikatan Pengusaha Real Estate Indonesia memperkirakan akan terjadi inflasi yang lebih besar dari yang sudah diperkirakan Bappenas. Selanjutnya dengan dipindahkannya Ibu kota Negara ke pulau Kalimantan ini akan berpengaruh terhadap kesenjangan antar kelompok pendapatan. Hal ini disebabkan karena perekonomian lebih padat karya.
Deby olivia Wahyuni_Fisip UnejÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H