Mohon tunggu...
Friskila Debora
Friskila Debora Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa bandung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perjalanan Hidup Menggapai Impian Sejak Kecil

8 Desember 2023   16:41 Diperbarui: 8 Desember 2023   16:54 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masdona Monthe Christo Simamora lahir di Medan, 17 Juli 1970. Ia mempunyai ayah yang bernama Jonston Simamora dan Ibu yang bernama Heboasi Br. Sihombing. Ia merupakan anak pertama atau sulung serta mempunyai dua orang adik perempuan dan dua orang adik laki-laki, yaitu Olaf Marganda Simamora, Hastuti Mutiara Br. Simamora, Rajes Paulus Simamora, dan Lidia Yulia Br. Simamora.

Masdona Monthe Christo Simamora menikah dengan Folden Sitorus di Bandung, 20 April 1996. Dari pernikahan itu, Masdona mempunyai dua orang anak, yaitu anak pertama diberi nama Lastiur Anastasya Elizabeth Sitorus dan anak kedua diberi nama Esther Angelina Sitorus.

Saat ini, Masdona Monthe Christo Simamora sudah mempunyai satu cucu perempuan dari pernikahan anak pertamanya yaitu Lastiur Anastasya Elizabeth Sitorus dan Yosuef Haditama yang bernama Gwynneth Adelia Haditama.

Semasa kecil Masdona Monthe Christo Simamora tinggal bersama Orangtua di Rantau Prapat, Sumatera Utara. Karena Pekerjaan ayah adalah sebagai Guru Honorer di Sekolah Dasar Impres dan Petani, sedangkan pekerjaan ibu adalah sebagai seorang Petani. Karena pada saat itu, kehidupan sangat susah dan pendapatan pun tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Untuk membantu meringankan beban keluarganya, Masdona pun membantu ayahnya yang bekerja sebagai seorang Petani di ladang, bahkan terkadang setelah pulang sekolah pun, ia tidak bermain dengan teman-temannya melainkan ia tetap membantu ayahnya.

Tak hanya itu, Masdona pun selalu berusaha untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada adik-adiknya sehingga ia menjadi panutan bagi keempat adik-adiknya. Rasa aman dan nyaman itu ditunjukan dengan cara bersikap baik serta pelindung bagi adik-adiknya. Bukan hanya itu saja, Masdona pun merawat dan menjaga keempat adiknya yang masih kecil mulai dari memandikan, memakai baju, menyiapkan makanan, membantu menyelesaikan pekerjaan rumah dan lain-lain.

Pada usianya yang ke 6 tahun, Masdona sering dibawa ke sekolah oleh ayahnya untuk ikut bersama murid-murid yang lain belajar. Disitu Masdona tidak mengerti apakah itu yang namanya bersekolah sebab ia disatukan dengan anak-anak yang berbeda usia dengannya. Kebanyakan dari anak-anak tersebut yang bersekolah juga harus membantu ayah dan ibu mereka masing-masing di ladang.

Banyak sekali aktivitas yang dilakukan oleh Masdona baik itu sendiri ataupun bersama dengan teman-temannya. Aktivitas yang dilakukan, seperti mandi di sungai, mencari belut, masak-masakan, bermain, dan masih banyak lagi. Meskipun senang bermain atau melakukan aktivitas bersama dengan teman-temannya, tetapi ia tidak lupa dengan kewajibannya untuk belajar. Masdona sangat pandai dalam mengatur waktunya, kapan harus bermain dan kapan harus belajar. Aktivitas Masdona saat masih kecil tidak hanya seputar bermain dan belajar saja, tetapi ia juga selalu mengikuti kegiatan di gereja seperti sekolah minggu.

Masa kecil Masdona bisa dikatakan cukup sulit dan keras. Hal ini dikarenakan keluarga Masdona yang berpindah-pindah rumah karena sulitnya perekonomian bahkan untuk makan pun harus menunggu hasil panen padi. Masdona beranggapan bahwa pengalaman masa kecil yang kurang menyenangkan itu bukan merupakan sebuah penderitaan. Hal itu dikarenakan, ia merasa bahwa semua hal-hal yang kurang menyenangkan di masa lalu merupakan cara Tuhan untuk membangun dan membentuk karakter dirinya di masa yang akan datang.

Salah satu motto hidup keluarga Masdona Monthe Christo Simamora adalah "Anakhon Hi Do Hamoraon Diahu" yang artinya "Anak saya adalah harta terbesar dalam diri saya". Alasan orangtua tersebut sebenarnya sangat sederhana. Orangtua Masdona tidak ingin anak-anaknya memiliki masa depan yang sama sepertinya. Ia ingin anak-anaknya memiliki masa depan yang lebih baik dan salah satu cara untuk meraih adalah menjadi orang yang berpendidikan.

Pada tahun 1977 Ayah Masdona ditawarkan pekerjaan oleh saudara sepupu untuk merantau ke Bandung. Kemudian ayah berangkat bersama saudara sepupu lalu mereka ditempatkan di Kota Ciwidey untuk membantu pekerjaan sebagai pedagang sayur-sayuran, buah-buahan di pasar. Sedangkan, Masdona beserta ibu dan keempat adiknya masih tetap tinggal di Rantau Prapat, Sumatera Utara.

Satu tahun kemudian, ayah Masdona pulang ke Rantau Prapat, Sumatera Utara untuk membawa sekeluarga ikut bersama tinggal di Ciwidey. Memasuki usia 8 tahun, Masdona masuk Sekolah Dasar (SD) Ciwidey kota 5. Sejak kelas 3, Masdona sudah mengikuti organisasi pramuka bahkan selalu mengikuti lomba baris-berbaris, lomba cerdas cermat, menjadi pemimpin upacara, membacakan teks Pancasila, dan menjadi dirigen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun