Mohon tunggu...
Debora Audrey
Debora Audrey Mohon Tunggu... -

Desainer abstrak dari kalangan anak muda merangkap EXO-L modal wifi. Biasanya gemar memandangi yutup dari layar laptop sambil makan Koko Crunch yang sudah lembek. Masih berdoa suatu hari nanti bisa keliling dunia pake kartu gesek aja bersama orang-orang yang Tuhan tempatkan di hidup ini untuk selamanya sampai maut memisahkan Amin.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Syahril Ramadan, Tenggelam dalam Dunia Milik Sendiri

22 Desember 2017   02:19 Diperbarui: 22 Desember 2017   11:06 3919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamar adalah dimensi pribadinya sendiri, dimana dia bebas melakukan segala sesuatu tanpa terikat aturan baku tertentu. Buku-buku tersebut mengapung bersamanya, seakan ikut jatuh bersamanya. Mungkin dia sedang ingin berkata bahwa dia terjun bersama buku-buku itu, dia ingin melepaskan sejenak sesuatu yang diembannya. 

Namun, mungkin konsep tersebut akan lebih kuat jika dia terjun sambil memikul tasnya, sehingga audiens dapat langsung menangkap bahwa dia sedang terjun bebas bersama ransel yang membawa sejumlah beban baginya.

Detil gelembung air sangat dia perhatikan, sehingga dia terlihat seperti sehabis menghembuskan nafas di dalam air. Namun, karena melihat hal tersebut tiba-tiba saya jadi berpikir, kenapa dia harus melibatkan elemen air dalam konsepnya? Kenapa tidak elemen lainnya saja? Seperti api atau padang rumput? Saya mencoba menelusuri karakteristik air lebih lanjut. 

Berdasarkan hasil pencarian, secara fisikawi air memiliki sifat tenang (apabila permukaannya datar), selalu mengalir ke tempat yang rendah, dan melarutkan beberapa zat. Mungkin sifat-sifat itu yang ingin ditonjolkan dalam konsepnya, dia ingin berlari dan tenggelam dalam sebuah ketenangan, 'melarutkan' sejenak tanggungjawabnya dengan menenggelamkan diri ke dalam dunia lain yang diharapkannya memberinya ketentraman. 

Meskipun demikian, keadaan hal-hal di sekelilingnya malah terlihat lebih kacau. Kursi dan laptop yang mengapung, terangkat ke atas bersama untaian kabelnya yang semrawut.  Buku-buku berserakkan terkena arus air, karena tak memiliki kuasa dalam lautan dunianya.

Kembali lagi pada kata kunci, yakni under water, atau mudahnya di bawah air. Kita dapat sejenak melupakan dunia sesungguhnya. Namun alam bawah sadar kita mengerti bahwa kita tetap tenggelam bersama realita sehari-hari, sedalam apapun kita bertolak. 

Bagaimanapun juga, saya tetap mengagumi cara Syahril mengekspresikan angan-angan dari alam bawah sadarnya melalui seperangkat perangkat lunak yang dapat digunakan untuk memanipulasi foto, serta pengonsepan yang kuat. Namun, akan lebih baik jika dia menata komposisi fotonya menggunakan panduan rule of thirds sehingga komposisi terlihat lebih seimbang.

Saya mencoba menyejajarkan foto tersebut dengan panduan garis rule of thirds yang sering dipakai oleh fotografer profesional. Peterson (2012) mengungkapkan ketika obyek yang difoto mendekati salah satu garis panduan tersebut, mata audiens akan dipaksa bergerak mengikuti obyek, sehingga ada interaksi diantara foto dengan audiens. 

Jika obyek hanya diletakkan di tengah, perhatian audiens langsung tersedot pada obyek tersebut, sehingga gambar terlihat statis. Memerhatikan foto Syahril kembali, kursi tersebut telah menabrak garis panduan sehingga sudah memenuhi rule of thirds, sayangnya badan Syahril hampir menabrak. 

Akan lebih baik jika badannya sedikit di geser ke kiri, sehingga kakinya dapat menempati garis tersebut. Dengan terpenuhinya aturan ini, proporsi gambar juga bisa terlihat lebih seimbang.

Akhir kata dari apresiasi ini, mungkin apa yang saya katakan tidak tepat sepenuhnya, tetapi inilah yang ditangkap oleh nurani saya beserta sederet pengalaman desain di masa lampau. Semoga kedepannya, kita dapat terus berkarya dengan memanfaatkan angan-angan kita sembari mengolaborasikannya dengan pengetahuan dan alat-alat yang dapat membantu mencapai rangkaian aktivitas ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun