Mohon tunggu...
Debora Michelle Valencia
Debora Michelle Valencia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa Psikologi Universitas Pembangunan Jaya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Merasa Kosong Akan Sosok Ayah? Mari Kenali Istilah Fatherless

8 Juni 2023   10:47 Diperbarui: 8 Juni 2023   14:57 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ibu mengurus anak dan ayah bekerja. Sumber foto: pexels.com

“Memiliki ayah tapi kok merasa asing ya?”

Orang tua menjadi pendidik pertama sekaligus pemberi pengaruh besar pada perkembangan anak. Orang tua sebagai pengasuh dan pendidik anak bukan saja peran seorang ibu, tetapi juga peran ayah dalam mendukung perkembangan anak itu. 

Sosok ayah menjadi penting bagi tumbuh kembang anak yang dihasilkan. Namun, apa yang terjadi jika seorang anak dibesarkan tanpa sosok atau kehadiran seorang ayah. 

Seorang anak yang dibesarkan tanpa kehadiran sosok ayah baik secara fisik atau mental bisa berpengaruh pada perkembangan anaknya loh. Istilah anak yang tidak mendapatkan figur ayah, secara fisik ayahnya ada, tetapi tidak terikat secara emosional dengan anak dinamakan fatherless (Sundari & Herdajani, 2013).

Di Indonesia sendiri disebutkan oleh (Caesaria, 2023) menjadi negara urutan ketiga yang mengalami fatherless. Budaya patriarki menjadi salah satu faktor tingginya fatherless di Indonesia. 

Hal ini mengelompokkan tugas orang tua, peran ibu mengurus anak dan peran ayah mencari nafkah. Sehingga mendukung ayah kurang terlibat aktif dalam tumbuh kembang anak. 

Tahukah kamu? Secara psikologis dalam teori kelekatan John Bowlby (Diananda, 2020), menyatakan bahwa kedekatan anak dengan orang tuanya, baik ayah maupun ibu, sejak kecil akan menghasilkan pola kelekatan anak dengan sosialnya hingga dewasa. Pengaruhnya sangat besar pada hubungan anak dengan orang lain dan tidak boleh disepelekan.

Fatherless tanpa disadari punya dampak yang besar bagi anak. Namun, seringkali kita tidak menyadari adanya fatherless ini. Ciri yang utama dirasakan anak adanya kekosongan akan figur ayah dalam hidupnya, ayah yang sibuk bekerja, ayah yang jarang sekali berdiskusi dengan anak, ayah yang cuek dan tidak ada disaat anak merasa butuh dukungan darinya. Menurut (Fiqanisya, 2022), seseorang yang merasakan fatherless memiliki ciri dan dampak, diantaranya:

1. Tidak mampu mengelola perasaan dengan baik

Pendidik pertama orang tua menjadi cerminan bagaimana anak bertumbuh dan karakter anak yang dihasilkan. Seorang anak yang tidak dekat secara emosional dengan orangtuanya, maka menyebabkan anak itu menjadi kurang paham akan perasaan yang dia alami. Sulitnya mengelola perasaan itu juga bisa menimbulkan masalah psikologis lain loh, seperti gangguan kecemasan, depresi, dan lainnya.

2. Memiliki masalah kepercayaan dan sulit membangun hubungan dengan orang lain

Anak mulai membangun kepercayaan dengan orang tuanya sejak ia bayi (Murni, 2017). Kepercayaan dengan orang tua saja gagal terbangun, apalagi dengan orang lain. Anak yang memiliki masalah ini kedepannya akan sulit membangun hubungan dengan orang lain karna sudah tidak mengakui sosok ayah dalam hidupnya (Elvina, 2021). 

Anak akan cenderung menghindari hubungan yang lebih dengan lawan jenis karena adanya perasaan takut ditinggal atau jika terjalin hubungan maka orang tersebut akan cenderung posesif, tidak bisa ditinggal oleh pasangannya, dan cenderung mempertahankan hubungannya.

3. Memiliki penghargaan diri dan sosialisasi yang rendah

Seorang anak, baik laki-laki maupun perempuan, sewajarnya mendapatkan sisi maskulin dari sosok ayahnya dan sisi feminim dari ibunya. Hal ini akan mengembangkan kemampuan kognitif dan sikap yang akan dimunculkan dia untuk bertindak berdasarkan situasi, seperti kemandirian, percaya diri, bersosialisasi dengan orang lain, dan mampu beraktivitas apa saja tanpa dibatasi gender, contohnya berolahraga. 

Seseorang yang mengalami fatherless akan lebih rendah interkasinya dengan orang lain dibanding anak tidak mengalami fatherless karena kehilangan contoh dari sosok ayah dalam berinteraksi dengan orang lain dan penghargaan diri yang rendah (Sundari & Herdajani, 2013).

Figur ayah berperan aktif bagi kelangsungan perkembangan anak. Jika kamu kehilangan hal tersebut, dapat diatasi dengan salah satunya mendapatkan figur ayah dari orang lain seperti kakek, kakak laki-laki, paman, dan bahkan ibu. Sekarang kamu tahu kan tentang fatherless, tidak perlu berkecil hati jika kamu mengalami fatherless

Tidak ada yang tahu akan diberikan orang tua seperti apa dan kamu tidak bisa mengatur orang tuamu untuk berperilaku ke kamu. Tetapi, kamu dapat mengatur diri kamu kedepannya jika menjadi orang tua harus berperilaku seperti apa.

Referensi:

Caesaria, S. D. (2023, May 23). Indonesia urutan ke-3 “fatherless country”, psikolog UGM sebut 5 dampaknya. Kompas.Com. https://www.kompas.com/edu/read/2023/05/25/090000371/indonesia-urutan-ke-3-fatherless-country-psikolog-ugm-sebut-5-dampaknya

Diananda, A. (2020). Kelekatan anak pada orang tua dalam meningkatkan perkembangan kognitif dan harga diri. ISTIGHNA, 3(2), 141–157. https://www.researchgate.net/publication/343638562_KELEKATAN_ANAK_PADA_ORANG_TUA_DALAM_MENINGKATKAN_PERKEMBANGAN_KOGNITIF_DAN_HARGA_DIRI

Elvina, L. (2021, September 18). Bukan hanya cari nafkah, ternyata ayah punya dampak besar untuk anak. KOMPASTV. https://youtu.be/29q8xuTtktQ

Fiqanisya, I. K. (2022, January 28). Dampak psikologis anak tumbuh tanpa figur ayah. Brokenhome Indonesia. https://youtu.be/0JlE6AfH1dk

Murni. (2017). Perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial pada masa kanak-kanak awal 2-6 tahun. JIIF, 3, 19–33. https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awrx.usk1XVkyA4t4f7LQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzMEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1685472677/RO=10/RU=https%3a%2f%2fjurnal.ar-raniry.ac.id%2findex.php%2fbunayya%2farticle%2fdownload%2f2042%2f1513/RK=2/RS=z4IFpjXsQd_kXytKy8dTtGFPS0g-

Sundari, A. R., & Herdajani, F. (2013). Dampak fatherless terhadap perkembangan psikologis anak. Publikasi Ilmiah UMS, 256–271. https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awr1VTlzg4BkQ_INpC3LQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzQEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1686172660/RO=10/RU=https%3a%2f%2fpublikasiilmiah.ums.ac.id%2fbitstream%2fhandle%2f11617%2f3973%2fA23.pdf/RK=2/RS=6kUIuSPWdrb6zvzYCga5acm1znM-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun