Peristiwa itu menjadi salah satu hal yang memotivasi saya. Ketika saya kuliah, saya harus belajar dengan baik. Saat kuliah, saya mengambil S1 Pendidikan Biologi. Saat itu saya punya target harus bisa lulus cumlaude dalam waktu 3,5 tahun. Dan kalau bisa saya harus lebih dahulu wisuda dibanding teman saya yang dulu meremehkan saya. Cita-cita tersebut akhirnya tercapai. Saya lulus S1 dengan IPK 3.72 dan dalam waktu 3 tahun 4 bulan. Selang 1 tahun kemudian saya mengambil S2 Biologi di universitas yang sama dan saya berhasil lulus dengan IPK 3.88 serta menjadi lulusan terbaik. 6 bulan setelah saya lulus S2, saya mencoba peruntungan mendaftar Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan puji Tuhan saya berhasil lulus pada tahun 2022 lalu. Tahun 2023 lalu, saya kembali mencoba untuk mengikuti seleksi Calon Guru Penggerak Angkatan 10 dan puji Tuhan saya diizinkan lolos tahap 2 dan tahun 2024 ini saya akan mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.Â
Apa nggak capek sekolah?
Jujur pasti capek. Namun semangat saya untuk terus belajar lebih lagi itulah yang memotivasi saya. Ya di lubuk hati saya mungkin masih memiliki ketakutan "diremehkan" sehingga saya merasa harus memiliki sesuatu yang lebih dari teman-teman saya dahulu. Jadi sewaktu-waktu saya berjumpa dengan mereka, saya bisa lebih percaya diri karena saya punya kelebihan.Â
Namun terlepas dari semuanya itu, menjadi guru kan memang harus belajar sepanjang hayat bukan?Â
Ya intinya si "remahan rempeyek" ini hanya ingin mengubah cemoohan, remehan, dan tekanan yang dulu pernah dialami menjadi motivasi untuk terus belajar dan menjadi lebih baik lagi. Balaslah perbuatan serta perkataan buruk orang kepadamu dengan menunjukan hasil karya yang positif. Dan percayalah tak peduli bagaimana orang memandangmu, engkau sangatlah berharga di mata Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H