Mohon tunggu...
Debora Damanik
Debora Damanik Mohon Tunggu... Guru - Education Enthusiast

Menyukai dunia pendidikan, seni, budaya, dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Dia dalam Diam

29 Oktober 2017   11:03 Diperbarui: 29 Oktober 2017   11:30 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Suatu puisi mengumandangkan rindu

Memecahkan sunyi kala bulan bersembunyi

Aku adalah penggila pesonamu

Disaat hatimu tak berselera menapaki

Suatu doa menyanyikanmu

Disaat sukmamu tak mampu dimiliki

Aku adalah penyair gerak - gerikmu

Tuhan menitipkanmu untuk diteladani

Suatu cerita memecahkan anganku

Pada waktu masa depan kau memasuki

Aku adalah perasa hatiku

Berzinah aku kau  kuingini

Suatu keramaian tak mampu meracunimu

Kau kalam menstabilkan emosi

Aku adalah sipenanya tentangmu

Kapan misterimu dijawabi ?

Suatu peristiwa memimpikanmu

Memulai pembelajaran hidup digemari

Aku adalah sipenanti senyum mautmu

Sampai kapan bayanganmu menari?

Seriusmu pantulan cahayamu

Kutepis godaan kau  kujajali

Aku adalah sosok berserah dilajurku

Kalbu pada masanya diizikanNya dipeluki

Medan, 29 Oktober 2017

Debora Julia Elisabet Damanik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun