BISA.
APakah itu kemampuan mengelola keuangan?Â
Menurut saya, pada dasarnya mengelola keuangan adalah kemampuan mengatur arus masuk dan arus keluar dengan baik sesuai kebutuhan dan rencana anggaran. ANggaran sederhana atau anggaran biaya tinggi, sama-sama menuntut kita untuk mengelola dengan bijak.
Apabila kebutuhan premier/sekunder kita makin tinggi dan banyak variasinya, anggaran kita makin tinggi, maka kita makin banyak membutuhkan uang.
Mari simulasikan: pemasukan kita hanya Rp 4 juta sebulan, bagaimana bisa menabung? Apakah lebih baik meminjam? Sedangkan anggaran pengeluaran cukup banyak. Misalnya: anak 2, uang makan, uang ngontrak/listrik, data internet, jajan, dll.
Maka langkah dasar memutuskan untuk meminjam adalah:
1. Menyadari jumlah pemasukan bulanan/gaji dan pengendalian diri.
2. Tentukan faktor2 Premier (makanan, sewa/kontrak, uang sekolah/kursus, listrik, transport) yang harus dibayar sesuai dengan pemasukan itu. Artinya tdk melakukan pembelian di luar kemampuan atau tdk melakukan pembelian spontan yang memperbesar pengeluaran. Contoh: belanja barang kebutuhan sekunder/ tertier, sebagai pelepas stress atau keinginan sekejap.
3. Pastikan 5% dari uang masukan bulanan itu ditabung. Contoh: UMP JKT 4.2 juta, yang kita usahakan tabung adalah 5. Maka kita dapatkan RP 210,000 yang kita sisihkan di tabungan/rekening.Â
4. Bagaimana kalau kita misalnya sudah terlanjur ngutang/cicilan motor/laptop: maka anggaran di- set  lagi. Lunasi apabila kamu ingin memiliki motor/laptop itu karena sudah menjadi kebutuhan premier untuk bekerja, untuk anak , atau untuk belanja keperluan pasar.
5. Meminjam apabila ada kebutuhan sangat emergency. Pinjaman pertama harus lunas dulu, sebelum meminjam ke pihak lain. Kita jangan membangun tradisi meminjam ke orang/saudara/bank tanpa melunasi pinjaman sebelumnya, karena akan membawa kita lepas kontrol dan pertemanan menjadi renggang. Kepercayaan orang ke kita berkurang jauh.
6. Catat selalu pengeluaran di buku tulis/hape. Namun di buku tulis, selain kita bisa melatih motorik halus jari dan tangan, kita pun mempraktikkan budaya menulis, mencatat, menghitung, menganalisis, dan menyimpan bukti pembayaran dengan rapih. Ini adalah satu bagian penting di tata keuangan pribadi/perusahaan/organisasi.
RUmusan menabung biasanya=
Pemasukan - pengeluaran xyz - asuransi (apabila ada) - bpjs = Rp Tabungan kita
FUngsi sederhana bank sebenarnya adalah tempat menyimpan uang kita dan tertata rapih pengeluarannya.
APakah kita bisa menabung di rumah? Sangat bisa, namun bergantung kemampuan kita mengelola, mencatat, dan menyimpan dengan baik, dikeluarkan hanya saat emergency.
Rumusan meminjam yang aman bagi peminjam adalah: Maksimal 25% dari besaran gaji bulanan.Â
Meminjam pun ada kredibilitas, biarpun kalau meminjam koperasi, teman/saudara, bank. Kita harus dipercayai bahwa membayar, biarpun secara cicilan. Cicilan pun harus kita pahami itu masuk anggaran bulanan pengeluaran kita. Dengan demikian, fungsi kontrol terhadap manajemen keuangan pribadi terjaga dan TRUST/RESPECT tetap ada. Kredibilitas kita terjaga.
Bagaimana pengeluaran dengan kartu kredit: tentukan kembali apakah pengeluaran kebutuhan premier? Dan apakah sudah menjadi bagian dari anggaran bulanan? Kalau tidak adalah dalam anggaran bulanan, maka transaksi itu masuk ke kategori extra/personal needs.
Kunci dari keberhasilan kelola uang pribadi/keluarga/perusahaan/warung adalah:
1. Kendalikan diri/kontrol pengeluaran tanpa didasarkan emosi spontan.
2. Catat selalu, apalagi kalau ingin merekam jejak semua pemasukan dan pengeluaran. Di era online shopping ini, kita pun harus tetap mencatatnya di hape kita, buku kita/blocknote, excel.Â
3. Apabila ada keinginan travelling/jalan2 ke objek wisata, sebagai bagian dari leisure needs (ini bagus karena meningkatkan rasa gembira bersama), maka anggarkan tetapi sesuai dengan kemampuan kita. MIsalnya: olahraga jalan kaki sama-sama dengan keluarga, jajan yang sederhana, foto2, masuk ig, dan happy. Bisa juga leisure itu seperti beli kopi, buku bacaan, tanaman hijau, beli cat air untuk melukis, atau bayar kursus les untuk meningkatkan skill kita.
4. Tabung minimal 5% gaji kita.Â
5. Lunasi pinjaman pertama.
6. SElalu bangun skill kita/keluarga sebagai investasi utama. COntoh: investasi di kursus bahasa Inggris, Â digital graphis, bakery (bikin kue/roti).
7. Apabila mau menyumbangan kegiatan rohani, lakukan semampunya.
Pada akhirnya, seberapa pun gaji kita harus menentukan berapa rupiah yang mau kita tabung setiap tahun, agar kelak bisa beli rumah atau bayar program S2, dsb.Â
Salam sehat, salam olahraga, dan sukses buat kita semua!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H