Mohon tunggu...
Debi Priyantini
Debi Priyantini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa fakultas hukum Universitas Jember

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Membangkitkan Motivasi Pembelajaran Daring dengan Layanan Google Edukasi

2 September 2021   17:55 Diperbarui: 2 September 2021   19:37 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak tahun 2019 hingga saat ini, berbagai negara di dunia masih mengalami masa pandemi Covid-19. Wabah Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina pada akhir tahun 2019. Kemudian wabah ini menyebar ke berbagai negara di dunia dengan cepat. Wabah Covid-19 ditemukan di Indonesia pertama kali bulan Maret 2020. Dengan adanya wabah ini di Indonesia, mengharuskan pemerintah menetapkan aturan untuk bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah. Hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan kerumunan sehingga kita dapat sedikit mengurangi penyebaran wabah Covid-19. 

Adanya Covid-19 menimbulkan dampak yang sangat signifikan di berbagai aspek, misalnya pada aspek pendidikan. Sistem pembelajaran sebelum pandemi dilakukan dengan tatap muka setiap hari di sekolah antara siswa dan guru. Tetapi pada saat pandemi, sistem pembelajaran terpaksa diubah menjadi pembelajaran online atau daring yang mengharuskan siswa untuk belajar dari rumah dengan menggunakan aplikasi pendukung pembelajaran online seperti Zoom dan Google Meet.  Selain itu untuk mendukung sistem pembelajaran online, dibutuhkan alat pendukung seperti handphone atau tablet, laptop, dan paket data.

Sistem pembelajaran online ini tidak hanya diberlakukan untuk sekolah dasar hingga sekolah menengah atas saja, tetapi sejumlah perguruan tinggi di Indonesia juga memberlakukan sistem pembelajaran online. Salah satu perguruan tinggi tersebut yaitu Universitas Jember yang telah menerapkan pembelajaran online sejak bulan Maret 2020. Saat ini penulis sedang menempuh mata kuliah KKN. 

Meskipun menerapkan sistem pembelajaran online, Universitas Jember tetap menjalankan program KKN tetapi dengan sistem yang berbeda. Jika sebelum pandemi, sistem KKN dilakukan secara berkelompok di tempat yang telah ditentukan oleh pihak kampus. Tetapi di masa pandemi, sistem KKN dilakukan secara mandiri di desa asal mahasiswa. Sistem KKN seperti ini disebut sebagai KKN Back To Village atau KKN pulang kampung. 

Pada KKN ini, lokasi yang dipilih oleh penulis yaitu Desa Kayuputih, Kabupaten Situbondo dengan tema "Program Literasi Desa Pada Masa Pandemi Covid-19". Desa Kayuputih merupakan salah satu desa di Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur.  Di Desa Kayuputih ini terdapat satu potensi yang mungkin tidak dimiliki oleh desa pada umumnya. Potensi tersebut adalah adanya sekolah dasar yang bernama SDN 1 Kayuputih.

Pada minggu pertama KKN, kegiatan yang dilakukan penulis adalah melakukan observasi kepada siswa, orang tua, dan guru SDN 1 Kayuputih tentang permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran daring. Setelah dilakukannya observasi, diketahui bahwa permasalahan yang dialami oleh siswa, orang tua, dan guru yaitu pembelajaran daring menyebabkan paket kuota internet cepat habis. Permasalahan selanjutnya adalah siswa kurang memahami materi yang diberikan oleh guru.

Orang tua dan siswa belum mengenal aplikasi pembelajaran daring selain aplikasi WhatsApp. Siswa mengeluh banyak tugas yang diberikan oleh guru. Terkadang guru memberikan tugas dalam bentuk pdf sehingga siswa tidak dapat membuka  tugas tersebut. Kemudian guru juga memberikan tugas dalam bentuk video, sehingga memori handphone siswa penuh. Ketika pembelajaran daring siswa lebih suka menunda-nunda pekerjaan sekolah dan terkadang tidak mengerjakan tugas. Selain masalah tersebut, ketika pembelajaran daring, orang tua belum maksimal dalam mendampingi siswa ketika belajar.

Setelah melakukan observasi lebih lanjut, maka yang menjadi permasalahan utama adalah orang tua, siswa, dan guru belum sepenuhnya mengetahui penggunaan aplikasi pendukung pembelajaran. Karena ketidaktahuan akan aplikasi tersebut menyebabkan sistem pembelajaran daring belum optimal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru menerapkan pembelajaran daring melalui aplikasi WhatsApp agar siswa tetap bersekolah. 

Sistem pembelajaran ini dilakukan melalui panggilan video secara bertahap dikarenakan terbatasnya jumlah peserta yang dapat mengikuti panggilan video tersebut. Untuk pemberian tugas dikirim melalui WhatsApp grup kelas, selanjutnya siswa akan mengirim jawaban berupa foto melalui WhatsApp. 

Terkadang siswa mengumpulkan tugas selama satu minggu pada guru di sekolah. Menurut penulis, sistem pembelajaran yang seperti ini dinilai kurang efektif karena sistem pembelajaran ini belum sepenuhnya dapat dikatakan pembelajaran daring yang mengharuskan siswa dan guru belajar dari rumah. 

Dengan adanya masalah utama tersebut, maka yang menjadi kebutuhan adalah fasilitas pendukung pembelajaran daring seperti handphone, laptop, dan jaringan internet. Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka potensi yang dapat digunakan dan dimanfaatkan adalah adanya jaringan internet atau wifi yang disediakan oleh sekolah dan kantor desa.

Berdasarkan permasalahan yang ada di atas, maka program kerja yang akan dilakukan selama KKN yaitu pertama melakukan permohonan izin menggunakan wifi milik sekolah dan kantor desa. Dengan memanfaatkan wifi sekolah atau kantor desa bisa sedikit mengurangi jumlah pengeluaran untuk membeli paket data. Tentu saja pemanfaatan wifi ini tanpa biaya atau gratis. Kemudian program kerja yang kedua adalah mengenalkan Google Edukasi kepada siswa dan guru sebagai layanan pendukung pembelajaran daring. 

Pada program kerja ini, penulis memilih untuk mengenalkan layanan Google Edukasi karena semua layanan yang disediakan Google adalah gratis. Berbeda dengan aplikasi Zoom yang berbayar. Selain mengenalkan Google Edukasi kepada siswa dan guru, penulis juga akan mengenalkan layanan ini kepada orang tua. Hal ini bertujuan memberi pengetahuan kepada orang tua tentang layanan Google Edukasi agar ketika anak mengalami kesulitan tentang layanan ini, orang tua dapat membantu anaknya.

Selanjutnya program kerja yang ketiga yaitu melakukan uji coba penggunaan layanan Google Edukasi kepada siswa dan guru. Hal ini bertujuan untuk mengetahui batas kemampuan siswa dan guru dalam menggunakan Google Edukasi. Kemudian program kerja yang keempat yaitu melakukan sosialisasi kepada orang tua siswa tentang pentingnya pendampingan belajar terhadap anak di masa pandemi Covid-19. Alasan penulis melakukan sosialisasi ini adalah berdasarkan observasi yang telah dilakukan, selama pembelajaran daring kebanyakan siswa tidak didampingi belajar oleh orang tuanya. 

Orang tua belum menyadari pentingnya mendampingi anak belajar apalagi di masa pandemi. Pada pembelajaran daring ini, orang tua lebih menyerahkan pembelajaran terhadap anak kepada guru saja. Padahal di masa pandemi seperti ini, peran orang tua sangat besar dalam mendampingi proses belajar di masa pandemi. Alasan orang tua tidak melakukan pendampingan belajar terhadap anaknya adalah orang tua sibuk akan pekerjaannya masing-masing. 

Kemudian orang tua tidak mengerti tentang materi yang diberikan oleh guru sehingga sulit bagi orang tua untuk menjelaskan ulang materi yang telah disampaikan atau materi yang belum dipahami oleh anaknya. Alasan yang ketiga yaitu orang tua tidak memiliki dasar mengajar, sehingga ketika anak tidak mengerti akan penjelasan yang diberikan oleh orang tua yang terjadi adalah orang tua akan memarahi anaknya. Dengan perlakuan tersebut, tentunya akan mempengaruhi psikologis anak.

Di minggu kedua, kegiatan penulis adalah melakukan program kerja yang pertama yaitu memanfaatkan jaringan internet sekolah dan kantor desa. Hal yang pertama penulis lakukan untuk melaksanakan program ini adalah menemui Kepala Sekolah SDN 1 Kayuputih pada hari Kamis, 19 Agustus 2021. 

Pada kesempatan tersebut penulis menjelaskan tentang permasalahan apa saja yang dialami oleh siswa. Setelah menjelaskannya secara detail kepada Kepala Sekolah, langkah selanjutnya adalah meminta izin kepada Kepala Sekolah untuk memanfaatkan jaringan internet sekolah. Hasilnya Kepala Sekolah menyetujui penggunaan jaringan internet untuk proses pembelajaran selama daring asalkan siswa serius dalam belajar dan tidak menggunakan jaringan internet sekolah untuk bermain game. 

Selain meminta izin terkait penggunaan wifi sekolah, penulis juga meminta izin kepada Kepala Sekolah untuk mengadakan sosialisasi pengenalan dan pelatihan layanan Google Edukasi kepada siswa dan guru dan disepakati sosialisasi tersebut diadakan pada hari Sabtu, 21 Agustus 2021 pukul 09.00 WIB di sekolah.

Di hari berikutnya Jumat, 20 Agustus 2021, penulis pergi ke kantor desa untuk mengajukan izin penggunaan wifi kantor desa ketika siswa melakukan pembelajaran daring. Hampir sama dengan kegiatan di hari sebelumnya, penulis juga menjelaskan tentang permasalahan utama yang dialami siswa selama pembelajaran daring. 

Dimana salah satu permasalahan utamanya adalah paket kuota internet. Setelah menjelaskan permasalahan tersebut, Perangkat Desa juga menyetujui akan pemanfaatan jaringan internet di kantor desa. Bahkan Perangkat Desa mengatakan siswa diperbolehkan menggunakan jaringan internet sepuasnya untuk belajar daring dan wifi yang tersedia tidak diberi password agar siswa bisa menggunakan jaringan internet kantor desa dengan mudah.

 Di hari selanjutnya yaitu Sabtu, 21 Agustus 2021 dilakukan sosialisasi pengenalan dan pelatihan layanan Google Edukasi kepada siswa dan guru. Pada kegiatan sosialisasi ini penulis menghadirkan mentor yaitu Bapak Zainal Abidin, S.Kom yang akan memaparkan tentang Google Edukasi dan cara-cara penggunaannya. Sosialisasi ini dihadiri oleh siswa dan guru kelas. Tujuan diadakan sosialisasi ini adalah untuk memperkenalkan Google Edukasi kepada siswa dan guru serta memberikan pelatihan tentang penggunaannya. 

Ketika sosialisasi berlangsung, setidaknya guru dan siswa sudah sedikit memahami tentang Google Edukasi ini. Setelah tahap pengenalan Google Edukasi telah disampaikan oleh mentor, tahap selanjutnya adalah pelatihan penggunaan Google Edukasi kepada guru dan siswa. Pada tahap ini, mentor langsung memberikan praktik tentang penggunaan Google Classroom, Google Meet, Gmail. Kemudian guru dan siswa mengikuti petunjuk-petunjuk yang telah dijelaskan oleh mentor. Awalnya ketika melakukan pelatihan ini siswa dan guru sedikit kebingungan, karena hal ini merupakan hal yang baru bagi mereka. 

Tetapi meskipun sedikit kebingungan antusias dan semangat yang tinggi dari siswa dan guru membuat proses pelatihan ini menjadi lancar dan selanjutnya guru langsung memerintahkan seluruh siswanya melalui WhatsApp grup kelas untuk bergabung pada kelas yang telah dibuat pada Google Classroom. 

Di hari selanjutnya, pada hari Minggu, 22 Agustus 2021, penulis melakukan pengenalan dan pelatihan Google Edukasi kepada orang tua. Hal ini dikarenakan jika siswa mengalami kesulitan dalam penggunaan Google Edukasi, maka orang tua dapat membantu kesulitan siswa. Setelah sosialisasi pengenalan dan pelatihan layanan Google Edukasi kepada orang tua, siswa, dan guru diharapkan sistem pembelajaran daring di SDN 1 Kayuputih lebih optimal dengan menggunakan Google Edukasi.

Setelah melakukan sosialisasi pengenalan dan pelatihan layanan Google Edukasi kepada siswa, orang tua, dan guru. Maka, di minggu ketiga KKN, penulis melakukan program kerja ketiga yaitu uji coba penggunaan Google Edukasi kepada siswa dan guru untuk mengukur kemampuan siswa dan guru dalam menggunakan Google Edukasi. 

Pada hari Kamis, 26 Agustus 2021 mahasiswa menemui Kepala Sekolah untuk meminta izin mengadakan uji coba atau simulasi dan disepakati melakukan uji coba pada hari Sabtu, 28 Agustus 2021 pukul 08.30 WIB. Ketika melakukan uji coba ternyata hasilnya guru dan siswa sudah lebih memahami dibandingkan ketika melakukan pelatihan di minggu sebelumnya. Kendala yang ditemukan adalah siswa masih sedikit bingung ketika tugas yang diberikan oleh guru belum muncul di Google Classroom mereka.

Kemudian kegiatan selanjutnya adalah melakukan sosialisasi kepada orang tua tentang pentingnya pendampingan belajar terhadap anak di masa pandemi Covid-19 pada hari Senin, 30 Agustus 2021. Pada kegiatan ini, penulis dan orang tua melakukan diskusi terkait pembelajaran daring. Selain itu, penulis juga memberikan tips melakukan pendampingan belajar yang benar terhadap anak. Jangan sampai ketika orang tua mendampingi anaknya belajar, justru membuat masalah baru terhadap anak, misalnya anak bosan dan stres ketika dilakukan bimbingan belajar.

Itulah kegiatan penulis selama KKN, semoga dengan program kerja yang telah dilakukan dapat memberikan solusi dari permasalahan yang dialami oleh guru, siswa, dan orang tua selama pembelajaran daring. Kemudian juga diharapkan sistem pembelajaran SDN 1 Kayuputih tetap efektif dan optimal menggunakan Google Edukasi meskipun tidak bertatap muka dan bertemu langsung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun