b. Tahap 2: Otonomi vs. Rasa Malu dan Keraguan (18 bulan - 3 tahun)
Krisis: Anak-anak mulai belajar mandiri, seperti berjalan, berbicara, dan melakukan aktivitas lain tanpa bantuan orang dewasa.
Resolusi: Ketika diberikan dukungan dan kebebasan yang sesuai, anak-anak mengembangkan rasa otonomi. Jika selalu dikritik atau dibatasi, mereka dapat merasakan rasa malu dan keraguan terhadap kemampuan mereka.
Dampak: Rasa otonomi yang kuat membantu anak-anak berkembang menjadi individu yang percaya diri.
c. Tahap 3: Inisiatif vs. Rasa Bersalah (3-5 tahun)
Krisis: Pada tahap ini, anak-anak mulai menunjukkan inisiatif, mencoba berbagai aktivitas dan mengeksplorasi dunia mereka.
Resolusi: Jika mereka diberikan kesempatan untuk bertindak tanpa rasa takut dihukum, mereka mengembangkan rasa inisiatif. Jika mereka dihukum atau dipatahkan inisiatifnya, mereka mungkin merasa bersalah dan cemas untuk mencoba hal baru.
Dampak: Inisiatif yang sehat berkontribusi pada perkembangan kreativitas dan kepemimpinan di masa depan.
d. Tahap 4: Industri vs. Inferioritas (5-12 tahun)
Krisis: Anak-anak mulai berinteraksi lebih banyak di sekolah dan kelompok teman sebaya, yang menguji kemampuan mereka dalam hal kerja keras dan pencapaian.
Resolusi: Jika anak merasa diterima dan berhasil dalam tugas dan tantangan, mereka mengembangkan rasa industri dan kepercayaan diri. Sebaliknya, kegagalan atau penolakan dapat menimbulkan rasa inferioritas.