Kesehatan Mental: Kondisi seperti kecemasan atau depresi dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengelola emosi dan menjalin hubungan.
b. Faktor Eksternal
Keluarga: Hubungan yang responsif dan suportif dengan pengasuh utama membentuk dasar perkembangan sosial-emosional yang sehat.
Sekolah dan Lingkungan Sosial: Teman sebaya, guru, dan komunitas memberikan kesempatan untuk belajar keterampilan sosial dan emosional.
Budaya: Nilai, norma, dan harapan budaya memengaruhi cara individu mengekspresikan emosi dan menjalin hubungan sosial.
4. Teori-Teori Perkembangan Sosial-Emosional
a. Teori Erik Erikson
Erikson mengembangkan teori delapan tahap perkembangan psikososial, yang menekankan bahwa setiap tahap kehidupan memiliki krisis yang harus diselesaikan. Misalnya, pada masa kanak-kanak, krisis utama adalah "kepercayaan vs ketidakpercayaan," yang memengaruhi bagaimana anak belajar mempercayai orang lain.
b. Teori Attachment Bowlby dan Ainsworth
Teori keterikatan menekankan pentingnya hubungan awal antara anak dan pengasuh dalam membentuk pola interaksi sosial dan regulasi emosional di masa depan.
c. Teori Sosial-Kognitif Bandura