Scaffolding: Ini adalah proses di mana orang yang lebih berpengalaman memberikan bantuan yang disesuaikan dengan kebutuhan anak, sehingga anak dapat mencapai tugas yang sebelumnya tidak dapat ia lakukan sendiri. Bantuan ini secara bertahap dikurangi seiring dengan meningkatnya kemampuan anak.
Bahasa sebagai Alat: Vygotsky melihat bahasa sebagai alat utama dalam perkembangan kognitif. Melalui bahasa, kita dapat berpikir, berkomunikasi, dan belajar tentang dunia di sekitar kita.
Fokus: Vygotsky lebih menekankan pada peran lingkungan sosial dan budaya dalam perkembangan kognitif. Ia percaya bahwa anak belajar melalui interaksi dengan orang lain yang lebih berpengalaman.
Zona Perkembangan Proksimal (ZPP): Konsep penting dalam teori Vygotsky adalah ZPP, yaitu jarak antara apa yang dapat dilakukan anak sendiri dan apa yang dapat dilakukannya dengan bantuan orang lain. Dengan kata lain, anak bisa belajar lebih banyak dengan bantuan orang dewasa atau teman yang lebih paham.
Bahasa: Bahasa dianggap sebagai alat utama dalam perkembangan kognitif. Melalui bahasa, anak belajar berpikir dan berkomunikasi.
Scaffolding: Proses di mana orang dewasa atau teman yang lebih berpengalaman memberikan bantuan yang disesuaikan dengan kebutuhan anak, sehingga anak dapat mencapai tugas yang sebelumnya tidak dapat ia lakukan sendiri.
Contoh: Seorang anak belajar mengendarai sepeda. Awalnya, orang tuanya memegang sepeda dan membantu menyeimbangkannya. Seiring waktu, orang tua mengurangi bantuannya hingga anak bisa mengendarai sepeda sendiri.
Teori Piaget (Kognitif):
Fokus: Piaget lebih menekankan pada perkembangan kognitif yang terjadi secara alami dalam diri anak melalui interaksi dengan lingkungan fisik.
Tahapan Perkembangan: Piaget membagi perkembangan kognitif menjadi beberapa tahapan, seperti sensorimotor, pra-operasional, operasional konkret, dan operasional formal. Setiap tahap memiliki karakteristik berpikir yang berbeda.
Skema: Piaget percaya bahwa anak membangun skema (pola pikir) tentang dunia melalui pengalaman langsung.
Contoh: Seorang bayi belajar bahwa jika ia menggoyangkan mainan, mainan itu akan berbunyi. Ini adalah contoh pembentukan skema tentang sebab-akibat.