Dan kini, waktu itu tiba. Aku menghadiri akad nikah Nadine. Dia duduk tak jauh dari ku, aku dan dirinya berhadapan di selangi oleh ayahnya dan penghulu. Dia sangat cantik, mengenakan kebaya khas Jawa sesuai dengan suku Ayahnya. Rambutnya yang coklat tampak disanggul ditutupi dengan untaian melati yang makin mempercantiknya. Ah Nadine, aku takkan bisa melupakan kecantikan wajahmu, jantung ku berdegup kencang. Aku semakin berat melepasnya. Tapi perang pikiran terus berdebat dalam otakku.
Aku menatap wajahnya selama 10 detik. Aku tahu aku takkan sanggup melepasnya, cintaku padanya sudah mendarah daging selama 10 tahun terakhir ini. Aku tak bisa merelakannya dengan lelaki itu. Tapi sahabat kami, Desta menggenggam tanganku, berbisik ringan di telingaku.
"Relakan dia, Tasya.."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI