Tak pandai mengurai kata
Tak tahu cara mengunkapkan rasa
Bersama hujan dan alunan suara murotal surau aku berenang dilautan kata kata
Sembari menyambut subuh di puasa pertama
Tanpa ibu
Tanpa bapak
Tanpa siapapun keluarga bersama temani sahur pertama
Syukur terus dipanjatkan
Doa selalu di langitkan
Ikhtiar selalu dibumikan
Sembari menunggu padi menguning
Bersama harapan yang selalu ada dalam dekapan
Meski ekspektasi kadang tak sesuai harapan
Syukur tetaplah harus di panjatkan
Bagai anak panah yang menembus dada
Rindu yang dalam kian lama menjadi siksa
Bagaimana boleh dikata
13 jam menempuh salatiga-purabaya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!