Mohon tunggu...
Debby Anggraini
Debby Anggraini Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tukang Urut Itu Bernama Adhyaksa Dault

31 Maret 2016   09:49 Diperbarui: 31 Maret 2016   10:50 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="adhyaksa dault - sumber twitter: @adhydault"][/caption]Jakarta 'Teguh Beriman' dalam konsep 'green governance' ala Adhyaksa Dault

Menyimak pernyataan para bakal calon gubernur yang akan mengikuti Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017, ada beberapa hal yang bisa kita jadikan bahan penilaian dan pemikiran.

Dari pernyataan yang disampaikan sejumlah bakal calon, pernyataan-pernyataan mantan Menpora Adhyaksa Dault merupakan pernyataan yang patut disimak. Adhyaksa Dault melangkah maju sebagai cagub DKI Jakarta setelah didukung tokoh-tokoh nasional yang dikoordinir oleh Marwah Daud Ibrahim dan Kiai Wahfiuddin Salam, tampil memberikan pernyataan. "Karena permintaan dari ulama, bismillah saya maju," ujarnya.

Tidak hanya para ulama, para pendeta, atlit-atlit nasional, musisi senior juga menyatakan dukungannya terhadap Adhyaksa Dault.  (Sumber)

Pernyataan yang disampaikan Adhyaksa Dault diatas merupakan cerminan seorang pemimpin yang baik. Ia tidak maju nyagub di Pilgub DKI 2017 atas dasar keinginannya sendiri melainkan atas dorongan berbagai pihak yang melihat potensi dan kualitas kepemimpinannya. Ia maju nyagub bukan untuk mengejar kekuasaan melainkan karena amanah yang diberikan.

Sejauh ini Adhyaksa Dault memilih jalur independen. Namun dia tak menepis kemungkinan bergabung dengan partai jika ada yang mengusung namanya. Jika pengumpulan KTP pendukung yang disyaratkan tidak tercukupi dan tidak ada partai yang mendukung, Adhyaksa memilih untuk tidak memaksakan diri untuk nyagub. Menurutnya, siapapun yang menang di Pilgub DKI 2017 sudah pasti pilihan terbaik.

"Kalau memang saya tidak bisa maju ya tidak saya paksakan. Kalau saya tidak maju, maka saya akan berikan konsep saya ke yang maju untuk bagaimana blue print Jakarta ke depan, bagian sumbangsih saya kepada yang menang," ujarnya.

"Bagi saya yang penting berusaha, dan paling penting jangan ada pikiran bagaimana caranya kita menang dengan cara yang tak baik, saya realistis saja. Intinya kalau progres meningkat, akan saya coba teruskan kemampuan. Tapi kalau tak bisa, tak akan saya paksakan," tegasnya.

Dari pernyataan tersebut tampak jelas bahwa Adhyaksa memang fokus untuk menjalankan amanah dan bukan mengejar kekuasaan. Tidak sedikitpun terpikirkan olehnya untuk menggunakan cara-cara yang tidak baik apalagi melakukan kecurangan hanya untuk mengejar sebuah kemenangan atau kekuasaan.

Pernyataan mengejutkan tentang Adhyaksa Dault datang dari Anton Medan - cek di sini

[caption caption="adhyaksa dault dan keheningan - sumber twitter @adhydault"]

[/caption]Hebatnya lagi, jika dia tidak bisa maju atau terpilih sebagai Gubernur DKI, dia iklhas memberikan konsep membangun dan menata DKI yang dimilikinya untuk diberikan kepada Gubernur DKI terpilih. Ini jelas menunjukkan kebesaran seorang pemimpin, ia tidak egois dan kemudian mengambil jarak, sebaliknya malah membantu pesaingnya. Baginya, siapapun yang akan memimpin Jakarta, yang terpenting adalah pencapaian hasil terbaik dan maksimal untuk Jakarta dan segenap warganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun