Saya sedang mengikuti pelatihan dari Kementerian Koperasi & UKM dan diwajibkan untuk tergabung dalam grup yang dibentuk dalam Telegram. Ketika saya mengikuti segala petunjuk saat training maupun saat tidak training, saya memperhatikan pertanyaan yang muncul adalah pertanyaan yang sama dan berulang-ulang. Ini menunjukkan bahwa orang Indonesia tidak bisa berpikir secara sistematis dan lamban daya tangkapnya.
Maka iseng-iseng saya melakukan Google Search mengenai IQ orang Indonesia apakah masuk dalam 10 besar di Asia Tenggara. Hasil yang saya dapat sebagai berikut :
10 negara dengan skor IQ tertinggi di Asia Tenggara (2019) :
1. Singapura ----> rata-rata IQ = 105,89
2. Kamboja ----> rata-rata IQ = 99,75
3. Myanmar ----> rata-rata IQ = 91,18
4. Vietnam ----> rata-rata IQ = 89,53
5. Thailand ----> rata-rata IQ = 88,87
6. Malaysia ----> rata-rata IQ = 87,58
7. Brunei Darussalam ----> rata-rata IQ = 87,58
8. Filipina ----> rata-rata IQ = 81,64
9. Laos ----> rata-rata IQ = 80,99
10. Indonesia ----> rata-rata IQ = 78,49
Oalah, Indonesia hanya pada peringkat 10 dari negara-negara Asia Tenggara dengan rata-rata IQ hanya 78,49. Kalau dari seluruh Asia, Indonesia tidak masuk memiliki IQ yang tinggi. Jepang saja memiliki rata-rata IQ 106,48.
Maka dapat dipahami mengapa pertanyaan yang sama selalu ditanya berulang-ulang, walaupun mungkin terlambat bergabung atau alasan lainnya. Inipun saya perhatikan kalau saya berkunjung ke perpustakaan, pola literasi yang masih digunakan pelajar maupun mahasiswa adalah masih metoda menghapal. Perlu disadari, otak manusia itu dapat diibaratkan dengan memori komputer atau memori hape. Jika hape atau komputer terus menerus diunggah dengan aplikasi yang belum tentu ada manfaatnya, maka akibatnya memori komputer atau hape akan lambat bekerjanya bahkan tidak bisa mengerjakan tugas yang ingin kita kerjakan.
Mulai sekarang, yuk, kalau membaca artikel atau membaca buku, baca satu paragraf dulu dan ambilnya inti dari paragraf tersebut. Bila perlu, tuliskan setiap inti paragraf yang kita pahami. Hindari untuk menghapal yang kita baca. Sayangi otak kita yang menyimpan semua memori. Masih banyak masalah dalam hidup ini yang harus diselesaikan otak yang segar.
Jadi, sebelum ikut-ikutan menyatakan "Sayangi Bumi", nyatakanlah "Sayangi Diri Sendiri Dulu". Jaga kesehatan bukan hanya dengan menjaga kebersihan secara fisik. Otak juga perlu di jaga agar tetap segar dan jernih berpikir. Manfaat waktu tidur setiap hari 8 jam atau bisa di bagi 2 jam disiang hari kemudian di malam hari cukup tidur 6 jam saja. Ini diutamakan untuk mereka yang masih dalam usia produktif ya.
Semangat membaca dari buku atau jurnal lebih baik daripada membaca dari e-book sebab membaca dari e-book ada potensi gangguan radiasi dari sinar hape maupun sinar komputer. Dan juga biasakan membaca buku dalam kondisi duduk di kursi dengan meja. Hindari membaca buku sambil tiduran. Disiplin diri itu sangat bermanfaat untuk kebaikan diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H