Mohon tunggu...
Debagus Subagja
Debagus Subagja Mohon Tunggu... Administrasi - mahasiswa

hanya orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Hajar Aswad, Sebuah Batu dari Surga

17 September 2017   15:33 Diperbarui: 17 September 2017   15:43 2067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hadist sahih riwayat imam bathaqie dan ibnu abas RA, Bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Allah akan membangkitkan Al-Hajar (Hajar Aswad) pada hari kiamat. Ia dapat melihat dan dapat berkata. Ia akan menjadi saksi terhadap orang yang pernah memegangnya dengan ikhlas dan benar. "

yah itulah salah satu hadist yang menjelaskan tentang Hajar Aswad. Pada mulanya Hajar Aswad berwarna lebih putih susu dan berkilat memancarkan sinar yang cemerlang namun karena dosa anak cucu Adam lah yang menjadikannya menjadi hitam (sabda Rasulullah SAW, Jami'al-Tirmidzi al-Hajj).. Hajar Aswad kini berwarna hitam, mengkilap, serta licin disebabkan karena sudah disentuh-sentuh dan dikecup oleh banyak orang yang mengunjungi Ka'bah dari miliayar tahun yang lalu sampai sekarang ini.

ka'bah / pxhere.com
ka'bah / pxhere.com
Diceritakan dari berbagai sumber bahwa Hajar Aswad berasal dari jamannya Nabi Ibrahim a.s dan putranya, Nabi Ismail a.s. Pada awalnya, Ka'bah dibangun oleh Nabi Ibrahim a.s beserta putranya dari tumpukan bebatuan, ketika ka'bah sudah selesai, Nabi Ibrahim a.s merasa kekurangan satu batu. Kemudian. Nabi Ibrahim a.s menyuruh putranya, Nabi Ismail a.s, untuk mencari satu batu lagi yang batu tersebut akan dijadikan sebagai penanda bagi manusia.

Nabi Ismail a.s kemudian mencari batu tersebut dari bukit ke bukit. Pada suatu bukit ketika Nabi Ismail a.s mencari untuk sebuah batu datanglah malaikat Jibril yang membawa sebuah batu. Batu tersebut sangatlah cantik, berwarna lebih putih dari pada susu serta berkilat memancarkan sinar yang cemerlang. Melihat itu, Nabi Ismail sangat senang, Beliau kemudian membawa batu tersebut dan menunjukannya kepada ayahnya, Nabi Ibrahim a.s. Saat pertama kali melihat, Nabi Ibrahim sangat senang dan bertanya "dari mana Kamu mendapatkan batu tersebut?" 

Nabi Ismail menjawab "Aku mendapatkan dari yang tidak memberatkan cucuku maupun cucumu (Jibril). Nabi Ibrahim terus menerus menciumi batu tersebut, diikuti pula dengan puteranya. Setelah dibawanya batu tersebut ke Ka'bah, Nabi Ibrahim a.s tidak langsung meletakan batu itu namun dibawanya batu tersebut berkeliling Ka'bah sebanyak 7 putaran.

tawaf / husna2012.blogspot.com
tawaf / husna2012.blogspot.com
Hajar Aswad bukanlah benda istimewa dan dikeramatkan. Hajar Aswad yang menempel di Ka'bah merupakan tanda dimulai dan berakhirnya arah Tawaf. Potongan batu Hajar Aswad bisa dijumpai di Masjid sultan Ahmed, Masjid Sulaiman.

Melihat, menyentuh, dan mencium Hajar Aswad merupakan salah satu tujuan lain bagi para penjiarah Ka'bah. karena diriwayatkan Abu Hurairah r.a, Rasulullah SAW pernah bersabda, "Bahwa disekitar Hajar Aswad ada 70 Malaikat dan jika seseorang (yang sedang tawaf) berdoa"Ya Allah berilah aku kebaikan didunia dan akhirat dan jauhkan aku dari siksa api neraka. Maka para malaikat itu akan mengamininya."

mencium hajar aswad / brilio.net
mencium hajar aswad / brilio.net
Pernah dilakukan penelitian atas Hajar Aswad. Hasil penelitian menunjukan bahwa Hajar Aswad bukan termasuk bebatuan bumi, melainkan batu langit/luar angksa yang menyerupai meteor. Hajar Aswad memiliki komposisi kimiawi dan mineral tersendiri yang berbeda dari meteor. Penelitian ini menjadikan Richard Burton memeluk islam. Kisahnya ini ia tulis dalam bentuk buku dengan berjudul Rihlah ila Makkah (A Journey to Mecca).

stuktur hajar aswad / hidupsimpel.com
stuktur hajar aswad / hidupsimpel.com
Hajar Aswad merupakan salah satu keajaiban dunia yang patut kita yakini akan kebenarannya. Disamping keistimewaan Hajar Aswad, tetap yang paling utama dan yang diutamakan adalah Allah Subhanahu wa Ta'ala karena hanya Allah Subhanahu wa Ta'ala lah yang bisa memberikan pertolongan dan perlindungan kepada kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun