Judul : Prescription
Pengarang : Anton Tanjung
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Tahun Terbit : 2018
Jumlah Halaman : 160 halaman
Buku berjudul "Prescription" yang ditulis oleh Anton Tanjung berisikan 12 cerita pendek yang menceritakan tentang pengalaman hidupnya sendiri. Dimulai dari kisah cinta pertama nya hingga berhasil menempuh pendidikan kedokteran di salah satu universitas ternama di Indonesia, yaitu Universitas Gajah Mada.
Di awal buku ini, Anton memperkenalkan sedikit tentang dirinya. Anton merupakan anak kedua dari empat bersaudara yang lahir di Pekanbaru pada 21 November. Disebutkan bahwa Anton memiliki banyak panggilan atas namanya. Mulai dari Atek, Tanjung, Njung, Long, Cimeng, dan panggilan lain yang terkesan seperti ejekan di telinga orang lain. Namun, Mama Anton sendiri memanggilnya dengan sebutan "Adek Ganteng".
Di dalam buku ini diceritakan kisah cinta yang Anton alami dengan dua orang perempuan. Perempuan pertama bernama Dinda. Dinda merupakan teman SD Anton terdahulu dan bertemu kembali dengannya pada saat tes masuk SMA di salah satu sekolah. Melihat Dinda yang berparas cantik, Anton memberanikan diri untuk menyapanya dan bertukar nomor. Kemudian, dimulailah pendekatan keduanya hingga akhirnya resmi berpacaran. Hubungan keduanya menuai pro dan kontra di kalangan teman-temannya hingga akhirnya Anton dan Dinda sempat mengalami hubungan putus-nyambung berkali-kali. Pada suatu saat, keduanya kembali bersama tetapi ternyata Dinda masih berhubungan dengan mantannya dan ketahuan berbohong kepada Anton. Semenjak itu, Anton pun benar-benar pergi dari kehidupan Dinda. Perempuan kedua bernama Okta. Okta merupakan sahabat teman Anton, yaitu Lola. Kisah nya dimulai pada saat Anton sudah menjadi mahasiswa kedokteran. Pada awalnya, Anton meminta kontak Okta ke Lola dan mulai melakukan pendekatan. Setelah melalukan usaha pendeketan, hubungan Anton dan Okta semakin dekat. Puncaknya ketika Okta sedang main ke Jakarta dan Anton memberikan kejutan kepadanya. Selapas pemberian kejutan itu, Anton meminta Okta menjadi pacarnya dan Okta pun menerimanya.
Selain kisah cinta Anton, buku ini juga menceritakan tentang berbagai macam peristiwa lucu yang Anton alami sendiri maupun bersama dengan teman-temannya selama menempuh pendidikan di berbagai jenjang. Seperti pada saat SMP, Anton yang sedang mengikuti kegiatan Latihan Dasar Kepempinan OSIS dari sekolahnya di daerah yang menyerupai hutan belantara berencana untuk menakuti anak-anak perempuan dengan teman-temannya pada malam hari. Rencana tersebut memang sukses terjadi, namun setelahnya kedua kakak kelas perempuan Anton mengalami kesurupan. Selanjutnya, setelah Anton dan teman-temannya diangkat menjadi anggota OSIS, sang ketua OSIS bisa dikatakan tidak bertanggung jawab terhadap pekerjaannya sehingga Anton dan anggota OSIS lainnya sepakat untuk melakukan penggantian ketua OSIS. Anton sudah bersemangat untuk ditunjuk menjadi ketua OSIS. Namun sayangnya, Bobby lah yang menjadi ketua OSIS baru dan Anton menjadi Sekretaris OSIS. Kisah lainnya adalah ketika Anton beserta ketiga sahabatnya, Bobby, Hari, dan Rian melakukan praktik sholat jenazah. Keempatnya sudah membuat rencana sebelum melakukan praktik sholat tersebut karena hanya Rian lah yang hafal bacaan sholat jenazah. Sayangnya rencana tersebut tidak berjalan lancar sehingga Anton, Bobby, dan Hari pun harus mengulang praktik sholat jenazah di minggu depan.
Berlanjut ke jenjang SMA, Anton dan ketiga sahabatnya kembali masuk di sekolah yang sama namun berbeda kelas. Pada saat itu, sekolahnya mengharuskan siswa baru untuk mengambil subsi. Anton dan Hari yang sebelumnya bergabung di subsi PALTURA akhirnya bergabung bersama dengan Bobby di subsi PASUS, sedangkan Rian bergabung dengan PNS atau Pelajar Non Subsi. Setelah ketiganya menjalankan bela negara selama lima minggu, tiba lah saatnya pengukuhan. Pada saat pengukuhan itulah ketiga nya dikerjai habis-habisan oleh seniornya. Cerita lainnya adalah pada suatu hari Minggu setelah kegiatan gerak jalan santai, Anton dan ketiga sahabatnya pergi main ke Timezone di salah satu mall Pekanbaru. Saat mereka sedang bermain, dari kejauhan ada sekelompok orang dengan wajah sangar yang memerhatikan mereka. Ternyata orang-orang tersebut melakukan pemalakan uang kepada Anton dan sahabat-sahabatnya. Beruntungnya security datang dan mengusir preman tersebut yang hanya berhasil membawa tujuh ratus perak di tangannya.
Masuk ke masa menjadi mahasiswa kedokteran bagi seorang Anton bukanlah hal yang mudah untuk dijalani. Pada saat itu Anton sedang sibuk menghadapi ujian OSCE yang merupakan ujian praktek tahun pertama kuliah nya. Namun, persiapannya untuk ujian tersebut kurang matang dan menyebabkan suatu kejadian di stase sebelas yang tidak akan ia lupakan, yaitu ketika diminta untuk menyebutkan diagnosis banding dari kejang demam. Selanjutnya, ditengah sibuknya jadwal koas yang padat, Anton mendapat libur panjang selama dua minggu dan memilih berlibur bersama teman-temannya ke negara Jepang. Setelah mengurus segala macam hal yang dibutuhkan untuk pergi ke Jepang, salah satu teman Anton yaitu Yoyo tidak dapat ikut bersama Anton, Memed, Sisil, dan Rara pergi ke Jepang karena harus mengunjungi ayahnya yang sakit. Setibanya di Jepang, ada banyak kejadian tak terduga yang terjadi mulai dari ketika ingin makan Mie Ramen Ichiran yang mengharuskan mereka mengantri selama setengah jam, hingga adanya satu peraturan tak biasa di onsen (pemandian air panas ala orang Jepang) yang membuat Anton terkejut.
Selanjutnya, di dalam buku ini Anton juga tidak lupa untuk menceritakan masa kecil nya bersama keluarga serta kisahnya hingga bisa berakhir di pendidikan kedokteran Universitas Gajah Mada. Saat Anton berusia lima tahun, Anton baru saja dibelikan sepeda oleh Papa nya. Chaca, kakak Anton yang saat itu berusia sembilan tahun mengajaknya untuk keliling kompleks. Awalnya Anton menolak, namun setelah dirayu Chaca jika ia akan diajak ke toko serba ada di kompleks, Anton pun mengiyakannya. Chaca menitipkan uang seratus ribu di celana pendek Anton untuk membayar jajanan mereka nanti. Sayangnya saat akan membayar, uang tersebut hilang. Karena takut dimarahi oleh Mama dan Papa nya, Chaca pun mengajak Anton untuk kabur dari rumah dan menginap di kandang ayam samping rumah mereka. Kemudian pada suatu hari, Anton merindukan almarhumah Nek Anis, nenek dari pihak mama nya. Anton sangat dekat dengan Nek Anis karena sejak kecil Nek Anis lah yang mengurus Anton. Bahkan Nek Anis pernah membelikannya celengan dan jam tidur ketika Anton iri dengan Cacha yang saat itu dibelikan celengan lucu oleh Mama nya. Nek Anis juga berpesan kepada Anton agar saat dewasa harus bisa menjadi dokter agar dapat mengobatinya jika sakit.
Sejak kecil, Anton memang bercita-cita untuk menjadi seorang dokter sesuai dengan pesan dari mendiang Nek Anis. Tetapi, tiba-tiba saja Anton merubah cita-citanya. Jika sebelumnya ia ingin menjadi dokter, pada saat kelas tiga SMA ia ingin menjadi insinyur seperti Papa nya. Setelah seminggu lulus SMA, Anton beserta dua temannya, yaitu Hari dan Tama memutuskan untuk ikut les intensif di Bandung sebagai persiapan untuk masuk ke perguruan tinggi. Karena setiap hari berada di lingkungan ITB (Institut Teknologi Bandung), Anton pun berkeinginan untuk masuk ITB. Anton bahkan sempat berbohong ke Papa nya ketika ditanya mengenai kepastian fakultas dan universitas mana yang ingin ia ambil. Anton yang seharusnya menjawab jujur bahwa ia akan masuk ke ITB, malah menjawab akan masuk ke Fakultas Kedokteran UGM serta UI. Sayangnya keinginan Anton untuk menjadi calon insinyur pupus, ia tidak lulus di ujian saringan masuk ITB. Setelah itu, akhirnya Anton mencoba untuk ikut tes Fakultas Kedokteran di UGM (Universitas Gajah Mada) dan hasilnya ia diterima di fakultas impiannya sejak kecil, yaitu Fakultas Kedokteran UGM.
Kelebihan dari buku ini ialah penulis menggunakan menggunakan gaya bahasa sehari-hari sehingga cerita mudah untuk dipahami. Diselipkan juga beberapa ilustrasi komik pada setiap bab nya sehingga tidak membuat bosan untuk dibaca. Di dalam buku ini juga ada banyak pesan motivasi tersirat yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca melalui kisah pengalaman hidup nya.
Selain kelebihan, buku ini juga memiliki sedikit kekurangan. Kekurangan buku ini ialah alur cerita nya yang maju mundur membuat pembaca kebingungan mengenai latar waktu yang sedang terjadi pada bab tertentu.
Buku "Prescription" ini cocok dibaca untuk segala umur terutama mereka yang sedang dalam jenjang sekolah menengah hingga kuliah karena buku ini berisikan kumpulan cerita pengalaman hidup yang dikemas secara jenaka namun sarat akan berbagai macam pesan yang bisa dijadikan suatu motivasi hidup dalam meraih cita-cita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H