...kalo ada yang tanya, sejak kapan kamu suka traveling? bisa saya jawab, sejak orok hahahaha tetapi faktanya saya baru bisa moving sejak saya punya pendapatan dan tentunya keberanian, tanpa itu mustahil. Namun, dalam setiap pengembaraan saya, alhamdulillah saya selalu pulang dalam keadaan sehat walafiat, meski selalu pergi sendiri alias solobackpacking. Paling banter badan remuk dan musti minum jamu, pijit, selesai, dan itu normal. Namun pernah, habis pulang backpacker dari luar negeri saya tidur mulu, ada kali hampir dua minggu, mungkin belum terbiasa pergi jauh dan dalam tempo yang panjang.
Setelah hampir 4 tahun mengeluti dunia per-traveling-an saya bisa katakan bahwa traveling bukan tentang seberapa banyak foto yang kamu ambil, kamu bidik dan kamu rekam dan lalu kamu pamerin, bukan itu, pamer boleh tetapi lebih pada tematik atau memorable atau memberi inspirasi bagi yang lain, pastikan selalu memberi manfaat untuk orang lain, meski setetes embun di pagi hari (halah).
Traveling sejatinya adalah memahami lingkungan baru, dari semua panca indera, terasing dan baru, "same but not similar"baik dari segi kuliner, fashion, ramah tamah, kebiasaan, keberagaman dll. Jadi ada baiknya spend time dengan waktu yang panjang to know each others, jika ingin betul memahami, bukan sekedar jalan, having fun dan lalu cekrak-cekrek tanpa bersentuhan atau bersingungan dengan warga lokal.
Memahami setiap jengkal langkah, tidak harus ketempat yang familiar, karena sudah banyak orang bercerita, yang terjadi hanya pengulangan, kalaupun sekedar ingin tahu boleh nak pergi kesana cuma ingin memastikan benar kah? memastikan cerita orang tadi. Atau untuk kali pertama.
...Justru pergilah ketempat yang baru atau asing atau bahkan antah berantah. Misal orang lebih memilih ke kawasan padat bule di Khasoan Road, kamu pilih ke Samsen Soi. Atau orang lebih memilih ke Legian, Bali, kamu ke Ubud. Damai!
Tapi semua balik lagi ke individu masing-masing, tergantung misi dan tujuan. Ada tipe yang seneng ke lokasi yang hits, instagramable, ada pula yang menepi jauh dari keramaian, ada pula tipe yang tidak perlu itinerary fix jika belum pasti atau pergi sendiri, karena tujuan bisa berubah dan perkiraan cuaca pun bisa berubah, kadang mendukung kadang harus kita cancel.
Jika kamu ingin memahami seperti apa dirimu, alangkah baiknya cobain solobackpacking, kamu akan merasakan berhari-hari berdialog dengan batin sendiri, merangkai dan mengatur strategi, terjadi dialog batin antara penolakan dan persetujuan, ada perdebatan antara kaki dan pikiran, antara hati dan dalemnya isi dompetmu. Semua campur aduk tetapi yakin puas dan menyenangkan jika kamu betul-betul memahami. Tapi tidak semua orang punya jiwa atau mental yang kuat saat solobackpaging hehe... so gausah dipaksain :D Â
Pada akhirnya tanpa moving atau bergerak, bukan traveling istilahnya.
And the last,saya tidak bermaksud meracuni pikiran Anda semua, saya hanya berupaya menyodorkan satu prespektif baru, jika sesuai passion kamu, ambil, jika tidak ya minimal menambah wawasan kamu, semoga ;) ...karena passion tidak bisa diperdebatkan.
Sekian, semoga bermanfaat...
Aya