Mohon tunggu...
Deasy Pebriyanti
Deasy Pebriyanti Mohon Tunggu... Guru - Guru sekolah dasar.

Bersyukurnya saya bisa menjadi seorang istri dari suami yang luar biasa dan alhamdulillah mempunyai tiga orang anak yang insya Allah sholih sholihah. Menulis bagi saya adalah salah satu cara untuk merekam kisah yang penuh rasa dan sarat makna. Meski saya masih pemula..tapi bismillah..insya Allah saya bisa. Semangat wahai jiwa!

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tetanggaku Baik Hati

31 Maret 2023   04:59 Diperbarui: 31 Maret 2023   04:58 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: rumaysho.com

Bismillah.  Bentuk rezeki yang Allah berikan kepada kita tentu bukan hanya dalam bentuk materi (uang atau harta benda).  Namun salah satunya adalah mempunyai tetangga yang baik.  Tetangga adalah keluarga kedua.  Orang terdekat kita.  Tempat tinggalnya berdekatan dengan rumah yang kita huni.  Hampir setiap hari bertemu.  Karena itu, berusahalah kita untuk selalu bersikap santun kepada mereka.

Alhamdulillah, rezeki mempunyai tetangga yang baik juga aku dapati. Sudah 15 tahun tinggal di komplek yang lingkungannya islami.  Antar tetangga saling menjaga dan peduli.  Jika ada kegiatan kami berpartisipasi.  Jika ada yang sakit, lahiran, dan sedang berduka kami sambangi.  Terhadap warga sekitar juga kami bisa berbagi.  Semua tentu atas izin Allah Yang Maha Pengasih.

Mama Alfi, seorang ibu yang memiliki empat orang anak.  Enerjik, ramah, dan pandai memasak.  Beliau adalah tetanggaku yang berada di ujung gang.  Bagiku, mama Alfi adalah pahlawan keluarga, penyelamat perut bangsa.  Lah..kok gitu? heheee.  Beliau suka memasak  untuk kami, tetangganya yang punya kesibukan di luar rumah.  Termasuk membantuku ketika tidak sempat membuat lauk.  Aku sering pesan masakan ke mama Alfi.   Istilahnya katering rumahan.

Masakan mama Alfi mirip dengan masakanku.  Baik tampilan ataupun rasanya.  Jadi nyaman di lidah keluargaku.  Harga juga tidak mahal.  Alhamdulillah, aku sudah berlangganan katering sejak tahun lalu.  Saat hari libur (tidak bekerja di luar) aku masak sendiri untuk keluarga.  Jadi tidak selalu katering.  Sebagai perempuan yang juga senang memasak tentu aku kangen dong bikin masakan sendiri buat orang-orang terkasih.  Hihii.

8 Ramadhan 1444 H, sore hari.  "Assalamualaikum, pakeeet.." terdengar suara nyaring di luar rumah.  Suara laki-laki.  Aku dan suami berpandangan.  "Paket? siapa yang pesan paket bun?" tanya suamiku.  "Ngga tau ya Yah.  Bunda ngga pesan apa-apa deh di toko online" sahutku.  Bergegas suamiku ke luar rumah untuk menghampiri orang yang kami kira kurir paket itu.  

Suamiku terkejut.  "Ya ampun..ternyata papa Alfi toh.  Kirain beneran kurir nganter paket" ujar suamiku.  Papanya Alfi tertawa sambil berkata "Iya pak..sengaja saya.  Kan kalau saya teriak pakeeet pasti orang rumah langsung ke luar.  Hahahaa."  "Iya juga sih, bisa aja nih papa Alfi" sambung suamiku.  "Ini pak katering pesanan ibu" papa Alfi menyodorkan bungkusan lauk ke suamiku.  "Terima kasih ya pak" ujar suamiku.  Aku yang melihat kejadian itu dari dalam rumah ikut tertawa.  Ada-ada saja papanya Alfi.  Unik juga caranya.  Hehee.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun