Mohon tunggu...
Deasy Maria
Deasy Maria Mohon Tunggu... karyawan swasta -

kosong\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pemenuhan Pendidikan di Daerah Terdepan, Terpencil dan Tertinggal

4 April 2014   13:12 Diperbarui: 4 April 2017   17:02 5321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemajuan Pembangunan Infrastruktur  Kominfo

Sesuai dengan Siaran Pers Tentang Laporan Akhir Tahun 2013 Kementerian Kominfo (27/12/2013), disebutkan bahwa sampai dengan Desember 2013 Kementerian Kominfo telah membangun:


  1. Sebanyak 32.208 SSL (Satuan Sambungan Layanan) untuk desa di wilayah non komersial atau di wilayah yang terletak jauh dari wilayah ibukota yang dilayani akses telekomunikasi atau dari sejumlah 33.184 desa (dari total 72.800 desa di Indonesia).
  2. Sebanyak 1.857 Mobile-Pusat Layanan Internet Kecamatan (M-PLIK), sebanyak 5.956 Pembangunan Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) dan sebanyak 1.222 PLIK di pusat-pusat atau sentra produktif.
  3. Sebanyak 1.330 SLL yang merupakan upgrading Desa Dering Menjadi Desa Pinter. Desa dering adalah istilah untuk memberikan sambungan telepon kepada desa-desa yang hingga kini tidak tersentuh oleh sarana komunikasi sedangkan Desa Pintar adalah program desa yang dapat mengakses internet untuk kepentingan pengetahuan dan pembangunan.
  4. Terkait dengan percepatan pembangunan akses internet di pelosok tanah air, telah dibangun juga National Internet Exchange (NIX)  di 33 provinsi. NIX  yaitu merupakan tempat terhubungnya berbagai ISP (Internet Services Provider) maupun penyedia konten dapat saling bertukar data sehingga sambungan internet yang ada di Indonesia tidak harus berputar-putar melalui jalur yang ada di luar negeri dulu, baru kembali lagi ke Indonesia.
  5. International Internet Echange (IIX) di 4 provinsi. IIX yaitu program internet dimana menjadi tempat pertukaran trafik internet dengan source (berasal) dan destination (tujuan) dari international ke local dan sebaliknya.
  6. 533 PoP sebagai wujud penyediaan jasa akses publik layanan internet WIFI Kabupaten. POP (Point of Presence) adalah titik interkoneksi antara fasilitas komunikasi yang disediakan oleh perusahaan telepon dan fasilitas utama pendistribusian.  Semacam stasiun relay atau repeater untuk memperluas jangkauan suatu ISP, dengan menambah titik akses di daerah tertentu, titik akses ini disebut dengan POP berfungsi untuk meneruskan layanan ISP ke pelanggan yang letaknya lebih jauh, namun masih dengan sistem pencatatan atau administrasi yang terpusat pada titik akses utama ISP tersebut.
  7. Membangunan 287 Base Transceiver Station (BTS) sebagai wujud penyediaan jasa akses telekomunikasi dan informatika di daerah perbatasan dan pulau terluar (Telinfo-Tuntas).
  8. Untuk implementasi migrasi sistem penyiaran dari analog ke digital terhadap populasi telah mencapai 27% dari jumlah populasi.
  9. Jumlah desa informasi yang sudah dibangun sebanyak 350 desa (dengan catatan belum dengan radio komunitas). Desa informasi   merupakan  gabungan  dari  5 program yakni  Desa Berdering (telepon ) masuk desa,  Internet  masuk Desa, Radio Komunitas, Televisi masuk desa dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM)

Terlepas dari M-PLIK dan PLIK yang masih dievaluasi - tentu saja ke depan diharapkan dapat dioptimalkan dan tidak membiarkan yang telah dibangun terbengkalai seperti beberapa laporan langsung di lapangan -  Ternyata sudah banyak program yang dilaksanakan oleh kominfo dengan banyak istilah program atau proyek yang mirip namun tak sama dan mungkin membingungkan masyarakat.

Dengan ketersediaan infrastruktur yang dibangun oleh kominfo tersebut, yang juga sebagian besar dibiayai dengan dana USO (Universal Service Obligation) atau KPU (dana Kewajiban Pelayanan Umum). Pungutan dana USO sesuai Permenkominfo No.5/PER/M.KOMINFO/2/2007 ditetapkan sebesar 1,25% dari pendapatan kotor perusahaan operator telekomunikasi.  Seharusnya dapat dikembangkan untuk mendukung program pendidikan untuk daerah 3T yang disebutkan di atas.

Pemanfaatan Internet Usia Sekolah

Melengkapi Indonesia Internet Users Survey, oleh MarkPlus Insight yang di publikasi melalui majalah Marketeers edisi November 2013, yang menyebutkan jumlah pengguna internet indonesia telah mencapai 74,57 juta.

Data baru, sesuai siaran Pers Tentang Riset Kominfo dan UNICEF Mengenai Perilaku Anak dan Remaja Dalam Menggunakan Internet (18/02/2014). Studi ini didanai oleh UNICEF dan dilaksanakan oleh Kementerian Kominfo. Dengan menelusur aktivitas online dari sampel anak dan remaja usia 10-19 (sebanyak 400 responden) yang tersebar di seluruh negeri dan mewakili wilayah perkotaan dan perdesaan, disebutkan


  1. Di propinsi Lampung terdapat 47 responden telah mengenal internet sedangkan 21 tidak pernah penggunakan internet.
  2. Di provinsi NTT, terdapat 25 responden telah mengenal internet sedangkan 16 lagi tidak
  3. Di provinsi Kalimantan Tengah, terdapat 10 anak telah mengenal internet sedangkan 9 lagi tidak
  4. Di provinsi Sulawesi Tenggara, terdapat 13 responden telah mengenal internet sedangkan 9 lagi tidak
  5. Di provinsi Maluku, terdapat 3 responden telah mengenal internet sedangkan 7 lagi tidak
  6. Di provinsi Papua Barat, terdapat 2 responden telah mengenal internet sedangkan 5 lagi tidak
  7. 87% responden yang mengaku tidak pernah menggunakan internet tinggalnya di kabupaten/kota, sedangkan sisanya tinggalnya di ibu kota propinsi
  8. 23% responden yang mengaku tidak pernah menggunakan internet karena di daerah mereka tidak ada akses internet
  9. 34% responden yang sama, mengaku tidak pernah memiliki akses ke komputer (yang berarti di rumah maupun di sekolah)
  10. 45% responden yang mengaku tidak pernah menggunakan internet  berusia 12 -13 tahun

Walau hasil survei tersebut memberikan masukan terhadap bahaya pemanfaatan internet di kalangan anak-anak, data juga menunjukan bahwa di wilayah tertentu di Indonesia ternyata belum mengenal internet. Hal ini menjadi catatan penting tentunya, sebagai bahan evaluasi kominfo dalam membangun infrastruktur yang berkelanjutan. Sekaligus sebagai kajian, kemendikbud untuk melihat sejauh mana pemerataan pendidikan di wilayah-wilayah terpencil dan tertinggal dalam pemanfaatan TIK sebagai sarana pembelajaran jarak jauh.

ICT Development Index (IDI)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun