Mohon tunggu...
Dea Syahla
Dea Syahla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Akuntansi S1 Universitas Negeri Semarang

Saya memiliki hobi dalam bidang kepenulisan dan olahraga memanah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nike: Strategi Mujur di Tengah Momentum

26 September 2024   15:49 Diperbarui: 26 September 2024   15:51 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dominasi Nike dalam industry pakaian dan sepatu olahraga sudah tidak diragukan lagi. Sebagai merk olahraga paling populer selama bertahun-tahun, tidak serta merta membuat Nike puas dan berdiam diri. Eksplorasi dan inovasi yang cerdas disinyalir menjadi kunci kesuksesan Nike yang luar biasa dalam pasar global. 

Salah satu hal yang paling menonjol dari Nike adalah segudang inovasi dan strateginya yang selalu berhasil menarik perhatian. Tidak hanya bersaing dalam kualitas, Nike juga pintar dalam memainkan strategi dan menjual cerita pada berbagai momentum yang membuat produknya semakin meledak. 

Perusahaan raksasa yang didirikan tahun 1964 oleh atlet sekaligus pengusaha Phillip Knight ini sedari awal telah menunjukkan strategi cerdasnya dengan mengagas impor sepatu lari dari Jepang dengan biaya yang lebih murah untuk bersaing dengan Adidas dan Puma. Logo khas "swoosh" dan slogan kampanye "Just Do It" yang sangat melekat pada Nike, menjadi ciri khas yang dikenali oleh semua kalangan. Meskipun tidak selalu mujur dan pernah mengalami penurunan pangsa pasar pada 1987 tidak membuat Nike goyah dan malah terlahir kembali dengan kampanye "Just Do It" yang menarik banyak atensi. Dari kesuksesan Nike ini yang paling menarik atensi publik adalah strategi mujurnya dalam memanfaatkan momentum. Berikut adalah strategi mujur Nike yang menjadi kunci kesuksesannya

Pintar Melihat Celah

Pada tahun-tahun pertamanya, Nike hanya memiliki sedikit modal yang tidak bisa digunakan untuk mendirikan pabrik maupun mempekerjakan karyawan. Untuk mengatasi hal ini, Knight mengagas ide untuk mengimpor sepatu lari dari Jepang dengan harga yang jauh lebih murah. Dengan permodalan yang sedikit membuat Nike juga tidak bisa membuat iklan untuk mempromosikan produknya, Nike kemudian hanya menggunakan image dari atlet terkenal untuk menarik minat konsumen. Knight mulai menjual sepatu dengan cara berkeliling stadion atletik, barulah pada tahun 1980-an Nike berkembang sangat pesat dan meraup keuntungan yang sangat besar. Namun, setelah munculnya kompetitor seperti Reebok yang mampu menjual sepatu dalam jumlah yang lebih banyak membuat pangsa pasar Nike menurun drastis. Tidak tinggal diam Nike melakukan kampanye "Just Do It" yang menggambarkan semangat dan keberanian dan berhasil mengambil pangsa pasar yang hilang.

Memanfaatkan Momentum

Nike berfokus pada dunia olahraga dan menggunakan nama atlet sebagai penarik konsumennya. Dalam memasarkan produknya, Nike bekerjasama dengan atlet, tim olahraga, dan tokoh ternama yang sesuai dengan citra produknya. Nike bekerjasama dengan tokoh-tokoh ternama dan membuat produk khusus untuk mereka yang kemudian dikomersialkan. "Air Jordan" misalnya, ini adalah produk seri khusus yang dibuat untuk atlet ternama Michael Jordan. Pengambilan nama sang atlet pada produk Nike ini membuat kenaikan pangsa pasar yang signifikan. Ditambah lagi, Kerjasama dengan atlet basket terkenal ini dilakukan saat nama sang atlet sedang naik-naiknya dan olahraga basket sedang sangat diminati, hal ini yang membuat para konsumen tertarik dan berbondong-bondong untuk membeli produk tersebut. Selain dengan Michael Jordan, Nike juga bekerjasama dengan beberapa atlet ternama lainnya seperti Bruno Fernandes, Kevin De Bruyne, Erling Haaland, Kylian Mbappe, hingga Christiano Ronaldo. Selain itu, Nike juga aktif dalam komunitas masyarakat dan terkenal sebagai produk yang perduli terhadap isu sosial dan berkolaborasi dengan lebih dari 60 organisasi sosial. Hal ini, membuat Nike makin mencuri perhatian masyarakat.

Target Pasar yang Jelas

Nike memiliki target pasar untuk konsumen berusia 15-45 tahun yang masih produktif dan banyak beraktivitas. Hal ini, membuat citra Nike sesuai dengan target pasarnya yaitu slogan "Just Do It" yang menggambarkan semangat dan keberanian. Meskipun pada awalnya Nike hanya berfokus pada konsumen pria, namun seiring dengan berkembangnya waktu saat ini Nike juga sudah menyiapkan strategi dalam menggaet konsumen Wanita.

Promosi dengan Pendekatan Emosional

Nike terkenal dengan iklannya yang berfokus pada pesan moral daripada fokus menonjolkan produknya. Hal ini, yang membuat Nike menarik dan memiliki kedekatan emosional dengan konsumennya. Selain itu, slogan "Just Do It" juga menggambarkan inspirasi dan motivasi bagi para audiensnya untuk selalu bersemangat dan berani dalam menghadapi segala tantangan. Poin penting dari pendekatan emosional Nike ini ada pada keikutsertaannya dalam kegaiatan sosial dan peran Nike dalam memberikan dukungan terhadap isu Human Rights, Feminisme, dan isu sosial lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun