Mohon tunggu...
Deassy M Destiani
Deassy M Destiani Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Magister Psikologi, Pendidik, Ibu Rumah Tangga, Pebisnis Rumahan

Seorang Ibu dua anak yang suka berbagi cerita lewat tulisan..

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kisah Anak Berprestasi yang Bunuh Orang Tuanya Sendiri

7 Desember 2024   12:06 Diperbarui: 7 Desember 2024   12:06 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Banner Film What Jennifer Did (Sumber https://m.imdb.com/title/tt31747163/mediaviewer/rm4287003393/?ref_=ext_shr_lnk)

Puncaknya adalah Jennifer mulai berbohong tentang nilai yang dia dapatkan di sekolah. Prestasinya yang menurun tidak dijelaskan pada orang tuanya. Bahkan dia membohongi orang tuanya dengan rapot palsu menggunakan photoshop dengan nilai yang fantastis di dalamnya. Nilai rapot yang harusnya mendapat B, dia ganti menjadi A semua. Hal ini dia lakukan karena tidak mau dimarahi ibunya. Buat ibunya nilai B itu adalah aib, sehingga nilai itu harus A.

Setelah lulus SMA, orangtuanya meminta Jennifer masuk ke kedokteran. Hanya saja Jennifer tidak mau karena merasa tidak mampu. Akhirnya orangtuanya meminta masuk ke jurusan farmasi di Ryerson University Toronto. Faktanya, Jennifer selama 4 tahun tidak pernah berkuliah disana.

 Dia hanya pergi ke kota itu diantar ayahnya,  tapi tidak benar-benar kuliah disana. Jennifer hanya masuk ke perpustakaan lalu pulang. Dia bahkan membuat ijasah palsu dari kampus tersebut dan ibunya percaya bahwa dia lulus dengan nilai terbaik.

Jauh di lubuk hatinya, Jennifer ternyata masih menyimpan cinta untuk Daniel Wong. Suatu hari Jennifer kedapatan masih telpon dan berkirim teks dengan Daniel. Orang tuanya murka dan semakin memberlakukan aturan ketat kepada putrinya yang telah dewasa itu. Segala bentuk komunikasi dan kebebasan pribadi, termasuk penggunaan telepon seluler dan komputer, dilarang.  Bahkan, pergerakan mobilnya pun diawasi melalui odometer.

Jennifer yang merasa kesepian dan putus asa dipertemukan dengan Andrew Montemayor, seorang teman lama dari masa sekolah dasar, dan mulai merenungkan cara untuk melepaskan diri dari belenggu tekanan yang dirasakannya. Menurutnya, ayahnya yang otoriter  adalah penghambat dia untuk menjalin kasih kembali dengan Daniel.

Jennifer dan Montemayor, bersama dengan teman sekamar Montemayor, Ricardo Duncan, mulai menyusun rencana yang pada awalnya hanya dimaksudkan sebagai "pelajaran" bagi orangtuanya yang dianggap terlalu mengekang.Ternyata "pelajaran" itu tidak jadi mereka lakukan karena Montemayor tidak mau mengambil resiko. Akhirnya hubungan Jennifer  dengan Montemayor berakhir. 

Jennifer kembali mendekati Daniel, dan bersama-sama mereka mempertimbangkan untuk menyewa orang yang bisa memberikan 'pelajaran' kepada orangtuanya. 

Dalam skema yang semakin rumit, Daniel memberikan Jennifer sebuah ponsel baru dan menghubungkannya dengan Lenford "Homeboy" Crawford, yang menuntut pembayaran sebesar 10 ribu dolar Kanada untuk tugas yang pada awalnya tidak jelas.

Tanpa disadari, rencana tersebut berkembang menjadi plot pembunuhan yang mengerikan. Pada suatu malam di bulan November tahun 2010, sekitar pukul 21.30, Crawford bersama dengan Mylvaganam dan Eric Carty, memasuki rumah keluarga Pan. Mereka datang bersenjata dan siap untuk melaksanakan rencana yang telah disusun. Jennifer membukakan pintu depan sehingga teman-temannya itu bisa leluasa masuk rumahnya sementara dia menunggu di kamarnya seolah tak tahu apa-apa.

Ayahnya ditembak dua kali, termasuk di wajah, sementara Ibunya ditembak tiga kali di kepala dan meninggal di tempat. Sesaat sebelum tewas, ibunya sempat berteriak. "Jangan sakiti anakku."  Sangat tragis padahal yang merencanakan semua itu adalah anak kandungnya sendiri.

Awalnya polisi kebingungan mencari motif dari pelaku penembakan misterius itu. Secara ajaib, Hann sang ayah  berhasil selamat dan mengingat setiap detail dari peristiwa tragis yang hampir merenggut nyawanya. Hann kemudian menceritakan bahwa Jennifer ada di tempat kejadian dan berbicara dengan pelaku penembakan seolah sudah akrab dan dekat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun